Trump-Jinping Gencatan Senjata, Rupiah Bertenaga ke Rp14.242
A
A
A
JAKARTA - Awal Desember menjadi kabar baik bagi nilai tukar rupiah, selain arus modal yang masuk (capital inflow), "gencatan senjata" atas konflik dagang Amerika Serikat dan Republik Rakyat China meredakan kekhawatiran investor.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Senin (3/12/2018) dibuka menguat. Indeks Bloomberg mencatat rupiah dibuka bertenaga 31 poin ke level Rp14.280 per USD, dimana pada Jumat pekan lalu di level Rp14.301 per USD. Laju rupiah semakin berkibar 59 poin atau 0,42% ke level Rp14.242 per USD pada pukul 10.38 WIB.
Senada, rupiah juga bergairah di indeks Yahoo Finance, dengan menguat 65 poin atau 0,45% ke posisi Rp14.235 per USD di Senin (3/12), setelah di Jumat pekan lali berada di angka Rp14.301 per USD.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, mematok rupiah pada Senin ini di level Rp14.252 per USD, terapresiasi 87 poin atau 0,61% dari posisi Rp14.339 pada Jumat (30/11) pekan lewat.
Melansir Reueters, USD karena permintaan investor untuk aset berisiko naik usai "gencatan senjata" antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden RRC Xi Jinping pada pembicaraan G20 di Argentina. Trump menahan untuk menaikkan tarif atas USD200 milar barang China sebesar 25% pada 1 Januari 2019.
China dan Amerika Serikat akan mencoba menjembatani perbedaan mereka melalui pembicaraan baru yang bertujuan mencapai kesepakatan dalam 90 hari. Hal ini membuat indeks USD melawan enam mata uang utama, diperdagangkan turun 0,13% pada 97,14.
Euro langsung naik 0,16% menjadi USD1,1333. Dolar Selandia Baru juga menguat menjadi 0,6908 dan dolar Australia bertenaga ke level 0,7366. Selain dolar yang melemah, yen Jepang yang juga sebagai safe haven aset tidak bertenaga dan impas di level 113,45 per USD. Dolar kehilangan 0,54% melawan yuan China menjadi 6,9134 per USD, penurunan tertajam sejak 1 Oktober.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Senin (3/12/2018) dibuka menguat. Indeks Bloomberg mencatat rupiah dibuka bertenaga 31 poin ke level Rp14.280 per USD, dimana pada Jumat pekan lalu di level Rp14.301 per USD. Laju rupiah semakin berkibar 59 poin atau 0,42% ke level Rp14.242 per USD pada pukul 10.38 WIB.
Senada, rupiah juga bergairah di indeks Yahoo Finance, dengan menguat 65 poin atau 0,45% ke posisi Rp14.235 per USD di Senin (3/12), setelah di Jumat pekan lali berada di angka Rp14.301 per USD.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, mematok rupiah pada Senin ini di level Rp14.252 per USD, terapresiasi 87 poin atau 0,61% dari posisi Rp14.339 pada Jumat (30/11) pekan lewat.
Melansir Reueters, USD karena permintaan investor untuk aset berisiko naik usai "gencatan senjata" antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden RRC Xi Jinping pada pembicaraan G20 di Argentina. Trump menahan untuk menaikkan tarif atas USD200 milar barang China sebesar 25% pada 1 Januari 2019.
China dan Amerika Serikat akan mencoba menjembatani perbedaan mereka melalui pembicaraan baru yang bertujuan mencapai kesepakatan dalam 90 hari. Hal ini membuat indeks USD melawan enam mata uang utama, diperdagangkan turun 0,13% pada 97,14.
Euro langsung naik 0,16% menjadi USD1,1333. Dolar Selandia Baru juga menguat menjadi 0,6908 dan dolar Australia bertenaga ke level 0,7366. Selain dolar yang melemah, yen Jepang yang juga sebagai safe haven aset tidak bertenaga dan impas di level 113,45 per USD. Dolar kehilangan 0,54% melawan yuan China menjadi 6,9134 per USD, penurunan tertajam sejak 1 Oktober.
(ven)