Adaro Konversi Dolar ke Rupiah hingga Rp25 Triliun

Rabu, 03 Oktober 2018 - 16:47 WIB
Adaro Konversi Dolar ke Rupiah hingga Rp25 Triliun
Adaro Konversi Dolar ke Rupiah hingga Rp25 Triliun
A A A
JAKARTA - PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) bersama mitra kerja kontraktor sepakat untuk mengonversi devisa hasil ekspor (DHE) dari mata uang dolar Amerika Serikat (USD) menjadi rupiah. Hal itu menjadi langkah nyata dunia usaha sektor pertambangan membantu pemerintah menstabilkan nilai tukar rupiah.

"Mudah-mudahan impact-nya bagus untuk negara tercinta ini. Jadi devisa hasil ekspor kita bisa pakai dalam bentuk rupiah," ujar Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir di sela penandatanganan kesepakatan mengubah transaksi dari dolar AS menjadi rupiah bersama mitra kerja di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (3/10/2018).

Sejumlah mitra kerja Adaro itu di antaranya PT Pertamina (Persero), PT Pama Persada, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (Buma) dan PT Sapta Indra Sejati.

Menurut dia nilai transaksi yang dapat dikonversikan dari dolar AS ke rupiah untuk kegiatan usaha Adaro bersama mitra kerja kontraktor selama satu tahun diperikaran mencapai USD1,7 miliar atau setara Rp25 triliun. Sedangkan total transaksi Adaro bersama mitra kerja kontraktor tersebut diperkirakan mencapai USD1,9-2 miliar.

"Nilai transaksi tersebut cukup besar. Untuk itu kami berterima kasih kepada Kementerian Keuangan dan jajaran mitra kami telah memberikan support. Support dari pemerintah juga diperkukan sehingga kami yakin jika ekonomi Indonesia ke depan masih cukup kuat dan saya yakin Indonesia semakin maju," tegasnya.

Pihaknya merinci transaksi Adaro bersama Pertamina transaksi dalam satu tahun terdiri dari pembayaran royalti sebesar USD600-700 juta. Sementara untuk transaksi untuk membayar bahan bakar Pertamina sekitar USD400-500 juta per tahun. Adapun transaksi ke kontraktor pengerukan batu bara mencapai sekitar USD600- 700 per tahun.
Untuk itu pihaknya mengajak mitra kontraktor lain juga melakukan hal yang sama.

"Saya berinisiatif tentunya dengan Pertamina kita sudah dalam bentuk rupiah dan dengan Buma juga sudah dalam bentuk rupiah. Dan selanjutnya kami dengan Pama dan SIS pembayaran kami juga dalam bentuk rupiah," tuturnya.

Dia melanjutkan konversi mata uang dari USD ke rupiah bersama mitra kerja kontraktor tidak perlu mengubah kontrak yang sudah berjalan. Perubahan transaksi tersebut, kata dia, hanya dilakukan secara business to business (b to b). "Tidak ada perubahan kontrak ini berdasarkan kerelaan masing-masing,” tegasnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengapresiasi langkah Adaro bersama mitra kerja kontraktor telah sepakat melakukan perubahan transaksi dari dolar AS menjadi rupiah. Ia berharap langkah yang dilakukan Adaro ditiru oleh seluruh dunia usaha di dalam negeri.

"Saya menyambut gembira negosiasi yang dilakukan oleh Adaro dan para mitra kontraktornya yang telah mengubah transaksinyang selama ini menggunakan dolar dikonversi menjadi rupiah. Kami mengapresiasi karena telah mengkonversi transaksi penggunaan dolar menjadi rupiah di Indonesia,” tandas Sri Mulyani.

Menkeu menambahkan, sebetulnya kesepakatan ini bukan hal yang baru karena Bank Indonesia (BI)telah mengeluarkan kebijakan seluruh transaksi di dalam negeri wajib menggunakan rupiah. Namun dia juga menyadari tidak seluruh transaksi dapat menggunakan rupiah, seperti untuk membayar utang, melakukan impor bahan baku atau impor barang modal.

"Saya rasa itu tetap akan dijaga karena beberapa eksportir kita memang masih membutuhkan dolar untuk membayar kewajiban-kewajiban mereka. Itu tetap kita hormati secara penuh karena juga penting untuk menjaga confidence," kata dia.

Mantan Direktur Bank Dunia ini juga mengajak seluruh elemen baik pmerintah, dunia usaha maupun masyarakat menjaga perekonomian bersama-sama menghadapi dinamika global. Pasalnya dinamika global memang sedang menghendaki untuk menyesuaikan diri.

"Kita terus melihat dari sisi harga minyak, policy-policy yang dilakukan oleh AS baik itu di bidang moneter, fiskal, di bidang perdagangan. Untuk menjaga perkeonomian, kita harus mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi kita di atas 5%, inflasi dijaga sekitar 3% dan juga dari sisi APBN kita tetap terjaga kredibel dan hati-hati," kata dia.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5435 seconds (0.1#10.140)