LDR Tinggi, BI Pastikan Likuiditas Perbankan Masih Cukup
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memastikan kondisi likuiditas perbankan saat ini masih cukup. Meskipun, saat ini rasio kredit terhadap DPK (LDR) semakin tinggi.
Pada Agustus 2018, posisi LDR bank umum tercatat 93,19%. Posisi ini meningkat dibandingkan Juli 2018 yang sebesar 93,11%.
"Kami menyampaikan kondisi likuiditas itu cukup. Dan sejauh ini cukup baik secara total maupun per kelompok bank. Tetapi kami tetap akan memantau," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Jakarta, Jumat, (26/10/2018).
Menurut Perry, kenaikan suku bunga acuan bukan satu-satunya faktor utama mengetatnya likuiditas bank. Dia lebih melihat pengetatan likuiditas ini karena faktor global yang juga menjadi pemicu.
"Kenaikkan suku bunga itu bukan faktor domestik. Kita ingin memastikan agar ini tidak berdampak negatif bagi ekonomi maupun stabilitas ekonomi di dalam negeri. BI selalu memantau dan yang pasti sejauh ini, likuiditas di pasar uang dan di perbankan itu cukup," imbuh dia.
Perry memastikan, pihaknya akan melakukan operasi moneter untuk menjaga ketersediaan likuiditas, baik rupiah maupun valas.
"Dan ini sudah menjadi bagian dari operasi moneter, baik yang harian, mingguan, baik lelang SDBI, repo itu untuk mengukur likuiditas di pasar uang. Nah, kalau pun ada beberapa waktu itu mekanisme term repo, dan sejauh ini tidak banyak," tandasnya.
Pada Agustus 2018, posisi LDR bank umum tercatat 93,19%. Posisi ini meningkat dibandingkan Juli 2018 yang sebesar 93,11%.
"Kami menyampaikan kondisi likuiditas itu cukup. Dan sejauh ini cukup baik secara total maupun per kelompok bank. Tetapi kami tetap akan memantau," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Jakarta, Jumat, (26/10/2018).
Menurut Perry, kenaikan suku bunga acuan bukan satu-satunya faktor utama mengetatnya likuiditas bank. Dia lebih melihat pengetatan likuiditas ini karena faktor global yang juga menjadi pemicu.
"Kenaikkan suku bunga itu bukan faktor domestik. Kita ingin memastikan agar ini tidak berdampak negatif bagi ekonomi maupun stabilitas ekonomi di dalam negeri. BI selalu memantau dan yang pasti sejauh ini, likuiditas di pasar uang dan di perbankan itu cukup," imbuh dia.
Perry memastikan, pihaknya akan melakukan operasi moneter untuk menjaga ketersediaan likuiditas, baik rupiah maupun valas.
"Dan ini sudah menjadi bagian dari operasi moneter, baik yang harian, mingguan, baik lelang SDBI, repo itu untuk mengukur likuiditas di pasar uang. Nah, kalau pun ada beberapa waktu itu mekanisme term repo, dan sejauh ini tidak banyak," tandasnya.
(ven)