Rupiah Dibuka Lesu, USD Perkasa Lawan Enam Mata Uang Utama
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada awal perdagangan, Selasa (30/10/2018) dibuka masih lesu untuk tidak beranjak dari zona merah. Tekanan pada mata uang Indonesia semakin besar, seiring penguatan dolar terhadap para pesaingnya hari ini.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah sesi pagi anjlok di level Rp15.237/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah terus menyusut dibandingkan kemarin yang terparkir Rp15.218/USD.
Data Bloomberg menunjukkan rupiah pada awal perdagangan menyusut menjadi Rp15.230/USD dari sebelumnya tertekan di posisi Rp15.222/USD. Pada sesi pekan terakhir Oktober, rupiah bergerak di kisaran level Rp15.230 hingga Rp15.241/USD.
Posisi rupiah terhadap USD berdasarkan data Yahoo Finance hari ini mencoba pulih saat dibuka di level Rp15.215/USD untuk mulai menyentuh zona hijau dibandingkan kemarin Rp15.220/USD. Rupiah terlihat membaik dengan pergerakan harian Rp15.200-Rp15.240/USD.
Menurut data Sindonews bersumber dari Limas, rupiah pada pukul 10.00 WIB ambruk semakin dalam menuju Rp15.240/USD. Posisi ini terdepresiasi dari penutupan sebelumnya yang berakhir pada Rp15.220/USD.
Sementara seperti dilansir Reuters, Dolar AS menguat terhadap para pesaingnya pada perdagangan Selasa, didukung oleh meningkatnya ketegangan perdagangan dan kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global untuk membebani selera investor ke aset berisiko.
Yen Jepang, yang dilihat sebagai tempat perlindungan selama masa meningkatnya kekhawatiran investor, diperdagangkan dalam kisaran sempit menjelang pengumuman kebijakan moneter Bank of Japan yang akan dirilis pada hari Rabu. Investor menghindari aset berisiko dan pindah untuk membeli greenback setelah Bloomberg melaporkan bahwa Washington sedang mempersiapkan kelanjutan penetapan tarif baru pada semua impor China yang tersisa pada awal Desember.
Indeks dolar, yang mengukur kekuatan mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, diperdagangkan pada posisi 96,66 atau naik 0,1% di perdagangan, Selasa. Ini mencapai posisi tinggi 2018 dari 96,98 pada 15 Agustus.
Di sisi lain ketidakpastian politik terus menyeret euro. Mata uang tunggal yang diperdagangkan relatif tidak berubah terhadap dolar pada posisi 1,1374 dalam perdagangan hari ini, setelah mencapai posisi terendah dalam 10 pekan dari 1,1332 pada hari Senin, kemarin.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah sesi pagi anjlok di level Rp15.237/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah terus menyusut dibandingkan kemarin yang terparkir Rp15.218/USD.
Data Bloomberg menunjukkan rupiah pada awal perdagangan menyusut menjadi Rp15.230/USD dari sebelumnya tertekan di posisi Rp15.222/USD. Pada sesi pekan terakhir Oktober, rupiah bergerak di kisaran level Rp15.230 hingga Rp15.241/USD.
Posisi rupiah terhadap USD berdasarkan data Yahoo Finance hari ini mencoba pulih saat dibuka di level Rp15.215/USD untuk mulai menyentuh zona hijau dibandingkan kemarin Rp15.220/USD. Rupiah terlihat membaik dengan pergerakan harian Rp15.200-Rp15.240/USD.
Menurut data Sindonews bersumber dari Limas, rupiah pada pukul 10.00 WIB ambruk semakin dalam menuju Rp15.240/USD. Posisi ini terdepresiasi dari penutupan sebelumnya yang berakhir pada Rp15.220/USD.
Sementara seperti dilansir Reuters, Dolar AS menguat terhadap para pesaingnya pada perdagangan Selasa, didukung oleh meningkatnya ketegangan perdagangan dan kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global untuk membebani selera investor ke aset berisiko.
Yen Jepang, yang dilihat sebagai tempat perlindungan selama masa meningkatnya kekhawatiran investor, diperdagangkan dalam kisaran sempit menjelang pengumuman kebijakan moneter Bank of Japan yang akan dirilis pada hari Rabu. Investor menghindari aset berisiko dan pindah untuk membeli greenback setelah Bloomberg melaporkan bahwa Washington sedang mempersiapkan kelanjutan penetapan tarif baru pada semua impor China yang tersisa pada awal Desember.
Indeks dolar, yang mengukur kekuatan mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, diperdagangkan pada posisi 96,66 atau naik 0,1% di perdagangan, Selasa. Ini mencapai posisi tinggi 2018 dari 96,98 pada 15 Agustus.
Di sisi lain ketidakpastian politik terus menyeret euro. Mata uang tunggal yang diperdagangkan relatif tidak berubah terhadap dolar pada posisi 1,1374 dalam perdagangan hari ini, setelah mencapai posisi terendah dalam 10 pekan dari 1,1332 pada hari Senin, kemarin.
(akr)