Superkrane Mitra Utama Bidik Dana IPO Rp378 Miliar
A
A
A
JAKARTA - Calon emiten penyedia jasa penyewaan crane PT Superkrane Mitra Utama berencana melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) dengan mengincar dana hingga Rp378 miliar.
Direktur Utama Superkrane Mitra Utama Yafin Tandiono Tan mengatakan perseroan berencana menawarkan sebanyak 300 juta saham biasa atau 20% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp100.
"Kami sebagai market leader perusahaan penyewaan crane dan alat-alat pendukung heavy lifting di Indonesia, berkeyakinan bahwa IPO ini akan mendukung strategi perusahaan dalam rangka meningkatkan armadanya di Indonesia," kata Yafin dalam pers rilisnya, Rabu (22/8/2018).
Untuk harga penawaran perdana berada dikisaran Rp900 hingga Rp1.260 per lembar saham. Dengan demikian perseroan berharap bisa memperoleh dana segar sekitar Rp270 miliar hingga Rp378 miliar.
Dana yang diperoleh dari IPO sebagai besar atau sekitar 50% akan digunakan untuk pembayaran uang muka pembelian alat berat. Sedangkan pelunasan sisa pembayaran untuk pembelian alat tersebut akan menggunakan pinjaman pihak ketiga baik perbankan maupun leasing.
Sekitar 25% lainnya akan digunakan untuk pelunasan utang bank dan leasing. Sementara sisanya sekitar 25% untuk modal kerja dalam memenuhi kebutuhan operasional. Diantaranya untuk biaya gaji dan tunjangan karyawan, biaya pemeliharaan, keperluan kantor, asuransi dan mobilisasi-demobilisasi alat berat dan crane dari dan menuju lokasi pelanggan.
"Kami saat ini banyak mengerjakan proyek-proyek infrastruktur pemerintah seperti pembangunan jalan tol, Light Rapid Transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT) ataupun infrastruktur lainnya," tambahnya.
Menurut dia, crane menjadi alat angkat yang banyak digunakan dan dimanfaatkan dalam proyek-proyek konstruksi dan pembangunan infrastruktur. Diperkirakan untuk beberapa tahun ke depan, kebutuhan nasional akan alat berat lifting equipment khususnya crane diperkirakan akan terus bertambah.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT UOB Kay Hian Sekuritas. Perseroan menargetkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan dapat diperoleh pada tanggal 14 September 2018 dan masa penawaran umum akan dilangsungkan pada tanggal 18–21 September 2018. Sedangkan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) direncanakan pada tanggal 28 September 2018.
Direktur Utama Superkrane Mitra Utama Yafin Tandiono Tan mengatakan perseroan berencana menawarkan sebanyak 300 juta saham biasa atau 20% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp100.
"Kami sebagai market leader perusahaan penyewaan crane dan alat-alat pendukung heavy lifting di Indonesia, berkeyakinan bahwa IPO ini akan mendukung strategi perusahaan dalam rangka meningkatkan armadanya di Indonesia," kata Yafin dalam pers rilisnya, Rabu (22/8/2018).
Untuk harga penawaran perdana berada dikisaran Rp900 hingga Rp1.260 per lembar saham. Dengan demikian perseroan berharap bisa memperoleh dana segar sekitar Rp270 miliar hingga Rp378 miliar.
Dana yang diperoleh dari IPO sebagai besar atau sekitar 50% akan digunakan untuk pembayaran uang muka pembelian alat berat. Sedangkan pelunasan sisa pembayaran untuk pembelian alat tersebut akan menggunakan pinjaman pihak ketiga baik perbankan maupun leasing.
Sekitar 25% lainnya akan digunakan untuk pelunasan utang bank dan leasing. Sementara sisanya sekitar 25% untuk modal kerja dalam memenuhi kebutuhan operasional. Diantaranya untuk biaya gaji dan tunjangan karyawan, biaya pemeliharaan, keperluan kantor, asuransi dan mobilisasi-demobilisasi alat berat dan crane dari dan menuju lokasi pelanggan.
"Kami saat ini banyak mengerjakan proyek-proyek infrastruktur pemerintah seperti pembangunan jalan tol, Light Rapid Transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT) ataupun infrastruktur lainnya," tambahnya.
Menurut dia, crane menjadi alat angkat yang banyak digunakan dan dimanfaatkan dalam proyek-proyek konstruksi dan pembangunan infrastruktur. Diperkirakan untuk beberapa tahun ke depan, kebutuhan nasional akan alat berat lifting equipment khususnya crane diperkirakan akan terus bertambah.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT UOB Kay Hian Sekuritas. Perseroan menargetkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan dapat diperoleh pada tanggal 14 September 2018 dan masa penawaran umum akan dilangsungkan pada tanggal 18–21 September 2018. Sedangkan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) direncanakan pada tanggal 28 September 2018.
(fjo)