Hore! Rupiah Menguat 56 Poin ke Rp14.749

Rabu, 14 November 2018 - 11:09 WIB
Hore! Rupiah Menguat...
Hore! Rupiah Menguat 56 Poin ke Rp14.749
A A A
JAKARTA - Langkah Bank Indonesia untuk meningkatkan likuiditas di pasar, berhasil membuat rupiah terus melanjutkan penguatan. Kurs rupiah terhadap dolar AS di indeks Bloomberg pada Rabu (14/11/2018), berkibar 56 poin atau 0,38% ke level Rp14.749 per USD pada pukul 10.40 WIB.

Sebelumnya, di awal perdagangan, mata uang Garuda terapresiasi 13 poin ke level Rp14.782 per USD, berbanding penutupan Selasa kemarin di Rp14.805 per USD.

Senada, rupiah juga berotot 65 poin atau 0,44% menjadi Rp14.740 per USD menurut catatan Yahoo Finance pada pagi ini. Sementara pada Selasa lalu, rupiah ditutup menguat di posisi Rp14.805 per USD.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mematok rupiah di Rp14.755 per USD, terapresiasi 140 poin dari posisi Rp14.895 per USD pada Selasa lalu.

Rupiah menguat setelah Bank Indonesia menggelar lelang domestic non deliverable forward (DNDF) untuk pertama kalinya. Lelang yang diikuti sembilan bank itu menjaring penawaran dana senilai USD149 juta. Dari lelang itu, BI meraih dana USD73 juta.

Dan faktor eksternal, dolar AS tergerus oleh aksi profit taking dan lonjakan euro dan poundsterling, setelah kepercayaan investor naik ditengah kabar Inggris dan Uni Eropa merancang kesepakatan Brexit. Kabar membaiknya kesepakatan Brexit membuat investor melakukan aksi jual (profit taking) terhadap dolar dengan memborong euro dan poundsterling.

Melansir dari Reuters, Rabu (14/11), hal ini membuat indeks USD melawan enam mata uang utama turun 0,28% menjadi 97,03. Pound Inggris mendapat untung 0,25% menjadi USD1,3006. Euro bertambah 0,14% ke level USD1,1305. Namun dolar masih menguat 0,11% menjadi 113,93 yen.

Kendati demikian, Managing Director Strategi Mata Uang di BK Asset Management, Kathy Lien, mengingatkan untuk tidak terlena oleh kemunduran dolar Amerika Serikat.

"Jangan terlena oleh kemunduran dolar AS. Hari ini kenaikan semua mata uang utama karena faktor lokal bukan pergeseran selera terhadap dolar AS atau perubahan dalam fundamental ekonomi mereka. Dan dolar AS masih akan menguat ditopang oleh fundamental ekonomi mereka yang kuat, rencana kenaikan suku bunga dan statusnya sebagai safe haven".
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0993 seconds (0.1#10.140)