Bank Mantap Disuntik Dana Rp500 Miliar
A
A
A
BADUNG - PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) mendapat suntikan dana Rp500 miliar dari induknya. Dana segar itu akan dipakai untuk mendukung rencana ekspansi di tahun 2019.
Direktur Utama Bank Mantap, Josephus K Triprakoso, mengatakan penambahan investasi itu dikucurkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp225 miliar dan dan PT Taspen (Persero) senilai Rp242 miliar.
"Suntikan dana itu kita hitung berdasarkan kebutuhan ekspansi," katanya di sela Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jimbaran, Badung, Bali, Jumat (30/11).
Menurut Josephus, suntikan modal tersebut merupakan indikator bahwa perusahan induk percaya terhadap kinerja Bank Mantap yang tumbuh pesat.
Pada 2017, Bank Mantap membukukan kenaikan laba bersih 215,9% menjadi Rp160 miliar dari sebelumnya Rp50,67 miliar. Laba ditopang oleh pertumbuhan kredit yang mencapai Rp10,50 triliun, atau tumbuh 113,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,92 triliun. Laba juga ditopang pendapat operasional lainnya (Fee Based Income) yang meningkat 252,7% menjadi Rp156,5 miliar.
Suntikan dana, lanjut dia, diantaranya akan digunakan untuk membuka 136 jaringan kantor pada 2019. Hal itu untuk meningkatkan akses jaringan layanan perbankan dalam memperkuat layanan pensiun Aparatur Sipil Negara (ASN) dan TNI/Polri.
Selain itu, Bank Mantap akan meningkatkan kemampuan dalam menciptakan produk baru pada 2019. "Kami akan kembangkan program digitalisasi. Nanti kami lihat perubahannya di awal tahun," papar Jos.
Dalam penyertaan modal tersebut, juga terjadi perubahaan komposisi saham, dimana sebelumnya saham Bank Mandiri di Bank Mantap sebesar 59,44% terdilusi menjadi 51,05% oleh saham Taspen di Bank Mantap yang sebelumnya 40% meningkat menjadi 48,39%. Sedangkan sisa saham masih dipegang oleh minoritas.
Dengan perubahan komposisi pemegang saham tersebut, Bank Mandiri tetap menjadi pemegang saham mayoritas dan Taspen sebagai pemegang saham pengendali sesuai Undang-undang Perseroan Terbatas.
Jos berharap suntikan tersebut diharapkan dapat meningkatkan rasio kecukupan modal (CAR) pada Oktober 2018 ini diangka 19,83%. "Untuk 2019 kita targetkan pertumbuhan 40%," ujarnya.
Jos menambahkan, sampai dengan Oktober 2018, total aset yang dimiliki sebesar Rp18,56 triliun atau tumbuh sekitar 45,8%. Sedangkan posisi dana pihak ketiga mencapai Rp14,02 triliun atau tumbuh sampai dengan 60,5%.
Untuk penyaluran kredit berkisar Rp14,76 triliun atau meningkat sampai 53,5%. Khusus untuk penyaluran kredit pensiunan sebesar Rp13,20 triliun dengan persentase tumbuh 75,7%.
Sedangkan laba bersih yang dihasilkan sebesar Rp290,6 miliar atau naik sampai dengan 132,1% dari periode tahun sebelumnya. "Saat ini Bank Mantap mempunyai jaringan kantor sebanyak 220 jaringan yang tersebar di 28 provinsi," kata Jos.
Direktur Utama Bank Mantap, Josephus K Triprakoso, mengatakan penambahan investasi itu dikucurkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp225 miliar dan dan PT Taspen (Persero) senilai Rp242 miliar.
"Suntikan dana itu kita hitung berdasarkan kebutuhan ekspansi," katanya di sela Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jimbaran, Badung, Bali, Jumat (30/11).
Menurut Josephus, suntikan modal tersebut merupakan indikator bahwa perusahan induk percaya terhadap kinerja Bank Mantap yang tumbuh pesat.
Pada 2017, Bank Mantap membukukan kenaikan laba bersih 215,9% menjadi Rp160 miliar dari sebelumnya Rp50,67 miliar. Laba ditopang oleh pertumbuhan kredit yang mencapai Rp10,50 triliun, atau tumbuh 113,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,92 triliun. Laba juga ditopang pendapat operasional lainnya (Fee Based Income) yang meningkat 252,7% menjadi Rp156,5 miliar.
Suntikan dana, lanjut dia, diantaranya akan digunakan untuk membuka 136 jaringan kantor pada 2019. Hal itu untuk meningkatkan akses jaringan layanan perbankan dalam memperkuat layanan pensiun Aparatur Sipil Negara (ASN) dan TNI/Polri.
Selain itu, Bank Mantap akan meningkatkan kemampuan dalam menciptakan produk baru pada 2019. "Kami akan kembangkan program digitalisasi. Nanti kami lihat perubahannya di awal tahun," papar Jos.
Dalam penyertaan modal tersebut, juga terjadi perubahaan komposisi saham, dimana sebelumnya saham Bank Mandiri di Bank Mantap sebesar 59,44% terdilusi menjadi 51,05% oleh saham Taspen di Bank Mantap yang sebelumnya 40% meningkat menjadi 48,39%. Sedangkan sisa saham masih dipegang oleh minoritas.
Dengan perubahan komposisi pemegang saham tersebut, Bank Mandiri tetap menjadi pemegang saham mayoritas dan Taspen sebagai pemegang saham pengendali sesuai Undang-undang Perseroan Terbatas.
Jos berharap suntikan tersebut diharapkan dapat meningkatkan rasio kecukupan modal (CAR) pada Oktober 2018 ini diangka 19,83%. "Untuk 2019 kita targetkan pertumbuhan 40%," ujarnya.
Jos menambahkan, sampai dengan Oktober 2018, total aset yang dimiliki sebesar Rp18,56 triliun atau tumbuh sekitar 45,8%. Sedangkan posisi dana pihak ketiga mencapai Rp14,02 triliun atau tumbuh sampai dengan 60,5%.
Untuk penyaluran kredit berkisar Rp14,76 triliun atau meningkat sampai 53,5%. Khusus untuk penyaluran kredit pensiunan sebesar Rp13,20 triliun dengan persentase tumbuh 75,7%.
Sedangkan laba bersih yang dihasilkan sebesar Rp290,6 miliar atau naik sampai dengan 132,1% dari periode tahun sebelumnya. "Saat ini Bank Mantap mempunyai jaringan kantor sebanyak 220 jaringan yang tersebar di 28 provinsi," kata Jos.
(ven)