Gubernur BI Puji Inflasi Oktober Aman Terkendali
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia menilai Inflasi pada Oktober 2018 tetap aman terkendali dalam kisaran sasaran 3,5%±1%, meskipun secara bulanan meningkat. Inflasi Oktober 2018 tercatat sebesar 0,28% (mtm), setelah pada bulan lalu mencatat deflasi 0,18% (mtm).
"Inflasi pada bulan ini terutama bersumber dari kelompok volatile food dan kelompok administered prices, sedangkan inflasi inti stabil. Dengan perkembangan tersebut, inflasi secara kumulatif sampai dengan Oktober 2018 tercatat 2,22% (ytd) dan secara tahunan sebesar 3,16% (yoy) atau berada dalam kisaran sasaran inflasi 2018," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (1/11/2018).
Kata Perry, kelompok volatile food mencatat inflasi seiring peningkatan harga beberapa komoditas pangan. Inflasi kelompok volatile food pada Oktober 2018 tercatat 0,17% (mtm), setelah selama dua bulan terakhir mengalami deflasi. Inflasi volatile food pada bulan ini terutama bersumber dari komoditas cabai merah, beras dan jeruk.
Sementara itu, harga beberapa komoditas pangan lainnya mengalami koreksi seperti telur ayam ras dan bawang merah. Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food tercatat 4,48% (yoy), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,75% (yoy)," jelasnya.
Sementara itu Inflasi kelompok administered prices terutama dipengaruhi oleh penyesuaian harga BBM nonsubsidi. Kelompok administered prices pada bulan Oktober 2018 mencatat inflasi 0,32% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya tidak mengalami perubahan atau 0,00% (mtm).
Inflasi kelompok administered prices pada bulan ini terutama bersumber dari komoditas bensin sejalan dampak penyesuaian harga BBM nonsubsidi (Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite) pada 10 Oktober 2018.
Sementara itu, tarif angkutan udara kembali mengalami deflasi akibat masih berlanjutnya koreksi tarif pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Secara tahunan, komponen administered prices mencatat inflasi sebesar 2,74% (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,40% (yoy).
Inflasi inti masih stabil yakni tercatat sebesar 0,29% (mtm), tidak berbeda dengan inflasi bulan lalu sebesar 0,28% (mtm).Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok inti adalah sewa rumah, kontrak rumah, upah pembantu rumah tangga, besi beton, semen, emas perhiasan, dan nasi dengan lauk.
Secara tahunan, inflasi inti tercatat 2,94% (yoy), meningkat dari inflasi bulan lalu yang sebesar 2,82% (yoy). Terkendalinya inflasi inti hingga Oktober 2018 tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya.
Dengan perkembangan tersebut, inflasi hingga akhir tahun 2018 diperkirakan tetap terkendali dalam rentang sasaran inflasi 2018, yaitu 3,5%±1%. Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna mengendalikan inflasi terjaga pada level yang rendah dan stabil.
"Inflasi pada bulan ini terutama bersumber dari kelompok volatile food dan kelompok administered prices, sedangkan inflasi inti stabil. Dengan perkembangan tersebut, inflasi secara kumulatif sampai dengan Oktober 2018 tercatat 2,22% (ytd) dan secara tahunan sebesar 3,16% (yoy) atau berada dalam kisaran sasaran inflasi 2018," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (1/11/2018).
Kata Perry, kelompok volatile food mencatat inflasi seiring peningkatan harga beberapa komoditas pangan. Inflasi kelompok volatile food pada Oktober 2018 tercatat 0,17% (mtm), setelah selama dua bulan terakhir mengalami deflasi. Inflasi volatile food pada bulan ini terutama bersumber dari komoditas cabai merah, beras dan jeruk.
Sementara itu, harga beberapa komoditas pangan lainnya mengalami koreksi seperti telur ayam ras dan bawang merah. Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food tercatat 4,48% (yoy), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,75% (yoy)," jelasnya.
Sementara itu Inflasi kelompok administered prices terutama dipengaruhi oleh penyesuaian harga BBM nonsubsidi. Kelompok administered prices pada bulan Oktober 2018 mencatat inflasi 0,32% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya tidak mengalami perubahan atau 0,00% (mtm).
Inflasi kelompok administered prices pada bulan ini terutama bersumber dari komoditas bensin sejalan dampak penyesuaian harga BBM nonsubsidi (Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite) pada 10 Oktober 2018.
Sementara itu, tarif angkutan udara kembali mengalami deflasi akibat masih berlanjutnya koreksi tarif pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Secara tahunan, komponen administered prices mencatat inflasi sebesar 2,74% (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,40% (yoy).
Inflasi inti masih stabil yakni tercatat sebesar 0,29% (mtm), tidak berbeda dengan inflasi bulan lalu sebesar 0,28% (mtm).Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok inti adalah sewa rumah, kontrak rumah, upah pembantu rumah tangga, besi beton, semen, emas perhiasan, dan nasi dengan lauk.
Secara tahunan, inflasi inti tercatat 2,94% (yoy), meningkat dari inflasi bulan lalu yang sebesar 2,82% (yoy). Terkendalinya inflasi inti hingga Oktober 2018 tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya.
Dengan perkembangan tersebut, inflasi hingga akhir tahun 2018 diperkirakan tetap terkendali dalam rentang sasaran inflasi 2018, yaitu 3,5%±1%. Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna mengendalikan inflasi terjaga pada level yang rendah dan stabil.
(ven)