Perry Sebut Defisit Transaksi Berjalan Tidak Akan Pengaruhi Rupiah

Jum'at, 09 November 2018 - 17:33 WIB
Perry Sebut Defisit...
Perry Sebut Defisit Transaksi Berjalan Tidak Akan Pengaruhi Rupiah
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) merilis Defisit Transaksi Berjalan pada kuartal III-2018 meningkat menjadi USD8,8 miliar atau 3,37% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini lebih tinggi dibanding defisit di kuartal sebelumnya, USD8,0 miliar atau 3,02% dari PDB.

Menanggapi ini, Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan defisit transaksi berjalan sebesar USD8,8 miliar tidak akan terlalu mempengaruhi rupiah. Pihaknya pun akan terus menjaga defisit transaksi berjalan di tahun 2019.

"Kami sudah komunikasikan bahwa CAD kuartal III itu lebih tinggi dari kuartal II. Meski lebih tinggi, itu di bawah 3,5% dari PDB. Kami sudah komunikasikan di kuartal IV dan 2019 akan menurun. Sehingga secara keseluruhan, untuk 2018, perkiraan kami tetap di bawah 3% dari PDB," jelas Perry di Jakarta, Jumat (9/11/2018).

BI memaparkan, defisit transaksi berjalan dipengaruhi oleh penurunan kinerja neraca perdagangan barang dan meningkatnya defisit neraca jasa. Penurunan kinerja neraca perdagangan barang terutama dipengaruhi oleh meningkatnya defisit neraca perdagangan migas. Sementara peningkatan surplus neraca perdagangan barang nonmigas relatif terbatas akibat tingginya impor karena kuatnya permintaan domestik.

Peningkatan defisit neraca perdagangan migas terjadi seiring dengan meningkatnya impor minyak, di tengah naiknya harga minyak dunia. Defisit neraca transaksi berjalan yang meningkat juga bersumber dari naiknya defisit neraca jasa, khususnya jasa transportasi, sejalan dengan peningkatan impor barang dan pelaksanaan kegiatan ibadah haji.

Meski demikian, defisit neraca transaksi berjalan yang lebih besar tertahan oleh meningkatnya pertumbuhan ekspor produk manufaktur dan kenaikan surplus jasa perjalanan seiring naiknya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, antara lain terkait penyelenggaraan Asian Games di Jakarta dan Palembang.

Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan global yang dapat memengaruhi prospek NPI, seperti masih tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global, volume perdagangan dunia yang cenderung menurun, dan kenaikan harga minyak dunia.

Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian, serta memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah dalam mendorong kelanjutan reformasi struktural.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3603 seconds (0.1#10.140)