Awal Perdagangan November, IHSG dan Bursa Asia Kompak Menguat
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal bulan November 2018, Kamis (1/11/2018) dibuka menguat untuk melanjutkan tren positif dalam sesi sebelumnya. Pagi ini, IHSG tercatat di posisi 5.870,83 dengan tambahan 39,180 poin atau 0,672% untuk mengiringi lompatan bursa Asia.
Sebelumnya pada perdagangan tengah pekan kemarin, bursa saham Tanah Air ditutup melesat 42,55 poin atau setara dengan 0,73% menjadi 5.831,65. Kali ini pada sesi pembukaan, awal bulan sektor saham terlihat mayoritas berada dalam zona hijau.
Peningkatan IHSG pagi ini didorong antara lain oleh kenaikan harga saham Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), H.M. Sampoerna Tbk (HMSP), Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Hingga pukul 09.33 WIB, harga saham emiten berkapitalisasi pasar di atas Rp300 triliun, yaitu BMRI naik 4,01% jadi Rp7.125 per unit. Adapun harga saham BBCA naik 1,06% ke Rp23.900, BBRI naik 1,9% jadi Rp3.210, HMSP naik 1,07% ke Rp3.770, dan TLKM naik 0,26% jadi Rp3.860 per unit.
Di sisi lain seperti dilansir CNBC, kebanyakan pasar saham Asia juga melaju pada tren positif untuk mengawali perdagangan pertama November setelah bergejolak di Oktober seiring terguncangnya beberapa indeks saham di wilayah tersebut.
Pada awal sesi, indeks daratan China tercatat lebih tinggi dipimpin lonjakan indeks Hang Seng di Hong Kong dengan kenaikan mencapai sebesar 1,45%. Sedangkan komposit Shanghai melesat 1,13% untuk mengiringi peningkatan komposit Shenzhen mencapai 1,539%.
Meski begitu, indeks Nikkei Jepang tetap berada dalam wilayah negatif dengan penurunan 0,57% sedangkan Topix menyusut 0,5%. Kejatuhan ini seiring dengan saham Panasonic terjun bebas 8,16% dan konglomerat Softbank menyelam lebih dari 7%.
Sementara kenaikan terlihat pada bursa patokan Australia, ASX 200 yang lebih tinggi 0,19% ditopang lompatan sektor material usai mendapatkan tambahan 1,41%. Selanjutnya saham pertambangan juga mencetak keuntungan saat Rio Tinto naik 1,83% serta Fortescue Metals menguat 2,5% untuk kemudian BHP Billiton melonjak 3,32%.
Sebelumnya pada perdagangan tengah pekan kemarin, bursa saham Tanah Air ditutup melesat 42,55 poin atau setara dengan 0,73% menjadi 5.831,65. Kali ini pada sesi pembukaan, awal bulan sektor saham terlihat mayoritas berada dalam zona hijau.
Peningkatan IHSG pagi ini didorong antara lain oleh kenaikan harga saham Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), H.M. Sampoerna Tbk (HMSP), Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Hingga pukul 09.33 WIB, harga saham emiten berkapitalisasi pasar di atas Rp300 triliun, yaitu BMRI naik 4,01% jadi Rp7.125 per unit. Adapun harga saham BBCA naik 1,06% ke Rp23.900, BBRI naik 1,9% jadi Rp3.210, HMSP naik 1,07% ke Rp3.770, dan TLKM naik 0,26% jadi Rp3.860 per unit.
Di sisi lain seperti dilansir CNBC, kebanyakan pasar saham Asia juga melaju pada tren positif untuk mengawali perdagangan pertama November setelah bergejolak di Oktober seiring terguncangnya beberapa indeks saham di wilayah tersebut.
Pada awal sesi, indeks daratan China tercatat lebih tinggi dipimpin lonjakan indeks Hang Seng di Hong Kong dengan kenaikan mencapai sebesar 1,45%. Sedangkan komposit Shanghai melesat 1,13% untuk mengiringi peningkatan komposit Shenzhen mencapai 1,539%.
Meski begitu, indeks Nikkei Jepang tetap berada dalam wilayah negatif dengan penurunan 0,57% sedangkan Topix menyusut 0,5%. Kejatuhan ini seiring dengan saham Panasonic terjun bebas 8,16% dan konglomerat Softbank menyelam lebih dari 7%.
Sementara kenaikan terlihat pada bursa patokan Australia, ASX 200 yang lebih tinggi 0,19% ditopang lompatan sektor material usai mendapatkan tambahan 1,41%. Selanjutnya saham pertambangan juga mencetak keuntungan saat Rio Tinto naik 1,83% serta Fortescue Metals menguat 2,5% untuk kemudian BHP Billiton melonjak 3,32%.
(akr)