Bos Mayapada Ajak Pengusaha Lain Tukar Dolarnya ke Rupiah
Senin, 15 Oktober 2018 - 15:09 WIB
Bos Mayapada Ajak Pengusaha Lain Tukar Dolarnya ke Rupiah
A
A
A
JAKARTA - Pengusaha sukses nasional Dato Sri Tahir mengajak para pengusaha yang memiliki simpanan dolar di luar negeri ramai-ramai menukarkannya ke rupiah. Dia menegaskan, adalah kewajiban pengusaha nasional untuk ikut menjaga nilai tukar rupiah.
Menurut pendiri Mayapada Group ini, rupiah tengah dalam keadaan mencari posisi terbaik. Karena itu, sebagai warga negara dan juga pengusaha yang membutuhkan nilai tukar yang stabil, Tahir merasa perlu menukarkan dolarnya untuk membantu meredakan pelemahan rupiah.
"Daripada menaruh uang di luar lebih baik taruh di sini (dalam negeri)," ujar Tahir seusai menukarkan uang dolar (USD) dan dolar Singapura (SGD) milik pribadinya senilai Rp2 triliun di Jakarta, Senin (15/10/2018).
Dia berharap pengusaha lain juga ikut menukarkan dolarnya. Menurut dia, masih banyak pengusaha lain yang uangnya diparkir di luar negeri.
"Jangan khawatir dengan perekonomian Indonesia. Sebagai bankir, saya lihat kondisi sekarang berbeda dengan 1997-1998," cetusnya.
Ia menuturkan, pada 1997-1998 terjadi krisis keuangan serta krisis perbankan karena kondisi fundamental ekonomi lemah, cadangan devisa tidak ada, dan investor asing kabur karena masalah politik di Tanah Air.
"Sekarang kondisinya berbeda. Sekarang perekonomian kita tetap jalan, bahkan tumbuh 5,1% dan tidak ada rush terhadap rupiah. Ini masalah psikologi," tandasnya.
Dia mengingatkan, tidak hanya Indonesia yang mengalami pelemahan nilai tukar mata uangnya terhadap dolar, tapi beberapa negara pun mengalami hal serupa.
Menurut pendiri Mayapada Group ini, rupiah tengah dalam keadaan mencari posisi terbaik. Karena itu, sebagai warga negara dan juga pengusaha yang membutuhkan nilai tukar yang stabil, Tahir merasa perlu menukarkan dolarnya untuk membantu meredakan pelemahan rupiah.
"Daripada menaruh uang di luar lebih baik taruh di sini (dalam negeri)," ujar Tahir seusai menukarkan uang dolar (USD) dan dolar Singapura (SGD) milik pribadinya senilai Rp2 triliun di Jakarta, Senin (15/10/2018).
Dia berharap pengusaha lain juga ikut menukarkan dolarnya. Menurut dia, masih banyak pengusaha lain yang uangnya diparkir di luar negeri.
"Jangan khawatir dengan perekonomian Indonesia. Sebagai bankir, saya lihat kondisi sekarang berbeda dengan 1997-1998," cetusnya.
Ia menuturkan, pada 1997-1998 terjadi krisis keuangan serta krisis perbankan karena kondisi fundamental ekonomi lemah, cadangan devisa tidak ada, dan investor asing kabur karena masalah politik di Tanah Air.
"Sekarang kondisinya berbeda. Sekarang perekonomian kita tetap jalan, bahkan tumbuh 5,1% dan tidak ada rush terhadap rupiah. Ini masalah psikologi," tandasnya.
Dia mengingatkan, tidak hanya Indonesia yang mengalami pelemahan nilai tukar mata uangnya terhadap dolar, tapi beberapa negara pun mengalami hal serupa.
(fjo)
