Adaro Dukung Filantropi Indonesia Festival Percepat Capaian SDGs
A
A
A
JAKARTA - PT Adaro Energy Tbk berperan aktif dalam ajang Filantropi Indonesia Festival (FiFest) 2018 untuk turut mempercepat pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia. Untuk tahun ini, dukungan Adaro melalui Adaro Foundation mengusung pilar 'Adaro Nyalakan Ilmu' yakni program unggulan pendidikan yang menyasar pendidik dan para peserta didik di Indonesia, khususnya di Kalimantan.
"Kami bersyukur dapat terlibat dalam FiFest 2018, ajang yang menampilkan beragam cara dan metode baru dalam menyumbang dan menolong sesama. Dalam FiFest ini, Adaro Energy melalui Adaro Foundation kembali membuktikan komitmen kami untuk terlibat aktif dalam aktivitas filantropi melalui program Adaro Nyalakan Perubahan," tutur CSR Division Head PT Adaro Energy Tbk, Okty Damayanti, dalam keterangan resmi, Sabtu (17/11/2018).
Okty menambahkan, melalui program Adaro Nyalakan Perubahan, Adaro Foundation berupaya sejalan dengan SDGs 2030, dimana salah satu prinsip utamanya yaitu 'Leaving No One Behind' atau 'Tidak Meninggalkan Siapapun di Belakang'. Setiap tujuan yang dipenuhi harus selalu memenuhi kebutuhan semua orang. Dalam program Adaro Nyalakan Perubahan, didalamnya ada lima pilar, salah satunya Adaro Nyalakan Ilmu.
"Untuk tahun ini, Adaro Nyalakan Ilmu fokus untuk masyarakat di Kalimantan, wilayah kerja Adaro. Kami ingin menurunkan dispasritas kualitas pendidikan antara Pulau Jawa dan Kalimantan. Keberadaan Adaro di Kalimantan selama ini turut mendongkrak indeks pembangunan manusia di tiga kabupaten di Kalimantan Selatan dan Tengah setiap tahunnya. Dapat diartikan bahwa masyarakat di kedua wilayah kerja Adaro ini dapat meningkatkan produktivitas dan menurunkan tingkat kemiskinan," tutur Okty.
Okty menambahkan, Adaro menerapkan lima program unggulan Adaro Nyalakan Ilmu yang mencakup Pelatihan Guru dan Kepala Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Vokasi (SMK dan Politeknik), Pelatihan Vokasi bagi Pesantren dan Para Santrinya, Pendidikan Berbasis Teknologi serta Beasiswa.
Menurut Education for All Global Monitoring Report 2011 yang dikeluarkan UNESCO dan berisi hasil pemantauan pendidikan dunia, dari 127 negara, Education Development Index (EDI) atau Indeks Pembangunan Pendidikan Indonesia masih berada pada posisi ke-69. Jika dibandingkan dengan negara tetangga, Malaysia berada di urutan ke-65 sementara Brunei di urutan ke-34.
Selain itu, laporan tersebut menyatakan bahwa akses pendidikan di Indonesia masih perlu mendapat perhatian karena lebih dari 1,5 juta anak tiap tahun tidak dapat melanjutkan sekolah. Dari sisi kualitas guru dan komitmen mengajar, terdapat lebih dari 54 persen guru memiliki standar kualifikasi yang perlu ditingkatkan dan 13,19 persen bangunan sekolah dalam kondisi perlu diperbaiki.
Melalui Adaro Nyalakan Ilmu, Adaro Foundation memberikan pelatihan kepada guru PAUD, termasuk PAUD adat Dayak Desa Liu, yang didirikan untuk masyarakat suku Dayak yang merupakan suku minoritas di Kabupaten Balangan. Menggandeng Indonesia Heritage Foundation, program ini mempersiapkan 100.000 potensi sumber daya manusia usia produktif (15-64 tahun pada tahun 2028 dan seterusnya) yang berkarakter di Kalimantan melalui pembinaan 650 lembaga PAUD di Kalimantan Selatan, Tengah, dan Timur selama tahun 2018-2024.
"Kami bersyukur dapat terlibat dalam FiFest 2018, ajang yang menampilkan beragam cara dan metode baru dalam menyumbang dan menolong sesama. Dalam FiFest ini, Adaro Energy melalui Adaro Foundation kembali membuktikan komitmen kami untuk terlibat aktif dalam aktivitas filantropi melalui program Adaro Nyalakan Perubahan," tutur CSR Division Head PT Adaro Energy Tbk, Okty Damayanti, dalam keterangan resmi, Sabtu (17/11/2018).
Okty menambahkan, melalui program Adaro Nyalakan Perubahan, Adaro Foundation berupaya sejalan dengan SDGs 2030, dimana salah satu prinsip utamanya yaitu 'Leaving No One Behind' atau 'Tidak Meninggalkan Siapapun di Belakang'. Setiap tujuan yang dipenuhi harus selalu memenuhi kebutuhan semua orang. Dalam program Adaro Nyalakan Perubahan, didalamnya ada lima pilar, salah satunya Adaro Nyalakan Ilmu.
"Untuk tahun ini, Adaro Nyalakan Ilmu fokus untuk masyarakat di Kalimantan, wilayah kerja Adaro. Kami ingin menurunkan dispasritas kualitas pendidikan antara Pulau Jawa dan Kalimantan. Keberadaan Adaro di Kalimantan selama ini turut mendongkrak indeks pembangunan manusia di tiga kabupaten di Kalimantan Selatan dan Tengah setiap tahunnya. Dapat diartikan bahwa masyarakat di kedua wilayah kerja Adaro ini dapat meningkatkan produktivitas dan menurunkan tingkat kemiskinan," tutur Okty.
Okty menambahkan, Adaro menerapkan lima program unggulan Adaro Nyalakan Ilmu yang mencakup Pelatihan Guru dan Kepala Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Vokasi (SMK dan Politeknik), Pelatihan Vokasi bagi Pesantren dan Para Santrinya, Pendidikan Berbasis Teknologi serta Beasiswa.
Menurut Education for All Global Monitoring Report 2011 yang dikeluarkan UNESCO dan berisi hasil pemantauan pendidikan dunia, dari 127 negara, Education Development Index (EDI) atau Indeks Pembangunan Pendidikan Indonesia masih berada pada posisi ke-69. Jika dibandingkan dengan negara tetangga, Malaysia berada di urutan ke-65 sementara Brunei di urutan ke-34.
Selain itu, laporan tersebut menyatakan bahwa akses pendidikan di Indonesia masih perlu mendapat perhatian karena lebih dari 1,5 juta anak tiap tahun tidak dapat melanjutkan sekolah. Dari sisi kualitas guru dan komitmen mengajar, terdapat lebih dari 54 persen guru memiliki standar kualifikasi yang perlu ditingkatkan dan 13,19 persen bangunan sekolah dalam kondisi perlu diperbaiki.
Melalui Adaro Nyalakan Ilmu, Adaro Foundation memberikan pelatihan kepada guru PAUD, termasuk PAUD adat Dayak Desa Liu, yang didirikan untuk masyarakat suku Dayak yang merupakan suku minoritas di Kabupaten Balangan. Menggandeng Indonesia Heritage Foundation, program ini mempersiapkan 100.000 potensi sumber daya manusia usia produktif (15-64 tahun pada tahun 2028 dan seterusnya) yang berkarakter di Kalimantan melalui pembinaan 650 lembaga PAUD di Kalimantan Selatan, Tengah, dan Timur selama tahun 2018-2024.
(ven)