Lawan Dominasi China, AS Kucurkan Investasi USD113 Juta di Asia

Selasa, 31 Juli 2018 - 23:09 WIB
Lawan Dominasi China,...
Lawan Dominasi China, AS Kucurkan Investasi USD113 Juta di Asia
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) siap menghabiskan investasi mencapai USD113 juta untuk ekonomi digital, energi dan infrastruktur di Asia sebagai sebuah langkah yang dinilai untuk melawan pengaruh China yang semakin besar di wilayah Asia. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memberikan janji sambil menguraikan strategi ekonomi 'Indo-Pasifik' kepada para pemimpin bisnis di Washington.

Dilansir BBC, Selasa (31/7/2018) dia mengatakan AS yakin pada kemitraan strategis bukan ketergantungan strategis. Pernyataan ini mencuat ketika AS dan China saling berhadapan dalam perang perdagangan. Strategi Trump disebutkan dengan membangun pengaruh secara regional yang diidentifikasi sebagai "Indo-Pasifik", yang mencakup pantai barat AS, negara-negara Asia Tenggara dan India.

Kebijakan Negeri Paman Sam -julukan AS- dinilai sebagai respons terhadap rencana China yang ingin membangun jalur perdagangan di Asia yang dikenal sebagai China's Belt and Road initiative. Namun dana tersebut dinilai sangat kecil dibandingkan dengan miliaran yang dikucurkan Beijing dalam membangun kembali pelabuhan, jalan hingga jalur kereta api di seluruh Asia dan sekitarnya.

Kemitraan Ekonomi

China Belt and Road initiative secara luas dilihat sebagai upaya China untuk meningkatkan pengaruh politik dan strategisnya secara global. Pompeo menyampaikan hal itu dalam pidatonya di hadapan Kamar Dagang AS. "Amerika Serikat tidak berinvestasi untuk pengaruh politik, melainkan praktik ekonomi kemitraan," katanya.

"Dana ini hanya mewakili pembayaran down payment pada era baru dalam komitmen ekonomi AS untuk perdamaian dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik," sambung Menlu Mike Pompeo

Meskipun angka maupun siapa saja yang terlibat belum dipastikan, namun analis menerangkan hal itu menjadi sinyal bahwa AS bermaksud untuk meningkatkan keterlibatannya dengan ekonomi Asia.

AS telah melakukan agenda ekonomi yang semakin proteksionis sejak Presiden AS Donald Trump terpilih pada tahun 2016, dimana menetapkan langkah awal ketika ia menarik diri dari kesepakatan Trans Pacific Partnership tahun lalu. Ia juga menerapkan tarif impor tinggi senilai USD34 miliar terhadap produk-produk asal China pada awal bulan ini dan telah menuding Negeri Tirai Bambu -julukan China- kerap melakukan pencurian hak cipta intelektual.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6839 seconds (0.1#10.140)