Kemenkeu: Defisit APBN Diperkirakan Semakin Mengecil
A
A
A
BALI - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) optimistis defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 akan di bawah 2%. Dengan demikian, diperkirakan pada APBN 2019 defisit akan semakin mengecil yaitu sekitar 1,84%.
"Defisit akan semakin kecil lagi ke depan. Akan update terus tiap tahun. Defisit arahnya makin mengecil, keseimbangan primer positif, (tahun 2019) diperkirakan 1,82%. Keseimbangan bisa positif, di bawah lagi bisa surplus," ujar Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani di Bali, Rabu (5/12/2018).
Dia mengatakan, menurunnya defisit APBN membuat pembangunan dan infrastruktur akan berjalan lebih lancar. Hal itu tak terlepas dari perencanaan yang matang dan dengan penerimaan pendapatan yang konsisten.
"Defisit di bawah 2% bisa membuat APBN sehat dan kredibel. Melalui perencanaan yang matang, target penerimaan semakin baik dan konsisten. Program pembangunan bisa terus berlanjut. Ini semua pakai effort semua, dengan strategi dan langkah nyata, jadi bisa optimal," tegasnya.
Askolani juga mengaku sangat senang jika perubahan APBN atau penyusunan APBN-P tidak dilakukan dengan tujuan menekan defisit. Padahal, kata dia, selama ini APBN-P biasanya dilakukan untuk menekan defisit APBN.
"Sekarang kita tidak lakukan APBN-P malah defisit kita makin kecil. Bisa di bawah 2%," tandasnya.
"Defisit akan semakin kecil lagi ke depan. Akan update terus tiap tahun. Defisit arahnya makin mengecil, keseimbangan primer positif, (tahun 2019) diperkirakan 1,82%. Keseimbangan bisa positif, di bawah lagi bisa surplus," ujar Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani di Bali, Rabu (5/12/2018).
Dia mengatakan, menurunnya defisit APBN membuat pembangunan dan infrastruktur akan berjalan lebih lancar. Hal itu tak terlepas dari perencanaan yang matang dan dengan penerimaan pendapatan yang konsisten.
"Defisit di bawah 2% bisa membuat APBN sehat dan kredibel. Melalui perencanaan yang matang, target penerimaan semakin baik dan konsisten. Program pembangunan bisa terus berlanjut. Ini semua pakai effort semua, dengan strategi dan langkah nyata, jadi bisa optimal," tegasnya.
Askolani juga mengaku sangat senang jika perubahan APBN atau penyusunan APBN-P tidak dilakukan dengan tujuan menekan defisit. Padahal, kata dia, selama ini APBN-P biasanya dilakukan untuk menekan defisit APBN.
"Sekarang kita tidak lakukan APBN-P malah defisit kita makin kecil. Bisa di bawah 2%," tandasnya.
(fjo)