Tiga Poin Penting Pembangunan Infrastruktur Transportasi
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa terdapat tiga hal penting yang harus direalisasikan dalam membangun infrastruktur transportasi yang mumpuni di Indonesia. Hal tersebut menurutnya harus diterapkan pada semua proyek.
"Saya sampaikan bahwa akan menerapkan tiga hal dalam pembangunan proyek infrastruktur transportasi di Indonesia sesuai arahan Pak Presiden Republik Indonesia. Pertama, lokal konten, lalu harganya efisien, dan pemain lokal harus dilibatkan," tukas Menhub usai menjadi pembicara tamu dalam acara The Jakarta Property Club di Menara DEA.
Selain itu, untuk mendukung hal tersebut Menhub juga menjelaskan bahwa telah disiapkan berbagai skema untuk mengatasi gap financing pembangunan infrastruktur transportasi yang kerapkali terjadi yaitu dengan cara membentuk skema-skema pembiayaan dan adanya campaign.
"Saya selalu cerita bahwa ada gap financing untuk infrastruktur yang ada di Indonesia. Gap-nya itu 800 triliun dalam 5 tahun. Kita pun secara konsepsional sudah mempersiapkan skema-skema untuk itu, misalnya skema pembiayaan kerja sama antara Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)," terangnya.
Tambahnya, selain itu juga diberikan campaign dan berkolaborasi dengan pemikiran-pemikiran berbagai korporasi sehingga suatu proses financing dan proyek diupayakan berjalan dengan baik. Ditegaskan oleh Budi Karya Sumadi bahwa pemerintah dengan segala kemampuannya juga ada keterbatasan, dengan adanya proyek-proyek kreatif itu maka bisa diselesaikan.
Lebih lanjut, Menhub menuturkan arahan Presiden RI untuk mewujudkan Nawacita dengan adanya konektivitas yang tidak hanya diperkotaan saja tapi sampai wilayah timur Indonesia bahkan sampai ujung dan pelosok daerah. "Makanya secara selintas saya ceritakan, ada suatu disparitas konektivitas dan logistik. Pemerintah mengeluarkan Rp1 triliun lebih untuk membangun tol laut dan tol udara, karena agar memberikan upaya daerah sodara kita dibagian timur agar disparitas itu hilang," ungkapnya.
Menhub juga menanggapi terkait kondisi rupiah saat ini. Menhub menyebut bahwa proyek-proyek nasional strategis tetap berjalan karena akan ada beberapa proyek yang nantinya banyak memberikan pengaruh positif bagi masyarakat.
"Pemerintah menyatakan proyek-proyek nasional strategis harus tetap berjalan. Karena, seperti Pelabuhan Patimban akan memberikan dampak positif bagi dunia konektivitas laut yang luar biasa. Kita secara ketat melakukan optimasi atas investasi yang pasti tidak perlu mahal, utamakan lokal konten sehingga menyerap tenaga kerja, menghemat devisa, dan melibatkan kontraktor nasional. Jadi yang kita lakukan adalah menekan proyek supaya lebih efisien," tutup Menhub.
"Saya sampaikan bahwa akan menerapkan tiga hal dalam pembangunan proyek infrastruktur transportasi di Indonesia sesuai arahan Pak Presiden Republik Indonesia. Pertama, lokal konten, lalu harganya efisien, dan pemain lokal harus dilibatkan," tukas Menhub usai menjadi pembicara tamu dalam acara The Jakarta Property Club di Menara DEA.
Selain itu, untuk mendukung hal tersebut Menhub juga menjelaskan bahwa telah disiapkan berbagai skema untuk mengatasi gap financing pembangunan infrastruktur transportasi yang kerapkali terjadi yaitu dengan cara membentuk skema-skema pembiayaan dan adanya campaign.
"Saya selalu cerita bahwa ada gap financing untuk infrastruktur yang ada di Indonesia. Gap-nya itu 800 triliun dalam 5 tahun. Kita pun secara konsepsional sudah mempersiapkan skema-skema untuk itu, misalnya skema pembiayaan kerja sama antara Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)," terangnya.
Tambahnya, selain itu juga diberikan campaign dan berkolaborasi dengan pemikiran-pemikiran berbagai korporasi sehingga suatu proses financing dan proyek diupayakan berjalan dengan baik. Ditegaskan oleh Budi Karya Sumadi bahwa pemerintah dengan segala kemampuannya juga ada keterbatasan, dengan adanya proyek-proyek kreatif itu maka bisa diselesaikan.
Lebih lanjut, Menhub menuturkan arahan Presiden RI untuk mewujudkan Nawacita dengan adanya konektivitas yang tidak hanya diperkotaan saja tapi sampai wilayah timur Indonesia bahkan sampai ujung dan pelosok daerah. "Makanya secara selintas saya ceritakan, ada suatu disparitas konektivitas dan logistik. Pemerintah mengeluarkan Rp1 triliun lebih untuk membangun tol laut dan tol udara, karena agar memberikan upaya daerah sodara kita dibagian timur agar disparitas itu hilang," ungkapnya.
Menhub juga menanggapi terkait kondisi rupiah saat ini. Menhub menyebut bahwa proyek-proyek nasional strategis tetap berjalan karena akan ada beberapa proyek yang nantinya banyak memberikan pengaruh positif bagi masyarakat.
"Pemerintah menyatakan proyek-proyek nasional strategis harus tetap berjalan. Karena, seperti Pelabuhan Patimban akan memberikan dampak positif bagi dunia konektivitas laut yang luar biasa. Kita secara ketat melakukan optimasi atas investasi yang pasti tidak perlu mahal, utamakan lokal konten sehingga menyerap tenaga kerja, menghemat devisa, dan melibatkan kontraktor nasional. Jadi yang kita lakukan adalah menekan proyek supaya lebih efisien," tutup Menhub.
(akr)