Kementan Dorong Pengembangan Klaster Kawasan Jeruk di Bali
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong pengembangan klaster kawasan jeruk di Bali. Pasalnya, komoditas ini memegang peran penting mengangkat perekonomian dan kesejahteraan petani.
Dirjen Hortikultura Kementan Suwandi mengatakan pemerintah mendorong pengembangan klaster kawasan Jeruk di Bangli, Badung dan Gianyar, di Provinsi Bali. Jeruk Siam Kintamani memiliki keunggulan warna kuning, rasa nano nano manis madu dan ada sedikit asam, kulit tebal dan mudah di kupas. Tanaman ini berbuah mulai umur 3 tahun.
"Kami terus mendorong agar lebih giat lagi mempromosikan budidaya jeruk, baik skala klaster maupun skala pekarangan. Potensi pasar masih terbuka," ungkap dia dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis (6/9/2018).
Sementara, Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli, Wayan Sukartana menjelaskan bahwa luas pertanaman jeruk 5.020 hektare, Jenisnya meliputi Jeruk Siem Kintamani, Jeruk Selayar dan Lainnya. "Sentra utama jeruk tersebar di Kecamatan Kintamani, Bangli dan Tembuku dan Susut. Kini sudah berkembang 15 lokasi wisata agro," katanya.
Menurut Ketua Asosiasi Pelaku Usaha Hortikultura Bali Wayan Sugiarto, Bali memiliki unggulan buah jeruk, salak dan manggis. Bahkan manggis siap diekspor ke China. "Juga sebagai sentra sayuran cabai, bawang merah, tomat, kubis dan lainnya berada di Bangli, Tabanan dan lainnya," tuturnya.
Penyuluh Pertanian Kecamatan Kintamani Gede Manuabe mengatakan, salah satu kelompok tani jeruk yakni Kelompok Tani Pertiwi mengembangkan jeruk 20 hektar dengan produksi 50 kg per pohon. Setiap hektare ditanami 800 hingga 1.000 pohon.
"Ini umur tanaman sudah 13 tahun tetap subur berbuah lebat karena dipupuk dan dirawat dengan baik," jelasnya.
Dirjen Hortikultura Kementan Suwandi mengatakan pemerintah mendorong pengembangan klaster kawasan Jeruk di Bangli, Badung dan Gianyar, di Provinsi Bali. Jeruk Siam Kintamani memiliki keunggulan warna kuning, rasa nano nano manis madu dan ada sedikit asam, kulit tebal dan mudah di kupas. Tanaman ini berbuah mulai umur 3 tahun.
"Kami terus mendorong agar lebih giat lagi mempromosikan budidaya jeruk, baik skala klaster maupun skala pekarangan. Potensi pasar masih terbuka," ungkap dia dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis (6/9/2018).
Sementara, Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli, Wayan Sukartana menjelaskan bahwa luas pertanaman jeruk 5.020 hektare, Jenisnya meliputi Jeruk Siem Kintamani, Jeruk Selayar dan Lainnya. "Sentra utama jeruk tersebar di Kecamatan Kintamani, Bangli dan Tembuku dan Susut. Kini sudah berkembang 15 lokasi wisata agro," katanya.
Menurut Ketua Asosiasi Pelaku Usaha Hortikultura Bali Wayan Sugiarto, Bali memiliki unggulan buah jeruk, salak dan manggis. Bahkan manggis siap diekspor ke China. "Juga sebagai sentra sayuran cabai, bawang merah, tomat, kubis dan lainnya berada di Bangli, Tabanan dan lainnya," tuturnya.
Penyuluh Pertanian Kecamatan Kintamani Gede Manuabe mengatakan, salah satu kelompok tani jeruk yakni Kelompok Tani Pertiwi mengembangkan jeruk 20 hektar dengan produksi 50 kg per pohon. Setiap hektare ditanami 800 hingga 1.000 pohon.
"Ini umur tanaman sudah 13 tahun tetap subur berbuah lebat karena dipupuk dan dirawat dengan baik," jelasnya.
(ven)