Indonesia-Inggris Sepakat Minimalkan Hambatan Perdagangan
A
A
A
JAKARTA - Indonesia dan Inggris sepakat meminimalkan hambatan perdagangan antara kedua negara. Indonesia dan Inggris sama-sama menginginkan agar kedua negara mendapatkan keuntungan seimbang sebagai tujuan utama jalinan sebuah hubungan bilateral perdagangan.
Kesepakatan ini dicapai saat pertemuan bilateral antara Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita dengan Sekretaris Negara untuk Perdagangan Internasional Inggris Liam Fox, Senin (5/11), di sela pameran importir terbesar di dunia, China International Import Expo (CIIE), di Shanghai, China.
"Indonesia dan Inggris berkomitmen menguatkan hubungan bilateral perdagangan setelah Brexit. Kami sepakat bahwa hal-hal yang perlu dilakukan ialah dengan berupaya meminimalisasi hambatan perdagangan," ujar Enggar dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/11/2018).
Menurut Enggar, secara khusus Inggris meminta Indonesia mengurangi larangan dan hambatan tarif untuk produk-produk mereka yang masuk ke Indonesia, khususnya untuk produk ternak unggas Inggris.
Enggar mengungkapkan bahwa Indonesia belum mencabut hambatan tarif masuk produk ternak unggas asal Inggris yang sempat terkena penyakit flu burung cukup lama. Adapun Inggris mengklaim bahwa produk mereka telah bebas dari penyakit flu burung sejak 2017.
Sementara itu, selain mengapreasiasi pengakuan produk kayu Indonesia oleh Uni Eropa dengan pemberian sertifikat Forest Law Enforcement, Governance, and Trade (FLEGT), Mendag Enggar juga mengharapkan agar Inggris mendukung diperolehnya sertifikat FLEGT untuk produk kayu premium Indonesia.
Pada periode tahun 2017, Inggris merupakan negara tujuan ekspor Indonesia ke-21 dan negara asal impor ke-21 bagi Indonesia. Total perdagangan bilateral antara Indonesia dan Inggris pada 2017, sebesar USD2,4 miliar dengan nilai ekspor USD1,4 miliar dan impor sebesar USD1 miliar.
Ekspor utama Indonesia ke Inggris yang terbesar pada kurun waktu 2017 adalah footwear with uppers of leather senilai USD143,9 juta. Produk ekspor unggulan lainnya dari Indonesia, antara lain, builder’s joinery and carpentry of wood, footwear with uppers of textile materials, kopi, dan mesin cetak.
Sedangkan, impor utama Indonesia dari Inggris pada 2017 adalah recovered paper senilai USD51,5 juta. Selain itu Indonesia juga mengimpor medicaments, electric generating sets, transmission dan other aircraft.
Kesepakatan ini dicapai saat pertemuan bilateral antara Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita dengan Sekretaris Negara untuk Perdagangan Internasional Inggris Liam Fox, Senin (5/11), di sela pameran importir terbesar di dunia, China International Import Expo (CIIE), di Shanghai, China.
"Indonesia dan Inggris berkomitmen menguatkan hubungan bilateral perdagangan setelah Brexit. Kami sepakat bahwa hal-hal yang perlu dilakukan ialah dengan berupaya meminimalisasi hambatan perdagangan," ujar Enggar dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/11/2018).
Menurut Enggar, secara khusus Inggris meminta Indonesia mengurangi larangan dan hambatan tarif untuk produk-produk mereka yang masuk ke Indonesia, khususnya untuk produk ternak unggas Inggris.
Enggar mengungkapkan bahwa Indonesia belum mencabut hambatan tarif masuk produk ternak unggas asal Inggris yang sempat terkena penyakit flu burung cukup lama. Adapun Inggris mengklaim bahwa produk mereka telah bebas dari penyakit flu burung sejak 2017.
Sementara itu, selain mengapreasiasi pengakuan produk kayu Indonesia oleh Uni Eropa dengan pemberian sertifikat Forest Law Enforcement, Governance, and Trade (FLEGT), Mendag Enggar juga mengharapkan agar Inggris mendukung diperolehnya sertifikat FLEGT untuk produk kayu premium Indonesia.
Pada periode tahun 2017, Inggris merupakan negara tujuan ekspor Indonesia ke-21 dan negara asal impor ke-21 bagi Indonesia. Total perdagangan bilateral antara Indonesia dan Inggris pada 2017, sebesar USD2,4 miliar dengan nilai ekspor USD1,4 miliar dan impor sebesar USD1 miliar.
Ekspor utama Indonesia ke Inggris yang terbesar pada kurun waktu 2017 adalah footwear with uppers of leather senilai USD143,9 juta. Produk ekspor unggulan lainnya dari Indonesia, antara lain, builder’s joinery and carpentry of wood, footwear with uppers of textile materials, kopi, dan mesin cetak.
Sedangkan, impor utama Indonesia dari Inggris pada 2017 adalah recovered paper senilai USD51,5 juta. Selain itu Indonesia juga mengimpor medicaments, electric generating sets, transmission dan other aircraft.
(fjo)