Juli, Ekspor Jawa Timur Naik Menjadi USD1,29 Miliar

Rabu, 22 Agustus 2018 - 21:32 WIB
Juli, Ekspor Jawa Timur Naik Menjadi USD1,29 Miliar
Juli, Ekspor Jawa Timur Naik Menjadi USD1,29 Miliar
A A A
SURABAYA - Ekspor Jawa Timur pada bulan Juli 2018 mencapai USD1,87 miliar, naik 44,68% dibandingkan bulan Juni yang mencapai USD1,29 miliar. Sementara dibanding Juli 2017, nilai ekspor naik 18,76%. Kenaikan nilai ekspor pada bulan Juli 2018 disebabkan karena tingginya kenaikan nilai ekspor pada sektor non migas.

Pada Juli, ekspor non migas mencapai USD1,80 miliar, naik 53,61% dibanding Juni yang sebesar USD1,17 miliar. Nilai ekspor non migas tersebut menyumbang 96,06% dari total ekspor bulan Juli. Dibandingkan Juli 2017, nilai ekspor non migas naik sebesar 18,82%.

Hal yang berbeda terjadi pada komoditas migas yang justru turun sebesar 40,12%. Dari Juni sebesar USD123,25 juta menjadi USD73,80 juta pada bulan Juli. Komoditas migas menyumbang 3,94% dari total ekspor Jatim pada Juli. Dibanding Juli tahun lalu, nilai ekspor migas naik 17,50%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono mengatakan, negara ASEAN masih menjadi negara tujuan utama ekspor non migas Jawa Timur selama bulan Juli. Kontribusinya mencapai 17,02% dari total ekspor non migas.

Malaysia menjadi negara utama kontribusi 6,80%. Diikuti Singapura sebesar 2,96% dan Thailand 2,23%. Ekspor non migas bulan Juli ke Malaysia mencapai USD122,16 juta dan ke Singapura sebesar USD53,28 juta. Sementara ekspor non migas ke Uni Eropa menyumbang 9,24%. "Ekspor ke kawasan ini, diantaranya ke Belanda sebesar USD41,42 juta. Diikuti ke Jerman USD36,91 juta dan ekspor ke Italia USD20,33 juta," katanya.

Secara kumulatif, selama periode Januari-Juli 2018, ekspor non migas ke ASEAN sebesar USD2,18 miliar dengan kontribusi 19,91% dari total ekspor non migas. Pada bulan Juli, ekspor Jatim masih didominasi sektor industri yang berkontribusi sebesar 88,64% dari total ekspor pada bulan tersebut.

Disusul ekspor sektor pertanian dengan kontribusi 7,17%. Ekspor migas mencapai USD73,80 juta yang menyumbang 3,94% serta ekspor dari sektor pertambangan sebesar 0,24%. "Selama Januari-Juli 2018, perhiasan dan turunannya berkontribusi 7,74% dari total ekspor Jatim. Secara nilai mencapai USD904,83 juta," tandas Teguh.

Sementara itu, Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Jatim memproyeksikan tahun ini, ekspor non migas Jatim akan tumbuh 15%. Tahun lalu, realisasi ekspor non migas hanya tumbuh sekitar 5%. Pihaknya berharap di tahun 2018, produktifitas semakin meningkat khususnya pada sektor pertanian dan perkebunan.

Produktifitas sektor pertanian yang perlu dipacu antara lain komoditas kopi, karet dan kakao. Untuk itu, pengolahan di hulu harus dilakukan secara intensif. Ada beberapa daerah penghasil komoditas kopi, karet dan kakao yang disebut cukup potensial di Jatim seperti di Malang, Blitar, Jember dan Banyuwangi. "Kami yakin ekspor non migas akan naik seiring peran pemerintah dalam peningkatan infrastruktur," terangnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6219 seconds (0.1#10.140)