Rupiah Kembali Menguat Memanfaatkan Dolar AS yang Surut
A
A
A
JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) di data Bloomberg, dibuka menguat 48 poin atau 0,32% ke level Rp14.785 per USD pada perdagangan Kamis (13/9/2018). Rupiah melanjutkan penguatan setelah Rabu kemarin ditutup naik 24 poin atau 0,16% ke level Rp14.833 per USD.
Kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah pada hari ini berada di Rp14.794 per USD, terapresiasi 69 poin alias 0,46% dari posisi Rp14.863 per USD pada Rabu kemarin.
Data Yahoo Finance, rupiah pada Kamis ini menguat 5 poin atau 0,03% ke level Rp14.825 per USD, dimana Rabu lalu ditutup di Rp14.820 per USD.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, upaya pemerintah untuk kembali menarik aliran modal asing di tengah volatilitas yang terjadi pada sejumlah negara emerging market telah memberikan dorongan pada rupiah.
Mata uang NKRI juga menguat karena faktor eksternal. Melansir dari Reuters, Kamis (13/9), dolar tertekan setelah mendapat kabar Washington dan Beijing sedang mencari waktu untuk mengadakan pembicaraan baru soal perdagangan. Hal ini mengurangi permintaan USD sebagai safe haven.
Indeks USD terhadap enam mata uang utama berubah pada level 94,831, setelah menurun sekitar 0,5% pada sesi sebelumnya. Dolar AS pun kehilangan 0,4% terhadap yen Jepang menjadi 111,21 yen.
Namun USD mendatar terhadap euro di level USD1,1627. Dan dolar stabil terhadap poundsterling Inggris pada level USD1,3046. Yuan China akhirnya naik 0,6% menjadi 6,8345 per USD dalam perdagangan di luar negeri seiring harapan baru untuk diskusi perdagangan AS-China.
"Dolar AS terpuruk terkait berita perdagangan terbaru. Ini membuat permintaan dolar AS sebagai safe haven surut. Mereka (dolar) akan terus bereaksi terhadap sedikit saja berita soal konflik perdagangan AS-China," kata Yukio Ishizuki, ahli strategi mata uang senior di Daiwa Securities.
Kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah pada hari ini berada di Rp14.794 per USD, terapresiasi 69 poin alias 0,46% dari posisi Rp14.863 per USD pada Rabu kemarin.
Data Yahoo Finance, rupiah pada Kamis ini menguat 5 poin atau 0,03% ke level Rp14.825 per USD, dimana Rabu lalu ditutup di Rp14.820 per USD.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, upaya pemerintah untuk kembali menarik aliran modal asing di tengah volatilitas yang terjadi pada sejumlah negara emerging market telah memberikan dorongan pada rupiah.
Mata uang NKRI juga menguat karena faktor eksternal. Melansir dari Reuters, Kamis (13/9), dolar tertekan setelah mendapat kabar Washington dan Beijing sedang mencari waktu untuk mengadakan pembicaraan baru soal perdagangan. Hal ini mengurangi permintaan USD sebagai safe haven.
Indeks USD terhadap enam mata uang utama berubah pada level 94,831, setelah menurun sekitar 0,5% pada sesi sebelumnya. Dolar AS pun kehilangan 0,4% terhadap yen Jepang menjadi 111,21 yen.
Namun USD mendatar terhadap euro di level USD1,1627. Dan dolar stabil terhadap poundsterling Inggris pada level USD1,3046. Yuan China akhirnya naik 0,6% menjadi 6,8345 per USD dalam perdagangan di luar negeri seiring harapan baru untuk diskusi perdagangan AS-China.
"Dolar AS terpuruk terkait berita perdagangan terbaru. Ini membuat permintaan dolar AS sebagai safe haven surut. Mereka (dolar) akan terus bereaksi terhadap sedikit saja berita soal konflik perdagangan AS-China," kata Yukio Ishizuki, ahli strategi mata uang senior di Daiwa Securities.
(ven)