Ekonomi AS Tumbuh Lebih Cepat di Luar Perkiraan
A
A
A
NEW YORK - Ekonomi Amerika Serikat (AS) tumbuh 3,5% pada kuartal III tahun 2018 secara tahunan, berdasarkan angka resmi yang dirilis. Departemen Perdagangan AS mengatakan, tren penguatan belanja konsumen dan pemerintah membantu mendorong ekonomi.
Namun nilai ekspor yang lebih rendah membebani pertumbuhan, setelah mengalami lonjakan di awal tahun karena perusahaan-perusahaan bergegas melakukan pengiriman untuk menghindari tarif tinggi. Seperti dilansir BBC, kenaikan 3,5% menandai perlambatan dari laju pada kuartal II yakni 4,2% tetapi lebih baik dari perkiraan ekonom dimana ekspansi mencapai 3,3%.
"Pertumbuhan turun sedikit di Q3 dan kami mencari beberapa yang mengalami pelambatan lebih lanjut di kuartal-kuartal mendatang. Ekonomi AS terus tumbuh melebihi level yang dianggap sebagian besar analis sebagai tingkat pertumbuhan potensial jangka panjang," ujar Analis di Wells Fargo.
Ekonomi AS diperkirakan akan tumbuh sekitar 3% pada tahun 2018 dan bakal menjadi level tercepat dalam lebih dari satu dekade. Peningkatan ini terjadi karena angka pengangguran mendekati level terendah dan kebijakan pemerintah, termasuk di antaranya pemotongan pajak USD1,5 triliun dan perluasan anggaran militer, serta pengeluaran untuk bahan bakar.
Pada kuartal ketiga, belanja konsumen tercatat menyumbang lebih dari dua pertiga output atau menunjukkan pertumbuhan pada tingkat tahunan sebesar 4%. Level ini lebih tinggi dari 3,8% yang tercatat di kuartal sebelumnya.
Secara keseluruhan, produk domestik bruto pada kuartal ketiga naik 3% dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Namun laporan Departemen Perdagangan juga memperlihatkan tanda-tanda bahwa kemungkinan pertumbuhan bisa melemah.
Investasi bisnis meningkat secara tahunan kurang dari 1%, sementara belanja perumahan turun 4% pada kuartal ketiga untuk menjadi kotraksi secara berturut-turut. Terpantau ekspor juga turun 7% dalam tiga bulan hingga 30 September, setelah melonjak 13,5% pada periode sebelumnya.
Penurunan ini mengikuti gelombang produk buatan Amerika yang berlaku musim panas ini. Hal itu didorong oleh tarif baru AS pada baja dan aluminium dari luar negeri, serta produk-produk China senilai miliaran dolar.
Namun nilai ekspor yang lebih rendah membebani pertumbuhan, setelah mengalami lonjakan di awal tahun karena perusahaan-perusahaan bergegas melakukan pengiriman untuk menghindari tarif tinggi. Seperti dilansir BBC, kenaikan 3,5% menandai perlambatan dari laju pada kuartal II yakni 4,2% tetapi lebih baik dari perkiraan ekonom dimana ekspansi mencapai 3,3%.
"Pertumbuhan turun sedikit di Q3 dan kami mencari beberapa yang mengalami pelambatan lebih lanjut di kuartal-kuartal mendatang. Ekonomi AS terus tumbuh melebihi level yang dianggap sebagian besar analis sebagai tingkat pertumbuhan potensial jangka panjang," ujar Analis di Wells Fargo.
Ekonomi AS diperkirakan akan tumbuh sekitar 3% pada tahun 2018 dan bakal menjadi level tercepat dalam lebih dari satu dekade. Peningkatan ini terjadi karena angka pengangguran mendekati level terendah dan kebijakan pemerintah, termasuk di antaranya pemotongan pajak USD1,5 triliun dan perluasan anggaran militer, serta pengeluaran untuk bahan bakar.
Pada kuartal ketiga, belanja konsumen tercatat menyumbang lebih dari dua pertiga output atau menunjukkan pertumbuhan pada tingkat tahunan sebesar 4%. Level ini lebih tinggi dari 3,8% yang tercatat di kuartal sebelumnya.
Secara keseluruhan, produk domestik bruto pada kuartal ketiga naik 3% dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Namun laporan Departemen Perdagangan juga memperlihatkan tanda-tanda bahwa kemungkinan pertumbuhan bisa melemah.
Investasi bisnis meningkat secara tahunan kurang dari 1%, sementara belanja perumahan turun 4% pada kuartal ketiga untuk menjadi kotraksi secara berturut-turut. Terpantau ekspor juga turun 7% dalam tiga bulan hingga 30 September, setelah melonjak 13,5% pada periode sebelumnya.
Penurunan ini mengikuti gelombang produk buatan Amerika yang berlaku musim panas ini. Hal itu didorong oleh tarif baru AS pada baja dan aluminium dari luar negeri, serta produk-produk China senilai miliaran dolar.
(akr)