Perusahaan Fintech Tunaikita Dukung Target Inklusi Keuangan 75%
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan Financial Lending Tunaikita mendukung target pemerintah mencapai finansial inklusi 75% di tahun 2019 dan membantu memenuhi dan menjembatani kebutuhan dana (lending gap) Indonesia yang besarnya hampir Rp1.000 triliun. Per hari ini perusahaan berbasis teknologi informasi ini hadir di 159 kota dan kabupaten di Indonesia.
CEO TunaiKita Andry Huzain mengatakan, dengan begitu wilayah cakupan untuk pengajuan pinjaman via aplikasi TunaiKita sudah resmi hadir dari Barat hingga ke Timur Indonesia. Semula kami lebih terkonsentrasi pada pulau Jawa dan DKI Jakarta. Kini TunaiKita mulai beroperasi di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT hingga Ke Papua. Ekspansi masif ini berhasil dilakukan hanya dalam kurun 14 bulan TunaiKita beroperasi di Indonesia.
“Kami melakukan ekspansi masif ini karena kami ingin menjangkau lebih banyak lagi masyarakat yang selama ini belum terjamah lembaga keuangan konvensional. Kesulitan masyarakat dalam memperoleh kredit tentunya sangat dirasakan oleh para pemilik UMKM, maka tak heran mayoritas nasabah kami adalah mereka yang membutuhkan dana cepat dari sumber kredibel untuk menumbuhkan usahanya,” ujar Andry Huzain.
Data Bank Indonesia menyebut bahwa inklusi keuangan secara nasional baru mencapai 55%, sementara Pemerintah Indonesia menargetkan inklusi keuangan sebesar 75 persen pada tahun 2019. VP Corporate Affairs TunaiKita, Anggie Ariningsih menerangkan, salah satu alasan kenapa pertumbuhan inklusi keuangan masih terbilang lambat adalah karena masih banyak warga yang tinggal jauh dari bank atau layanan jasa keuangan.
Di sisi lain penetrasi smartphone di Indonesia tahun ini diperkirakan bakal melampaui 100 juta pengguna atau menjadi keempat terbesar di dunia. "Karena itulah TunaiKita berusaha hadir ke berbagai pelosok, dari Barat ke Timur. Ambisi kami adalah untuk hadir di seluruh Indonesia dengan satu sentuhan cepat, 24 jam sehari,” katanya.
Menurutnya, sejalan dengan mengekspansi daerah cakupan, TunaiKita juga aktif bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan dan Asosiasi Fintech dalam memberi edukasi bagi masyarakat di berbagai kota tentang manfaat dan kemudahan yang ditawarkan fintech, serta cara mengembangkan usaha start-up.
"Upaya membuat masyarakat lebih melek fintech merupakan kontribusi TunaiKita terhadap target inklusi keuangan Pemerintah Indonesia dan pertumbuhan perekonomian nasional secara umum, karena kami menawarkan pinjaman kredibel untuk keperluan produktif maupun konsumtif," paparnya.
TunaiKita sendiri menawarkan pinjaman hemat biaya untuk masyarakat; mulai dari proses aplikasi pinjaman hingga perlindungan penipuan online yang bersifat real-time; penjaminan, pelayanan dan hadiah bagi konsumen; dan terakhir proses penagihan hutang yang baik. Manfaat teknologi TunaiKita diterima baik oleh para konsumen di paruh pertama 2018, dimana jumlah pinjaman yang dicairkan naik 400% lebih. Jumlah nasabah yang memilih untuk meminjam lagi dengan TunaiKita naik 60% sementara angka kredit macet untuk bulan Juni turun 175% dibanding Januari.
CEO TunaiKita Andry Huzain mengatakan, dengan begitu wilayah cakupan untuk pengajuan pinjaman via aplikasi TunaiKita sudah resmi hadir dari Barat hingga ke Timur Indonesia. Semula kami lebih terkonsentrasi pada pulau Jawa dan DKI Jakarta. Kini TunaiKita mulai beroperasi di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT hingga Ke Papua. Ekspansi masif ini berhasil dilakukan hanya dalam kurun 14 bulan TunaiKita beroperasi di Indonesia.
“Kami melakukan ekspansi masif ini karena kami ingin menjangkau lebih banyak lagi masyarakat yang selama ini belum terjamah lembaga keuangan konvensional. Kesulitan masyarakat dalam memperoleh kredit tentunya sangat dirasakan oleh para pemilik UMKM, maka tak heran mayoritas nasabah kami adalah mereka yang membutuhkan dana cepat dari sumber kredibel untuk menumbuhkan usahanya,” ujar Andry Huzain.
Data Bank Indonesia menyebut bahwa inklusi keuangan secara nasional baru mencapai 55%, sementara Pemerintah Indonesia menargetkan inklusi keuangan sebesar 75 persen pada tahun 2019. VP Corporate Affairs TunaiKita, Anggie Ariningsih menerangkan, salah satu alasan kenapa pertumbuhan inklusi keuangan masih terbilang lambat adalah karena masih banyak warga yang tinggal jauh dari bank atau layanan jasa keuangan.
Di sisi lain penetrasi smartphone di Indonesia tahun ini diperkirakan bakal melampaui 100 juta pengguna atau menjadi keempat terbesar di dunia. "Karena itulah TunaiKita berusaha hadir ke berbagai pelosok, dari Barat ke Timur. Ambisi kami adalah untuk hadir di seluruh Indonesia dengan satu sentuhan cepat, 24 jam sehari,” katanya.
Menurutnya, sejalan dengan mengekspansi daerah cakupan, TunaiKita juga aktif bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan dan Asosiasi Fintech dalam memberi edukasi bagi masyarakat di berbagai kota tentang manfaat dan kemudahan yang ditawarkan fintech, serta cara mengembangkan usaha start-up.
"Upaya membuat masyarakat lebih melek fintech merupakan kontribusi TunaiKita terhadap target inklusi keuangan Pemerintah Indonesia dan pertumbuhan perekonomian nasional secara umum, karena kami menawarkan pinjaman kredibel untuk keperluan produktif maupun konsumtif," paparnya.
TunaiKita sendiri menawarkan pinjaman hemat biaya untuk masyarakat; mulai dari proses aplikasi pinjaman hingga perlindungan penipuan online yang bersifat real-time; penjaminan, pelayanan dan hadiah bagi konsumen; dan terakhir proses penagihan hutang yang baik. Manfaat teknologi TunaiKita diterima baik oleh para konsumen di paruh pertama 2018, dimana jumlah pinjaman yang dicairkan naik 400% lebih. Jumlah nasabah yang memilih untuk meminjam lagi dengan TunaiKita naik 60% sementara angka kredit macet untuk bulan Juni turun 175% dibanding Januari.
(akr)