Presiden Namibia Apresiasi Sektor Pertanian Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Presiden Republik Namibia Hage Gottfried Geingob melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia dalam rangka peningkatan kerja sama dalam hal infrastruktur hingga pertanian. Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama semenjak Presiden Hage Gottfried terpilih di tahun 2015.
Presiden Hage yang membawa beberapa delegasi termasuk menteri yang membidangi pertanian menekankan kemampuan Indonesia yang mampu menjaga ketersediaan pangan dalam negeri untuk memenuhi konsumsi rakyatnya. Sebelum bertolak ke negaranya, Presiden Hage bertemu dengan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang melepas kepergian kembali ke negaranya dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (1/9).
Presiden Hage secara khusus mengapresiasi Indonesia yang mampu memenuhi pangan rakyatnya yang berjumlah 250 jiwa sementara Namibia yang berpenduduk 2 juta jiwa masih impor dari negara lain. Selain itu Presiden Hage mengapresiasi Indonesia yang kini mampu swasembada beras dan mengekspor jagung dengan sistem pengairan di area persawahan yang baik tanpa terpengaruh musim.
Berangkat dari keberhasilan-keberhasilan itu, ke depannya, Namibia akan melakukan beberapa kerja sama dengan Indonesia, khususnya di bidang petanian. Mentan menjelaskan, kerja sama yang akan dilakukan antara lain upaya mengubah lahan kering di negara itu menjadi produktif.
"Kerja sama itu juga diharapkan mampu mengangkat planting index Namibia dari satu menjadi dua kali, dari dua menjadi tiga kali," ungkap Mentan dalam keterangan tertulis, Minggu (2/9/2018).
Presiden Hage tertarik akan pengembangan lahan kering di Indonesia yang pemanfaatan teknologi pada lahan keringnya sudah komprehensif dan berkelanjutan. "Sekarang kita membangun rain water harvesting technology, embung, sumur dalam, sumur dangkal kemudian small dam, mekanisasi pertanian dan bibit berkualitas," terang Menteri Amran.
Terkait bibit berkualitas, Menteri Amran juga menawarkan kepada Namibia untuk menggunakan bibit jagung dari Indonesia. Sebagai perbandingan, jagung yang ada Namibia memiliki produktivitas di angka 3-4 ton per ha, sedangkan di Indonesia sudah ada yang mampu mencapai 10 ton per ha.
"Jagung kita sudah ada yang mencapai 10 ton, namanya Nasa (Nakula Sadewa), mekanisasi dan teknologi pertanian nanti kita juga sharing. Insyaallah sinergi kita segera dengan mereka," tutup Amran.
Presiden Hage yang membawa beberapa delegasi termasuk menteri yang membidangi pertanian menekankan kemampuan Indonesia yang mampu menjaga ketersediaan pangan dalam negeri untuk memenuhi konsumsi rakyatnya. Sebelum bertolak ke negaranya, Presiden Hage bertemu dengan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang melepas kepergian kembali ke negaranya dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (1/9).
Presiden Hage secara khusus mengapresiasi Indonesia yang mampu memenuhi pangan rakyatnya yang berjumlah 250 jiwa sementara Namibia yang berpenduduk 2 juta jiwa masih impor dari negara lain. Selain itu Presiden Hage mengapresiasi Indonesia yang kini mampu swasembada beras dan mengekspor jagung dengan sistem pengairan di area persawahan yang baik tanpa terpengaruh musim.
Berangkat dari keberhasilan-keberhasilan itu, ke depannya, Namibia akan melakukan beberapa kerja sama dengan Indonesia, khususnya di bidang petanian. Mentan menjelaskan, kerja sama yang akan dilakukan antara lain upaya mengubah lahan kering di negara itu menjadi produktif.
"Kerja sama itu juga diharapkan mampu mengangkat planting index Namibia dari satu menjadi dua kali, dari dua menjadi tiga kali," ungkap Mentan dalam keterangan tertulis, Minggu (2/9/2018).
Presiden Hage tertarik akan pengembangan lahan kering di Indonesia yang pemanfaatan teknologi pada lahan keringnya sudah komprehensif dan berkelanjutan. "Sekarang kita membangun rain water harvesting technology, embung, sumur dalam, sumur dangkal kemudian small dam, mekanisasi pertanian dan bibit berkualitas," terang Menteri Amran.
Terkait bibit berkualitas, Menteri Amran juga menawarkan kepada Namibia untuk menggunakan bibit jagung dari Indonesia. Sebagai perbandingan, jagung yang ada Namibia memiliki produktivitas di angka 3-4 ton per ha, sedangkan di Indonesia sudah ada yang mampu mencapai 10 ton per ha.
"Jagung kita sudah ada yang mencapai 10 ton, namanya Nasa (Nakula Sadewa), mekanisasi dan teknologi pertanian nanti kita juga sharing. Insyaallah sinergi kita segera dengan mereka," tutup Amran.
(fjo)