Mentan Dorong Mahasiswa Sukseskan Program Pertanian
A
A
A
BOGOR - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong seluruh mahasiswa pertanian yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Pertanian di seluruh Indonesia agar mau mengawal dan berkontribusi terhadap jalannya program pemerintah, khususnya bidang pangan.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam Konsolidasi Nasional Mahasiswa Pertanian Indonesia bertajuk Training of Mapping yang digelar di Komplek Bumi Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, Selasa (4/12/2018).
"Kami sudah mengimbau kepada Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian untuk membangun komunikasi kepada BEM seluruh Indonesia," kata Amran.
Menurut Amran, komunikasi itu nantinya berfungsi untuk menampung saran dan kritik mahasiswa dalam mewujudkan kesejahteraan petani. Mahasiswa bisa mangawasi program yang tengah diimplementasikan pemerintah, khususnya bidang pertanian, sekaligus berkontribusi dalam upaya menyejahterakan para petani.
"Negara ini milik bersama, jadi kita harus bangun secara bersama. Tanpa kebersamaan saya yakin mimpi kita tidak akan tercapai. Oleh karena itu, saya sudah sampaikan bahwa adik-adik mahasiswa bisa langsung memantau," tambah Amran.
Amran mengaku bangga sekaligus bahagia karena jumlah remaja yang mendaftarkan diri ke fakultas Pertanian jauh meningkat jika dibandungkan tahun sebelumnya. Dengan demikian, jika anak mudah mulai minati sektor pertanian, harapan realisasi kesejahteraan petani semakin dekat dan bisa tercapai.
"Mahasiswa Politeknik yang dulunya hanya 980 orang per tahun, sekarang meningkat 1.200%. Maka itu, ini adalah capaian besar yang memberikan harapan dan mimpi besar yang sudah ditetapkan," katanya.
Amran menambahkan, data tersebut ia peroleh dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) yang mengakumulasi jumlah kenaikan mahasiswa pertanian hingga 64%. Menurutnya, banyaknya peminat itu tak terlepas dari adanya sejumlah konglomerat nasional sukses yang berasal dari sektor pertanian.
"Buat saya 64% ini kemajuan yang luar biasa. Artinya apa, artinya ada gerakan masif seluruh remaja indonesia yang makin mencintai sektor pertanian. Toh kalau mau jujur, 8 dari 10 konglomerat indonesia juga berasal dari sarjana pertanian," katanya.
Diketahui, konsolidasi Training of Mapping ini menghasilkan tiga poin penting. Poin pertama adalah pembenahan status program pertanian di setiap daerah.
Sedangkan poin kedua, mahasiswa meminta impian dan kemajuan pembangunan desa maju versi masyarakat segera dihujudkan. Terakhir, mereka memberi rekomendasi tentang apa saja area atau celah perbaikan program yang perlu ditindaklanjuti.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam Konsolidasi Nasional Mahasiswa Pertanian Indonesia bertajuk Training of Mapping yang digelar di Komplek Bumi Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi, Selasa (4/12/2018).
"Kami sudah mengimbau kepada Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian untuk membangun komunikasi kepada BEM seluruh Indonesia," kata Amran.
Menurut Amran, komunikasi itu nantinya berfungsi untuk menampung saran dan kritik mahasiswa dalam mewujudkan kesejahteraan petani. Mahasiswa bisa mangawasi program yang tengah diimplementasikan pemerintah, khususnya bidang pertanian, sekaligus berkontribusi dalam upaya menyejahterakan para petani.
"Negara ini milik bersama, jadi kita harus bangun secara bersama. Tanpa kebersamaan saya yakin mimpi kita tidak akan tercapai. Oleh karena itu, saya sudah sampaikan bahwa adik-adik mahasiswa bisa langsung memantau," tambah Amran.
Amran mengaku bangga sekaligus bahagia karena jumlah remaja yang mendaftarkan diri ke fakultas Pertanian jauh meningkat jika dibandungkan tahun sebelumnya. Dengan demikian, jika anak mudah mulai minati sektor pertanian, harapan realisasi kesejahteraan petani semakin dekat dan bisa tercapai.
"Mahasiswa Politeknik yang dulunya hanya 980 orang per tahun, sekarang meningkat 1.200%. Maka itu, ini adalah capaian besar yang memberikan harapan dan mimpi besar yang sudah ditetapkan," katanya.
Amran menambahkan, data tersebut ia peroleh dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) yang mengakumulasi jumlah kenaikan mahasiswa pertanian hingga 64%. Menurutnya, banyaknya peminat itu tak terlepas dari adanya sejumlah konglomerat nasional sukses yang berasal dari sektor pertanian.
"Buat saya 64% ini kemajuan yang luar biasa. Artinya apa, artinya ada gerakan masif seluruh remaja indonesia yang makin mencintai sektor pertanian. Toh kalau mau jujur, 8 dari 10 konglomerat indonesia juga berasal dari sarjana pertanian," katanya.
Diketahui, konsolidasi Training of Mapping ini menghasilkan tiga poin penting. Poin pertama adalah pembenahan status program pertanian di setiap daerah.
Sedangkan poin kedua, mahasiswa meminta impian dan kemajuan pembangunan desa maju versi masyarakat segera dihujudkan. Terakhir, mereka memberi rekomendasi tentang apa saja area atau celah perbaikan program yang perlu ditindaklanjuti.
(fjo)