Kebijakan Grab Tidak Rasional, Ribuan Pengemudi Berunjuk Rasa

Senin, 30 Juli 2018 - 23:33 WIB
Kebijakan Grab Tidak...
Kebijakan Grab Tidak Rasional, Ribuan Pengemudi Berunjuk Rasa
A A A
JAKARTA - Kebijakan Grab Indonesia menuai kecaman mitra. Ribuan mitra pengemudi Grab Bike (roda dua) di Yogyakarta melakukan demo atau unjuk rasa (aksi 307) seiring pemberlakuan kebijakan baru yang dirasa menyulitkan.

Wakil Ketua Paguyuban Posko Grab Daerah Istimewa Yogyakarta, Daniel Yudhistira menganggap kebijakan baru Grab merugikan. Kebijakan dimaksud terkait insentif driver yang dinilai tidak rasional.

"Sekarang ini aturannya harus ada 8 orderan dulu baru bisa dapat bonus Rp15.000. Padahal sebelumnya tidak demikian," jelas Daniel saat melakukan aksi di Lapangan Denggung, Sleman, Senin (30/07/2018).

Sebelumnya, aturan GRAB menetapkan setiap kali driver mendapat 7 orderan penumpang, maka mereka akan mendapatkan bonus sebesar Rp25.000 sehari.

Daniel juga meminta tarif per kilometer (km)nya dinaikkan. Saat ini, tarif yang ditetapkan adalah Rp1.600 per km dan itu belum dipotong bagian perusahaan sebesar 25%.

"Kalau bisa tarifnya minimal Rp2.000 per km. Kami ini juga butuh bensin dan makan untuk hari-hari," keluh Daniel dalam keterangan yang diterima SINDOnews di Jakarta, Senin (30/7/2018).

Aksi berlangsung damai dan Daniel meminta respon dari GRAB secepatnya untuk memenuhi segala permintaan itu. "Jika belum ada respon, akan kami lakukan aksi lanjutan," ucapnya.

Dengan adanya aksi 307 itu, ribuan pengemudi Grab Bike melakukan off ride (tidak beroperasi). "Hidup di jalan untuk mendapatkan nilai segitu cukup berat bagi kami karena masih dipotong 25%. Karenanya kami mengadakan aksi 307 ini," paparnya.

Sugeng, salah satu peserta aksi mengatakan kebijakan baru Grab akan mempersulit keadaan. Semakin sulit karena masih ada program promo.

"Satu orderan itu satu poin. Bisa 10 poin itu dari pagi sampai malam nariknya. Untuk tarif juga sangat rendah. Belum nanti para pengguna menggunakan promo, bisa tambah sulit," keluhnya.

Insentif terpangkas separuh dari biasanya. "Sejak hari ini turun. Turunnya separuh. Kalau bisa insentif disesuaikan, jangan tahu-tahu turun dengan cepat sekali," kata dia.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0843 seconds (0.1#10.140)