Pertamina Pastikan Pasokan BBM ke Berau Meski Hadapi Tantangan
A
A
A
JAKARTA - Kendati menghadapi berbagai tantangan penyaluran seperti gangguan cuaca ataupun infrastruktur akses darat, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VI yang membawahi wilayah Kalimantan terus mengupayakan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) di wilayahnya, termasuk di Kabupaten Berau.
Region Manager Communication & CSR Pertamina Kalimantan Yudi Nugraha mengatakan, berbeda dengan pendistribusian di Jawa yang didukung oleh akses yang memadai, penyaluran BBM di Kalimantan memang menjadi salah satu yang paling menantang. Dengan kondisi wilayah yang tidak terlalu padat di beberapa titik atau bahkan terpisah oleh area hutan, tidak jarang penyaluran dilaksanakan hingga berhari-hari ataupun menggunakan berbagai moda pengangkutan.
Di wilayah ini, penyaluran antara lain dilakukan menggunakan kapal khusus Self Propelled Oil Barge (SPOB) dari supply point utama Terminal BBM Balikpapan.
"Apabila di beberapa waktu terjadi kendala yang di luar kendali Pertamina, seperti faktor cuaca, kami mohon dukungan dari masyarakat untuk sedikit bersabar. Tentunya kami akan memikirkan alternatif solusi penyalurannya," ujar Yudi dalam keterangan tertulis, Minggu (18/11/2018).
Mengenai penyaluran ke Kabupten Berau, Yudi menjelaskan bahwa hal itu dilakukan setidaknya seminggu sekali dengan mengirimkan SPOB berkapasitas rata-rata 5 juta liter per pengiriman. Untuk kebutuhan jelang libur panjang (long weekend) minggu ketiga November 2018, Pertamina telah mendatangkan SPOB BB SAS 9 yang tiba di Pelabuhan Jobber Berau Rabu (14/11) lalu.
Kapal ini berlabuh dengan membawa muatan BBM jenis premium sebanyak 1,938 juta liter, pertamax 380.000 liter dan Solar 2,37 juta liter. Pasokan tersebut disalurkan ke 12 lembaga penyalur yang terdiri dari SPBU dan juga APMS. "Pasokan selanjutnya akan tiba dalam 1-2 hari ini melalui SPOB Ratu Sahara. Dengan muatan 5 juta liter, InsyaAllah dapat memasok kebutuhan BBM masyarakat selama long weekend ini di Berau," ungkap Yudi.
Terkait dengan pola konsumsi BBM masyarakat Yudi selanjutnya mengimbau agar masyarakat dapat lebih bijak dalam melakukan pembelian BBM. Ia mengajak masyarakat yang telah mampu dan memiliki kendaraan keluaran tahun 2000 ke atas memilih BBM dengan angka oktan 90 ke atas. "Tidak hanya baik untuk mesin, dengan menggunakan BBM tersebut masyarakat telah mendukung penggunaan BBM subsidi sesuai peruntukan," ujarnya.
Selain itu, guna memastikan aspek keselamatan dalam jual beli BBM, ia pun mengimbau agar masyarakat melakukan pembelian BBM di outlet resmi Pertamina. SPBU Pertamina, kata dia, telah dioperasikan dengan prosedur keselamatan yang standar berbeda dengan outlet tak resmi yang dioperasikan tanpa memperhatikan aspek tersebut.
"Ini merupakan tugas kita bersama. Pemerintah dan Pertamina dalam hal ini membutuhkan dukungan dari masyarakat untuk lebih bijak memilih BBM, baik jenis maupun lokasi pembelian. Kami pun terbuka apabila pemerintah selaku regulator ingin berkoordinasi lebih lanjut mengenai pengawasan penyaluran BBM kepada masyarakat," pungkas Yudi.
Region Manager Communication & CSR Pertamina Kalimantan Yudi Nugraha mengatakan, berbeda dengan pendistribusian di Jawa yang didukung oleh akses yang memadai, penyaluran BBM di Kalimantan memang menjadi salah satu yang paling menantang. Dengan kondisi wilayah yang tidak terlalu padat di beberapa titik atau bahkan terpisah oleh area hutan, tidak jarang penyaluran dilaksanakan hingga berhari-hari ataupun menggunakan berbagai moda pengangkutan.
Di wilayah ini, penyaluran antara lain dilakukan menggunakan kapal khusus Self Propelled Oil Barge (SPOB) dari supply point utama Terminal BBM Balikpapan.
"Apabila di beberapa waktu terjadi kendala yang di luar kendali Pertamina, seperti faktor cuaca, kami mohon dukungan dari masyarakat untuk sedikit bersabar. Tentunya kami akan memikirkan alternatif solusi penyalurannya," ujar Yudi dalam keterangan tertulis, Minggu (18/11/2018).
Mengenai penyaluran ke Kabupten Berau, Yudi menjelaskan bahwa hal itu dilakukan setidaknya seminggu sekali dengan mengirimkan SPOB berkapasitas rata-rata 5 juta liter per pengiriman. Untuk kebutuhan jelang libur panjang (long weekend) minggu ketiga November 2018, Pertamina telah mendatangkan SPOB BB SAS 9 yang tiba di Pelabuhan Jobber Berau Rabu (14/11) lalu.
Kapal ini berlabuh dengan membawa muatan BBM jenis premium sebanyak 1,938 juta liter, pertamax 380.000 liter dan Solar 2,37 juta liter. Pasokan tersebut disalurkan ke 12 lembaga penyalur yang terdiri dari SPBU dan juga APMS. "Pasokan selanjutnya akan tiba dalam 1-2 hari ini melalui SPOB Ratu Sahara. Dengan muatan 5 juta liter, InsyaAllah dapat memasok kebutuhan BBM masyarakat selama long weekend ini di Berau," ungkap Yudi.
Terkait dengan pola konsumsi BBM masyarakat Yudi selanjutnya mengimbau agar masyarakat dapat lebih bijak dalam melakukan pembelian BBM. Ia mengajak masyarakat yang telah mampu dan memiliki kendaraan keluaran tahun 2000 ke atas memilih BBM dengan angka oktan 90 ke atas. "Tidak hanya baik untuk mesin, dengan menggunakan BBM tersebut masyarakat telah mendukung penggunaan BBM subsidi sesuai peruntukan," ujarnya.
Selain itu, guna memastikan aspek keselamatan dalam jual beli BBM, ia pun mengimbau agar masyarakat melakukan pembelian BBM di outlet resmi Pertamina. SPBU Pertamina, kata dia, telah dioperasikan dengan prosedur keselamatan yang standar berbeda dengan outlet tak resmi yang dioperasikan tanpa memperhatikan aspek tersebut.
"Ini merupakan tugas kita bersama. Pemerintah dan Pertamina dalam hal ini membutuhkan dukungan dari masyarakat untuk lebih bijak memilih BBM, baik jenis maupun lokasi pembelian. Kami pun terbuka apabila pemerintah selaku regulator ingin berkoordinasi lebih lanjut mengenai pengawasan penyaluran BBM kepada masyarakat," pungkas Yudi.
(fjo)