Menko Luhut Optimistis Indonesia Bisa Lalui Gejolak Ekonomi Global

Jum'at, 28 September 2018 - 15:08 WIB
Menko Luhut Optimistis...
Menko Luhut Optimistis Indonesia Bisa Lalui Gejolak Ekonomi Global
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut B Panjaitan mengaku optimistis, Indonesia mampu melewati kondisi ekonomi global yang masih bergejolak. Hal ini lantaran perekonomian Indonesia sangat rentan terimbas ketidakpastian global, mulai dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) versus China hingga kenaikan suku bungan acuan AS oleh The Fed.

“Saya yakin pemerintahan sekarang bisa melewati situasi ekonomi saat ini. Momentum ini kami jadikan untuk melakukan beberapa perubahan karena berada di dalam situasi nyaman dengan kebijakan yang tidak jelas dan sangat berbahaya,” ujar Menko Luhut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (28/9/2018).

Lebih lanjut, terang dia tertekannya mata uang rupiah terhadap USD juga diyakini masih bisa dikendalikan. Pasalnya, inflasi masih di bawah 5% dengan sesuai target pemerintah.

“Double digit pendapatan pajak adalah hal yang jarang terjadi. Tax ratio biasanya berkisar 10%, sekarang bisa 12%. Tax revenue mencapai double digit. Sejak tahun 1970 angka kemiskinan kita sekarang bisa single digit, 9,28% tetapi kami ingin tahun depan lebih baik lagi. Investment grade dari Moody’s, S&P, dan Fitch,” katanya.

Kelas Menengah Perekonomian Indonesia cenderung defisit saat ekonominya tumbuh pesat. Ekonomi tumbuh pesat salah satunya karena jumlah kelas menengah yang makin besar.

“Jumlah kelas menengah yang sekarang meningkat tajam mengakibatkan meningkatnya permintaan untuk barang-barang impor seperti mobile phone dan lain-lain. Kelas menengah ini juga membuat pariwisata domestik kita meningkat. Bisnis pariwisata berkembang, seperti hotel dan tujuan wisata. Dalam lima tahun terakhir pembelian pesawat Boeing dan Airbus kebanyakan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan penerbangan Indonesia,” paparnya.

Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ini, kata Menko Luhut, karena tingginya angka impor bahan mentah terutama di sektor migas dan barang-barang konsumsi.

“Kekeliruan kami selama ini adalah tidak mengintegrasikan industri-industri kami. Seperti misalnya, kita masih mengimpor slab padahal kawasan industri di Morowali sudah mengekspor slab. Kami memutuskan tidak boleh ada lagi impor bahan mentah. UU nya sudah ada sejak tahun 2009, tapi tidak disiplin dalam pelaksaannya. Sekarang presiden Joko Widodo bertekad untuk melaksanakan semua peraturan yang sudah ada,” ujar Menko Luhut.

Strategi saat ini papar Menko Luhut, yaitu untuk memperbaiki neraca pemerintah mengimplementasikan biodiesel B20 untuk mengurangi defisit transaksi migas. “Dengan pertimbangan industri kita bisa tidak tergantung lagi kepada sumber energi berbahan fosil. Sekarang kita bisa mengkonversi minyak sawit menjadi bahan bakar," paparnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5891 seconds (0.1#10.140)