Kembangkan Lapangan Baru, PHE ONWJ Targetkan Produksi 3.750 Bph
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), telah memulai tahap fabrikasi anjungan lepas pantai YYA di Lapangan YY, Handil, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur pada akhir Agustus lalu.
Pengembangan Lapangan YY merupakan tindak lanjut keberhasilan penemuan cadangan migas dari aktivitas pemboran sumur eksplorasi YYA-4 pada tahun 2011. Lapangan YY terletak sekitar 90 KM dari Jakarta di lepas pantai utara Jawa Barat.
"Setelah dievaluasi, temuan cadangan migas di sumur eksplorasi YYA-4 cukup menarik untuk dikembangkan," ujar General Manager PHE ONWJ Siswantoro M Prasodjo dalam keterangan tertulis, Rabu (19/9/2018).
Produksi dari lapangan YY diharapkan dapat mulai dialirkan pada akhhir tahun 2019 dengan potensi produksi minyak dan gas bumi rata-rata harian sebesar 3.750 barel per hari (bph) dan 20 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Proyek senilai USD85,4 juta ini mencakup pembuatan anjungan baru YYA, membangun pipa penyalur bawah laut 12 inchi sepanjang 13,5 km dan modifikasi anjungan yang telah ada di anjungan KLB dan KLA.
PHE ONWJ merupakan salah satu penghasil minyak dan gas bumi terbesar di Indonesia. Hingga Agustus 2018, produksi minyak dan gas bumi PHE ONWJ sekitar 30.000 bph dan 106,4 MMSCFD. Telah mulai berproduksi sejak 1971, PHE ONWJ memainkan peran penting dalam memutar roda perekonomian nasional. Seluruh produksi minyak dan gas bumi PHE ONWJ dialirkan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.
"Pengembangan Lapangan YY ini merupakan langkah strategis untuk mengamankan pasokan energi negeri," pungkas Siswantoro.
Pengembangan Lapangan YY merupakan tindak lanjut keberhasilan penemuan cadangan migas dari aktivitas pemboran sumur eksplorasi YYA-4 pada tahun 2011. Lapangan YY terletak sekitar 90 KM dari Jakarta di lepas pantai utara Jawa Barat.
"Setelah dievaluasi, temuan cadangan migas di sumur eksplorasi YYA-4 cukup menarik untuk dikembangkan," ujar General Manager PHE ONWJ Siswantoro M Prasodjo dalam keterangan tertulis, Rabu (19/9/2018).
Produksi dari lapangan YY diharapkan dapat mulai dialirkan pada akhhir tahun 2019 dengan potensi produksi minyak dan gas bumi rata-rata harian sebesar 3.750 barel per hari (bph) dan 20 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Proyek senilai USD85,4 juta ini mencakup pembuatan anjungan baru YYA, membangun pipa penyalur bawah laut 12 inchi sepanjang 13,5 km dan modifikasi anjungan yang telah ada di anjungan KLB dan KLA.
PHE ONWJ merupakan salah satu penghasil minyak dan gas bumi terbesar di Indonesia. Hingga Agustus 2018, produksi minyak dan gas bumi PHE ONWJ sekitar 30.000 bph dan 106,4 MMSCFD. Telah mulai berproduksi sejak 1971, PHE ONWJ memainkan peran penting dalam memutar roda perekonomian nasional. Seluruh produksi minyak dan gas bumi PHE ONWJ dialirkan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.
"Pengembangan Lapangan YY ini merupakan langkah strategis untuk mengamankan pasokan energi negeri," pungkas Siswantoro.
(fjo)