BNI Siapkan Restrukturisasi Debitur Korban Gempa Lombok
A
A
A
SEMBALUN - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) berencana melakukan restrukturisasi nasabah yang terkena bencana gempa Lombok. Dari total 2.674 debitur yang terdampak gempa, sebanyak 1.105 debitur mendapatkan restrukturisasi.
Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto mengatakan, dari seluruh total nasabah yang terkena dampak bencana sebagian besar merupakan segmen konsumer, yakni sebanyak 1.873 nasabah. Sedangkan segmen nasabah kecil sebanyak 789 nasabah, dan sebanyak 12 nasabah merupakan segmen menengah.
Dari total nasabah yang terdampak bencana tersebut nilai kreditnya tercatat mencapai Rp659 miliar. Sementara yang mendapatkan restrukturisasi mencapai Rp350 miliar.
"Bentuk restrukturisasi bisa dalam bentuk perpanjangan jatuh tempo dan grace period. Namun sebagian juga ada yang minta waktu lebih singkat. Ini sangat optimistis," ujar Catur di Sembalun, Lombok, NTB, Selasa (23/10/2018).
Langkah ini menurutnya juga sesuai dengan surat edaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai kemudahan untuk daerah terdampak bencana. "Beberapa debitur sangat optimistis recovery pascabencana akan lebih cepat dari prediksi. Mental optimistis ini yang kami coba bangun terus," tegasnya.
BNI juga turut mendukung sinergi BUMN dalam membangun tempat tinggal semipermanen yang ramah gempa bagi para korban bencana di beberapa daerah di Nusa Tenggara Barat. Sebanyak 1.500 unit hunian sementara (huntara) yang jauh lebih layak dibandingkan tenda darurat ini kini telah berdiri di beberapa 18 lokasi terdampak gempa dan mampu menampung setidaknya 1.500 keluarga korban bencana.
Catur mengatakan, huntara yang telah dibangun oleh beberapa BUMN telah mencapai 1.500 unit di seluruh daerah yang terdampak gempa. Sebanyak 700 unit diantaranya dibangun di Kecamatan Sembalun. BNI menjadi koordinator pembangunan ke-700 unit Huntara di Sembalun tersebut.
"Ini merupakan hasil kerja bersama BUMN dimana yang 1.500 huntara sudah selesai kami bangun," ujar Catur.
Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto mengatakan, dari seluruh total nasabah yang terkena dampak bencana sebagian besar merupakan segmen konsumer, yakni sebanyak 1.873 nasabah. Sedangkan segmen nasabah kecil sebanyak 789 nasabah, dan sebanyak 12 nasabah merupakan segmen menengah.
Dari total nasabah yang terdampak bencana tersebut nilai kreditnya tercatat mencapai Rp659 miliar. Sementara yang mendapatkan restrukturisasi mencapai Rp350 miliar.
"Bentuk restrukturisasi bisa dalam bentuk perpanjangan jatuh tempo dan grace period. Namun sebagian juga ada yang minta waktu lebih singkat. Ini sangat optimistis," ujar Catur di Sembalun, Lombok, NTB, Selasa (23/10/2018).
Langkah ini menurutnya juga sesuai dengan surat edaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai kemudahan untuk daerah terdampak bencana. "Beberapa debitur sangat optimistis recovery pascabencana akan lebih cepat dari prediksi. Mental optimistis ini yang kami coba bangun terus," tegasnya.
BNI juga turut mendukung sinergi BUMN dalam membangun tempat tinggal semipermanen yang ramah gempa bagi para korban bencana di beberapa daerah di Nusa Tenggara Barat. Sebanyak 1.500 unit hunian sementara (huntara) yang jauh lebih layak dibandingkan tenda darurat ini kini telah berdiri di beberapa 18 lokasi terdampak gempa dan mampu menampung setidaknya 1.500 keluarga korban bencana.
Catur mengatakan, huntara yang telah dibangun oleh beberapa BUMN telah mencapai 1.500 unit di seluruh daerah yang terdampak gempa. Sebanyak 700 unit diantaranya dibangun di Kecamatan Sembalun. BNI menjadi koordinator pembangunan ke-700 unit Huntara di Sembalun tersebut.
"Ini merupakan hasil kerja bersama BUMN dimana yang 1.500 huntara sudah selesai kami bangun," ujar Catur.
(fjo)