Infrastruktur Berkembang, Ekonomi Jabar Semakin Menjanjikan
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah saat ini gencar mendorong pembangunan infrastruktur di wilayah yang memiliki potensi guna memeratakan pertumbuhan ekonomi. Salah satunya membangun kawasan industri untuk meningkatkan nilai tambah perekonomian sekitar, termasuk di Jawa Barat (Jabar).
Ketua Himpunan Kawasan Indonesia (HKI) Sanny Iskandar mengatakan, Jabar memiliki posisi yang bagus untuk membuat investor tertarik masuk dalam pengembangan kawasan industri. Apalagi bagian utara dan barat seperti Bekasi, Karawang dan Purwakarta.
"Banyak menyerap tenaga kerja dan sebagainya. Kini sudah mengarah ke Jabar sisi timur dan utara yang sudah dilengkapi banyak fasilitas yakni Bandara Kertajati, Pelabuhan Patimban dan lainnya," ujarnya di Jakarta, Selasa (30/10/2018).
Sanny menyampaikan, kawasan industri akan bagus sekali dibangun di sana seperti Subang, Majalengka, Cirebon dan Indramayu. Daerah tersebut juga ada pembangit listrik, sehingga arah pembangunan industri mengarah ke sana.
Menurutnya, pengembangan kawasan industri di Jabar selama ini dipusatkan di bagian barat dan utara tepatnya di Bekasi, Karawang, Purwakarta (Bekapur). Karena itu, mulai bergeser ke arah timur seperti di Subang, Majalengka dan Cirebon.
Banyaknya kawasan industri di Jabar, lanjut dia, sangat bermanfaat terhadap ekonomi sekitar. Pada akhirnya, Jabar menyumbang pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
"Jabar kawasan industri paling besar dari total investasi nasional. Ditambah lagi dengan Jabar sisi selatan yang lebih banyak ke pariwisata maka akan menambah nilai plus bagi Jawa Barat," tutur Sanny.
Setidaknya ada lima sampai enam perusahaan yang sedang membebaskan lahan ke Jabar sisi timur. Salah satunya adalah PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) yang hingga September 2018 telah berhasil membebaskan lahan seluas 1.034 hektare (ha) di Subang.
Sementara itu, Analis PT Indo Premier Sekuritas Joey Faustian menambahkan, ekspansi SSIA di Subang sangat bagus yang berencana membangun kawasan industri. Namun, dampak ekspansi itu masih akan tetap jauh karena penjualan lahan industri itu dimulai tahun 2020.
Apalagi, kata Joey, perusahaan baru membebaskan lahan industrinya seluas 1.034 ha dari total kawasan industri yang akan dibangun seluas 2 ribu ha. "Jadi, untuk fase pertama 400 ha pembangunannya. Kita lihat efeknya sangat positif, tapi belum akan berasa tahun depan," pungkasnya.
Ketua Himpunan Kawasan Indonesia (HKI) Sanny Iskandar mengatakan, Jabar memiliki posisi yang bagus untuk membuat investor tertarik masuk dalam pengembangan kawasan industri. Apalagi bagian utara dan barat seperti Bekasi, Karawang dan Purwakarta.
"Banyak menyerap tenaga kerja dan sebagainya. Kini sudah mengarah ke Jabar sisi timur dan utara yang sudah dilengkapi banyak fasilitas yakni Bandara Kertajati, Pelabuhan Patimban dan lainnya," ujarnya di Jakarta, Selasa (30/10/2018).
Sanny menyampaikan, kawasan industri akan bagus sekali dibangun di sana seperti Subang, Majalengka, Cirebon dan Indramayu. Daerah tersebut juga ada pembangit listrik, sehingga arah pembangunan industri mengarah ke sana.
Menurutnya, pengembangan kawasan industri di Jabar selama ini dipusatkan di bagian barat dan utara tepatnya di Bekasi, Karawang, Purwakarta (Bekapur). Karena itu, mulai bergeser ke arah timur seperti di Subang, Majalengka dan Cirebon.
Banyaknya kawasan industri di Jabar, lanjut dia, sangat bermanfaat terhadap ekonomi sekitar. Pada akhirnya, Jabar menyumbang pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
"Jabar kawasan industri paling besar dari total investasi nasional. Ditambah lagi dengan Jabar sisi selatan yang lebih banyak ke pariwisata maka akan menambah nilai plus bagi Jawa Barat," tutur Sanny.
Setidaknya ada lima sampai enam perusahaan yang sedang membebaskan lahan ke Jabar sisi timur. Salah satunya adalah PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) yang hingga September 2018 telah berhasil membebaskan lahan seluas 1.034 hektare (ha) di Subang.
Sementara itu, Analis PT Indo Premier Sekuritas Joey Faustian menambahkan, ekspansi SSIA di Subang sangat bagus yang berencana membangun kawasan industri. Namun, dampak ekspansi itu masih akan tetap jauh karena penjualan lahan industri itu dimulai tahun 2020.
Apalagi, kata Joey, perusahaan baru membebaskan lahan industrinya seluas 1.034 ha dari total kawasan industri yang akan dibangun seluas 2 ribu ha. "Jadi, untuk fase pertama 400 ha pembangunannya. Kita lihat efeknya sangat positif, tapi belum akan berasa tahun depan," pungkasnya.
(ven)