PLN Pertama di Asia Tenggara Raih Standar Internasional Assessment
A
A
A
JAKARTA - PLN Corporate University Unit Pelaksana Assessment Centre (UPAC) sukses meraih Statement of Compliance ISO 10667-2:2011. ISO 10667-2:2011 merupakan standar internasional dalam pelaksanaan kegiatan assessment yang mengatur mengenai prosedur dan metode untuk mengakses sumber daya manusia dalam konteks pekerjaan dan organisasi.
ISO 10667-2:2011 terbagi dalam dua bagian, yaitu 10667-1 untuk pengguna jasa dan 10667-2 untuk penyedia jasa. Dalam hal ini, PLN berhasil mendapatkan pengakuan standar internasional pertama di Asia Tenggara sebagai penyedia jasa kegiatan assessment.
Statement of Compliance ISO 10667-2:2011 tersebut diserahkan langsung oleh Koordinator Operasional PT Lloyds Register Indonesia Basuki kepada Direktur Human Capital Management PLN Muhamad Ali dan disaksikan General Manager PLN Corporate University Wisnoe Satrijono di PLN Corporate University, Jakarta, Jumat (26/10/2018).
Statement of Compliance ini penting bagi PLN untuk mengembangkan human capital di PLN. Pengembangan human capital akan dilakukan berdasarkan data hasil assessment yang memenuhi standar internasional, sehingga dapat lebih fokus dalam pemenuhan kompetensi serta pengembangan potensi talenta di PLN.
Dengan ISO 10667-2:2011, penyedia jasa assessment menjamin bahwa assessment yang dilakukan telah memenuhi prosedur dan metode yang sesuai sehingga klien memperoleh hasil yang objektif, terpercaya dan diakui secara internasional.
Muhamad Ali menjelaskan, proses PLN meraih pengakuan ini melalui partisipasi aktif dari tim PLN UPAC. PLN telah mempersiapkan hal ini sejak akhir tahun lalu dengan meninjau kembali standar prosedur operasional yang ada serta memberikan pelatihan kepada seluruh pegawai untuk memastikan mereka komit mematuhi standar internasional ini.
Sisi IT juga disempurnakan demi menunjang kebutuhan standar assessment. Belum adanya lembaga assessment lain di Indonesia yang telah patuh (comply) terhadap standar internasional menjadi tantangan tersendiri bagi PLN.
“Dan pada 4-5 Oktober 2018 lalu, Lloyd Registered Quality Assurance (LRQA) melakukan audit terhadap kepatuhan ISO 10667-2:2011 di PLN UPAC hingga akhirnya kami dinyatakan patuh terhadap penerapan standar internasional ini,” jelas Ali.
LRQA adalah organisasi global sekaligus lembaga independen yang kredibel dalam pelaksanaan audit ISO 10667-2:2011. Mereka memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun dalam melakukan audit, sertifikasi dan verifikasi terhadap standar dan skema organisasi.
Menurut Ali, tantangan ke depan PLN adalah mempertahankan konsistensi untuk tetap mematuhi standar ISO 10667-2:2011 dan terus melakukan perbaikan secara berkelanjutan. “Kami juga berharap dapat menjadi best practice bagi lembaga assessment lainnya dan terus menyuarakan penerapan standar kualitas asesmen pada lembaga lainnya di Indonesia,” ujarnya.
PT Lloyds Register Indonesia mengapresiasi upaya PLN dalam memenuhi ISO 10667-2:2011. "Selamat kepada PLN UPAC yang telah meraih ISO 10667-2:2011 untuk tahun ini. PLN menjadi pioneer perusahaan penyedia jasa asesmen di Indonesia yang telah memperoleh Statement of Compliance ISO 10667-2:2011 dan juga menjadi yang pertama di Asia Tenggara,” kata Basuki.
ISO 10667-2:2011 terbagi dalam dua bagian, yaitu 10667-1 untuk pengguna jasa dan 10667-2 untuk penyedia jasa. Dalam hal ini, PLN berhasil mendapatkan pengakuan standar internasional pertama di Asia Tenggara sebagai penyedia jasa kegiatan assessment.
Statement of Compliance ISO 10667-2:2011 tersebut diserahkan langsung oleh Koordinator Operasional PT Lloyds Register Indonesia Basuki kepada Direktur Human Capital Management PLN Muhamad Ali dan disaksikan General Manager PLN Corporate University Wisnoe Satrijono di PLN Corporate University, Jakarta, Jumat (26/10/2018).
Statement of Compliance ini penting bagi PLN untuk mengembangkan human capital di PLN. Pengembangan human capital akan dilakukan berdasarkan data hasil assessment yang memenuhi standar internasional, sehingga dapat lebih fokus dalam pemenuhan kompetensi serta pengembangan potensi talenta di PLN.
Dengan ISO 10667-2:2011, penyedia jasa assessment menjamin bahwa assessment yang dilakukan telah memenuhi prosedur dan metode yang sesuai sehingga klien memperoleh hasil yang objektif, terpercaya dan diakui secara internasional.
Muhamad Ali menjelaskan, proses PLN meraih pengakuan ini melalui partisipasi aktif dari tim PLN UPAC. PLN telah mempersiapkan hal ini sejak akhir tahun lalu dengan meninjau kembali standar prosedur operasional yang ada serta memberikan pelatihan kepada seluruh pegawai untuk memastikan mereka komit mematuhi standar internasional ini.
Sisi IT juga disempurnakan demi menunjang kebutuhan standar assessment. Belum adanya lembaga assessment lain di Indonesia yang telah patuh (comply) terhadap standar internasional menjadi tantangan tersendiri bagi PLN.
“Dan pada 4-5 Oktober 2018 lalu, Lloyd Registered Quality Assurance (LRQA) melakukan audit terhadap kepatuhan ISO 10667-2:2011 di PLN UPAC hingga akhirnya kami dinyatakan patuh terhadap penerapan standar internasional ini,” jelas Ali.
LRQA adalah organisasi global sekaligus lembaga independen yang kredibel dalam pelaksanaan audit ISO 10667-2:2011. Mereka memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun dalam melakukan audit, sertifikasi dan verifikasi terhadap standar dan skema organisasi.
Menurut Ali, tantangan ke depan PLN adalah mempertahankan konsistensi untuk tetap mematuhi standar ISO 10667-2:2011 dan terus melakukan perbaikan secara berkelanjutan. “Kami juga berharap dapat menjadi best practice bagi lembaga assessment lainnya dan terus menyuarakan penerapan standar kualitas asesmen pada lembaga lainnya di Indonesia,” ujarnya.
PT Lloyds Register Indonesia mengapresiasi upaya PLN dalam memenuhi ISO 10667-2:2011. "Selamat kepada PLN UPAC yang telah meraih ISO 10667-2:2011 untuk tahun ini. PLN menjadi pioneer perusahaan penyedia jasa asesmen di Indonesia yang telah memperoleh Statement of Compliance ISO 10667-2:2011 dan juga menjadi yang pertama di Asia Tenggara,” kata Basuki.
(poe)