Ubud Village Jazz Festival Ekspresikan Kebebasan
A
A
A
BALI - Jaz dan Ubud merupakan kolaborasi yang menghanyutkan. Keindahan panorama alam Ubud dinikmati seraya menyimak musik jaz. Itulah yang ditawarkan Ubud Village Jazz Festival (UVJF).
Dengan mengusung tema Freedom of Expression, UVJF tahun ini kembali menghadirkan musisi-musisi Jazz ternama dari dalam dan luar negeri. Mereka mengambil tempat di ARMA Resort & Museum Ubud, Gianyar yang menyajikan arsitektur tradisional Bali dikelilingi dengan taman-taman tropis, festival ini berkomitmen untuk menghasilkan serangkaian pertunjukkan Jazz yang unik dan berkarakter.
Ini merupakan tahun keenam Ubud Village Jazz Festival. Ada tiga panggung pertunjukkan yang mengusung tema berbeda. Pertama panggung Padi, kedua Panggung Giri, dan ketiga Panggung Subak.
Hari pertama gelaran UVJF 2018 (10/18) sangat ramai dipadati wisatawan asing maupun domestik. Sejak sore hari, loket tiket telah ramai dipadati pengunjung. Mereka tampak antusias dan santai menunggu antrian panjang tiket.
Akses masuk yang luas dan nyaman memberikan kemudahan bagi pengunjung terutama informasi acara dan lokasi panggung, terutama bagi mereka yang baru pertama kali ke ARMA.
Alunan suara Emilia Schnall diiringi Panji Baskoro Trio menjadi musik pembuka pada festival kali ini dan mendapat sambutan meriah dari penonton. Partisipasi musisi jazz asal Melbourne, Australia ini sebagai bagian dari dukungan Future Leaders di bidang kebudayaan.
Penampil berikutnya adalah Insula yang berkolaborasi dengan perkusi asal Medan, Affan Latanette yang semakin menambah kemeriahan festival malam tadi. Lantunan mix aransemen lagu bergaya Brazil, Algeria dan Mediterania disuguhkan secara khas oleh band yang didukung oleh Institue Francais Indonesia ini.
Ade Irawan, pianist jazz tuna netra, kebanggaan Indonesia, yang telahberkali-kali mendapatkan penghargaan MURI (Museum Rekor Indonesia) dan sederet penghargaan di luar negeri, tampil bersama Yuri Mahatma, co founder UVJF, dalam konsep Ade Irawa “Good Fellas”.
Penampilan apik ini mendapatkan apresiasi yang tinggi dari segenap penonton yang hadir.
Festival jaz tadi malam juga menghadirkan sederet musisi jazz kenamaan lainnya seperti Judith Nijland (Belanda) yang berkolaborasi dengan Astrid Sulaiman, Triple Ace - Colours in Jazz yang didukung oleh Kedutaan Austria, MLD Jazz Project Season 3, Pramono Adi Pamungkas, Nitaa Aarsen Eurasian Project bersama Olaf Keus (Belanda) dan Dian Pratiwi.
Idang Rasjidi Syndicate menjadi band penutup UVJF 2018. Idang tampil bersama musisi-musisi belasan tahun asal Lampung yang sangat berbakat. Meski begitu, band ini menyuguhkan musik jaz yang sangat berkelas melampaui umur musisinya yang masih muda belia.
Acara malam tadi dipadati ribuan wisatawan asing dan domestik. Capaian ini melampaui target penggagas Ubud Village Jazz Festival Yuri Mahatma dan Anom Darsana. Sebanyak 3.500 pengunjung hadir pada gelaran musik yang berlangsung dari 10-11 Agustus 2018 di Agung Rai Museum of Art (ARMA), Ubud, Kabupaten Gianyar. Hujan yang sempat mengguyur, tidak menyurutkan semangat penonton dan musisi untuk bersama-sama menikmati UVJF.
Dukungan dari semua pihak baik swasta maupun pemerintah, termasuk BEKRAF turut memberikan manfaat positif dalam perhelatan jaz internasional ini. Puluhan booth makanan, minuman dan kerajinan khas Bali, yang didukung oleh Kementerian Koperasi dan UMKM, turut ambil bagian dalam memeriahkan UVJF 2018.
