Pacu Daya Saing, Kementan-Pemprov Sumbar Gelar Festival Durian

Kamis, 06 Desember 2018 - 13:30 WIB
Pacu Daya Saing, Kementan-Pemprov Sumbar Gelar Festival Durian
Pacu Daya Saing, Kementan-Pemprov Sumbar Gelar Festival Durian
A A A
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menggelar festival dan panen durian lokal.

Festival ini yang digelar Rabu (5/12) ini dihadiri Satuan Kerja Perangkat Dinas Provinsi Sumbar, Walikota Solok Zul Elfein, dinas pertanian kabupaten se Sumbar, petani dan masyarakat. Acara diisi dengan penanaman beberapa jenis durian unggulan lokal seperti durian matahari, otong, dan lainnya di Kota Solok, dilanjutkan panen dan memetik durian matang dari pohon, makan durian gratis serta berdiskusi dengan petani durian di Kabupaten Solok.

Dirjen Hortikultura Suwandi mengatakan, festival dan panen durian di Solok dimaksudkan untuk lebih memperkenalkan buah durian lokal unggulan kepada masyarakat luas, baik dari segi rasanya yang luar biasa maupun manfaatnya untuk tubuh manusia. Durian yang dikenal sebagai king of fruit kini semakin digemari karena kaya akan protein, serat, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, kalsium, kalium dan fosfor.

"Kami minta agar jenis durian unggulan lokal segera didaftarkan untuk diberi nama varietas sehingga semakin mudah dikenal oleh anggota masyarakat dan yang terpenting adalah bisa dikomersialkan," kata Suwandi dalam siaran pers, Kamis (6/12/2018).

Menurut Suwandi, menghasilkan produk durian unggulan yang bisa bersaing dengan durian dari negara lain, membutuhkan bantuan Badan Litbang untuk memberikan pendampingan intensif agar setiap sumber daya yang ada di Sumatera Barat dapat dikelola dengan baik.

"Indonesia memiliki keragaman jenis dan varietas durian lokal. Varietas durian unggul yang sudah dikenal masyarakat seperti Durian Pelangi dari Papua, Durian Merah dari Banyuwangi, Durian Srobut dari Kalimantan Barat, Durian Bawor Banyumas, Durian Petruk, Durian Matahari dan banyak jenis lainnya," terang dia.

Suwandi pun menyebutkan pasar durian sangat terbuka luas dan durian lokal digemari baik di dalam negeri dan mampu bersaing dieskpor. Buktinya, Indonesia pada tahun 2017 masih defisit neraca perdagangan durian, namun seiring berbagai program menggerakan mutu dan mendorong ekspor, kini pada 2018 ekspor durian lebih tinggi dari pada impornya, sehingga neraca perdagangan durian sudah surplus 733 ton.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Chandra mengatakan sentra produksi durian terdapat di Kabupaten Agam, Kabupaten Solok, Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupatan Padang Pariaman. Berdasarkan data BPS, produksi durian di Kabupaten Solok 2016 sebesar 2.375 ton dan pada 2017 mencapai5.467 ton.

"Artinya naik 43,44% sedangkan produksi durian di Provinsi Sumatera Barat 2016 sebesar 43.886 ton dan 2017 sebesar 74.539 ton atau naik sebesar 58,87%," kata dia.

Salah satu pohon durian yang tumbuh di kebun lokasi panen adalah durian jenis Matahari yang pada saat panen raya mampu berbuah hingga 1.000 butir per pohon, namun harga durian di kebun masih murah yaitu Rp10.000 per butir dan harga di pasar/konsumen hanya Rp15.000 hingga Rp20.000 per butir.

Anjung, petani durian menuturkan, hal ini berbeda dengan di Jakarta bisa mencapai harga Rp40.000-Rp50.000 per butir. "Perbedaan harga itu merupakan sebuah peluang. Kita memiliki durian lokal yang unik, belum ada di daerah lain, jenis Madu dan Racun yang bisa mencapai berat 8 kg per butir," tutur Anjung.

Menurut petani pemilik 40 hektare kebun durian dari Nagari Selayo, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok itu, satu butir durian Madu Racun tidak akan habis dikonsumsi oleh empat orang. Pohon durain ini bisa berbuah 800 sampai 1.000 buah per pohon.

Dia menambahkan, dikebunnya juga terdapat durian jenis Bango yang salah satu keistimewaannya memiliki rasa tidak kalah dengan Durian Musang King. Satu butir Durian Bango bisa dijual Rp350.000.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4776 seconds (0.1#10.140)