BPS: Ekspor Indonesia Turun 14,29% di Januari 2022
loading...
A
A
A
JAKARTA - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto melaporkan bahwa nilai ekspor Indonesia di Januari 2022 mengalami penurunan secara month-to-month (mtm) dibandingkan Desember 2021.
"Angka ekspornya mencapai USD19,16 miliar, turun 14,29% dibandingkan ekspor Desember 2021," ungkap Setianto dalam rilis BPS edisi Februari 2022 di Jakarta, Selasa(15/2/2022).
Baca Juga: Ford Batal Tutup Pabrik di India, Diubah Jadi Basis Ekspor Mobil Listrik
Hanya saja, kata dia, jika dibandingkan secara year-on-year (yoy), angkanya meningkat 25,31% dari USD15,29 miliar di Januari 2020.
"Ekspor non migas Januari 2022 mencapai USD18,26 miliar, turun 14,12% dibandingkan Desember 2021 dan naik 26,74% dibandingkan ekspor non migas pada Januari 2020," ujarnya.
Adapun ekspor non migas menyumbang 95,30% dari total ekspor Januari 2022, di mana kontribusi Industri 82%, Tambang 11,33%, Migas 4,70%, dan Pertanian 1,97%.
"Nilai ekspor migas USD0,90 miliar, pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar USD0,38 miliar, industri pengolahan USD15,71 miliar, pertambangan dan lainnya USD2,17 miliar," kata Setianto.
"Angka ekspornya mencapai USD19,16 miliar, turun 14,29% dibandingkan ekspor Desember 2021," ungkap Setianto dalam rilis BPS edisi Februari 2022 di Jakarta, Selasa(15/2/2022).
Baca Juga: Ford Batal Tutup Pabrik di India, Diubah Jadi Basis Ekspor Mobil Listrik
Hanya saja, kata dia, jika dibandingkan secara year-on-year (yoy), angkanya meningkat 25,31% dari USD15,29 miliar di Januari 2020.
"Ekspor non migas Januari 2022 mencapai USD18,26 miliar, turun 14,12% dibandingkan Desember 2021 dan naik 26,74% dibandingkan ekspor non migas pada Januari 2020," ujarnya.
Adapun ekspor non migas menyumbang 95,30% dari total ekspor Januari 2022, di mana kontribusi Industri 82%, Tambang 11,33%, Migas 4,70%, dan Pertanian 1,97%.
"Nilai ekspor migas USD0,90 miliar, pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar USD0,38 miliar, industri pengolahan USD15,71 miliar, pertambangan dan lainnya USD2,17 miliar," kata Setianto.
(nng)