Keputusan BI Membuat Rupiah Perkasa ke Rp14.665
A
A
A
JAKARTA - Keputusan Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuan (BI 7-Day Reverse Repo Rate) sebanyak 25 basis poin menjadi 6%, sukses membuat rupiah melambung tinggi di pasar spot pada Kamis (15/11/2018).
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) di indeks Bloomberg, ditutup perkasa 121 poin atau 0,82% menjadi Rp14.665 per USD. Pada Rabu kemarin, rupiah berakhir di Rp14.787 per USD. Pada Kamis ini, rupiah diperdagangkan di Rp14.645-Rp14.782 per USD.
Keperkasaan rupiah pada Kamis petang ini juga tercatat di Yahoo Finance. Mata uang NKRI terapresiasi 125 poin alias 0,85% menjadi Rp14.660 per USD, berbanding penutupan Rabu di Rp14.785. Hari ini, rupiah berada di kisaran Rp14.640-Rp14.785 per USD.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menerangkan keputusan bank sentral menaikkan suku bunga menjadi 6% untuk memperkuat upaya menurunkan defisit transaksi berjalan ke batas aman. "Juga untuk memperkuat daya tarik aset domestik dengan mengantisipasi kenaikan suku bunga global dalam beberapa bulan ke depan," terang Perry, Kamis (15/11/2018).
Kenaikan suku bunga acuan mendongkrak imbal hasil investasi aset-aset berbasis rupiah. Hal ini membuat rupiah menjadi menarik bagi investor. Alhasil, rupiah hari ini menjadi mata uang paling kuat di Asia.
Sementara itu, dolar AS mulai kembali setelah pengunduran diri Menteri Brexit Inggris, Dominic Raab, yang membuat investor kembali kepada kekhawatiran ketidakpastian ekonomi global. Pengunduran diri Raab menjelang kesepakatan Brexit membuat poundsterling tenggelam lebih dari 1%.
Melansir dari Reuters, Kamis (15/11/2018), hal ini menjadi munisi bagi USD untuk bangkit. Indeks USD yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama naik 0,4% menjadi 97,27. Euro pun jatuh 0,19% ke level USD1,1285 dan poundsterling tenggelam 1,59% ke posisi USD1,2785.
Ketidakpastian global ini juga membuat yen Jepang meningkat. Yen naik 0,21% menjadi 113,38 per USD. Kedua mata uang ini merupakan investor darling saat terjadi ketidakpastian ekonomi dan politik karena statusnya sebagai safe haven. "Dolar AS bangkit mendapat manfaat dari jatuhnya poundsterling," kata Manuel Oliveri, ahli strategi valuta asing di Credit Agricole.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) di indeks Bloomberg, ditutup perkasa 121 poin atau 0,82% menjadi Rp14.665 per USD. Pada Rabu kemarin, rupiah berakhir di Rp14.787 per USD. Pada Kamis ini, rupiah diperdagangkan di Rp14.645-Rp14.782 per USD.
Keperkasaan rupiah pada Kamis petang ini juga tercatat di Yahoo Finance. Mata uang NKRI terapresiasi 125 poin alias 0,85% menjadi Rp14.660 per USD, berbanding penutupan Rabu di Rp14.785. Hari ini, rupiah berada di kisaran Rp14.640-Rp14.785 per USD.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menerangkan keputusan bank sentral menaikkan suku bunga menjadi 6% untuk memperkuat upaya menurunkan defisit transaksi berjalan ke batas aman. "Juga untuk memperkuat daya tarik aset domestik dengan mengantisipasi kenaikan suku bunga global dalam beberapa bulan ke depan," terang Perry, Kamis (15/11/2018).
Kenaikan suku bunga acuan mendongkrak imbal hasil investasi aset-aset berbasis rupiah. Hal ini membuat rupiah menjadi menarik bagi investor. Alhasil, rupiah hari ini menjadi mata uang paling kuat di Asia.
Sementara itu, dolar AS mulai kembali setelah pengunduran diri Menteri Brexit Inggris, Dominic Raab, yang membuat investor kembali kepada kekhawatiran ketidakpastian ekonomi global. Pengunduran diri Raab menjelang kesepakatan Brexit membuat poundsterling tenggelam lebih dari 1%.
Melansir dari Reuters, Kamis (15/11/2018), hal ini menjadi munisi bagi USD untuk bangkit. Indeks USD yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama naik 0,4% menjadi 97,27. Euro pun jatuh 0,19% ke level USD1,1285 dan poundsterling tenggelam 1,59% ke posisi USD1,2785.
Ketidakpastian global ini juga membuat yen Jepang meningkat. Yen naik 0,21% menjadi 113,38 per USD. Kedua mata uang ini merupakan investor darling saat terjadi ketidakpastian ekonomi dan politik karena statusnya sebagai safe haven. "Dolar AS bangkit mendapat manfaat dari jatuhnya poundsterling," kata Manuel Oliveri, ahli strategi valuta asing di Credit Agricole.
(ven)