Dengan mengusung tema Freedom of Expression, UVJF tahun ini kembali menghadirkan musisi-musisi Jazz ternama dari dalam dan luar negeri. Mereka mengambil tempat di ARMA Resort & Museum Ubud, Gianyar yang menyajikan arsitektur tradisional Bali dikelilingi dengan taman-taman tropis, festival ini berkomitmen untuk menghasilkan serangkaian pertunjukkan Jazz yang unik dan berkarakter.
Ini merupakan tahun keenam Ubud Village Jazz Festival. Ada tiga panggung pertunjukkan yang mengusung tema berbeda. Pertama panggung Padi, kedua Panggung Giri, dan ketiga Panggung Subak.
Hari pertama gelaran UVJF 2018 (10/18) sangat ramai dipadati wisatawan asing maupun domestik. Sejak sore hari, loket tiket telah ramai dipadati pengunjung. Mereka tampak antusias dan santai menunggu antrian panjang tiket.
Akses masuk yang luas dan nyaman memberikan kemudahan bagi pengunjung terutama informasi acara dan lokasi panggung, terutama bagi mereka yang baru pertama kali ke ARMA.
Alunan suara Emilia Schnall diiringi Panji Baskoro Trio menjadi musik pembuka pada festival kali ini dan mendapat sambutan meriah dari penonton. Partisipasi musisi jazz asal Melbourne, Australia ini sebagai bagian dari dukungan Future Leaders di bidang kebudayaan.
Penampil berikutnya adalah Insula yang berkolaborasi dengan perkusi asal Medan, Affan Latanette yang semakin menambah kemeriahan festival malam tadi. Lantunan mix aransemen lagu bergaya Brazil, Algeria dan Mediterania disuguhkan secara khas oleh band yang didukung oleh Institue Francais Indonesia ini.
Ade Irawan, pianist jazz tuna netra, kebanggaan Indonesia, yang telahberkali-kali mendapatkan penghargaan MURI (Museum Rekor Indonesia) dan sederet penghargaan di luar negeri, tampil bersama Yuri Mahatma, co founder UVJF, dalam konsep Ade Irawa “Good Fellas”.
Penampilan apik ini mendapatkan apresiasi yang tinggi dari segenap penonton yang hadir.
Festival jaz tadi malam juga menghadirkan sederet musisi jazz kenamaan lainnya seperti Judith Nijland (Belanda) yang berkolaborasi dengan Astrid Sulaiman, Triple Ace - Colours in Jazz yang didukung oleh Kedutaan Austria, MLD Jazz Project Season 3, Pramono Adi Pamungkas, Nitaa Aarsen Eurasian Project bersama Olaf Keus (Belanda) dan Dian Pratiwi.
Idang Rasjidi Syndicate menjadi band penutup UVJF 2018. Idang tampil bersama musisi-musisi belasan tahun asal Lampung yang sangat berbakat. Meski begitu, band ini menyuguhkan musik jaz yang sangat berkelas melampaui umur musisinya yang masih muda belia.
Acara malam tadi dipadati ribuan wisatawan asing dan domestik. Capaian ini melampaui target penggagas Ubud Village Jazz Festival Yuri Mahatma dan Anom Darsana. Sebanyak 3.500 pengunjung hadir pada gelaran musik yang berlangsung dari 10-11 Agustus 2018 di Agung Rai Museum of Art (ARMA), Ubud, Kabupaten Gianyar. Hujan yang sempat mengguyur, tidak menyurutkan semangat penonton dan musisi untuk bersama-sama menikmati UVJF.
Dukungan dari semua pihak baik swasta maupun pemerintah, termasuk BEKRAF turut memberikan manfaat positif dalam perhelatan jaz internasional ini. Puluhan booth makanan, minuman dan kerajinan khas Bali, yang didukung oleh Kementerian Koperasi dan UMKM, turut ambil bagian dalam memeriahkan UVJF 2018.
(akn)