NTB Panen Pedet, Bukti Geliat Peternakan Pascagempa

Sabtu, 08 Desember 2018 - 14:01 WIB
NTB Panen Pedet, Bukti Geliat Peternakan Pascagempa
NTB Panen Pedet, Bukti Geliat Peternakan Pascagempa
A A A
JAKARTA - Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai bangkit kembali untuk memulihkan perekonomiannya pascabencana gempa bumi beberapa bulan yang lalu. Termasuk di subsektor peternakan yang ditunjukkan dengan acara panen pedet (anak sapi) di Banyumulek, Lombok, NTB, baru-baru ini.

"Acara panen pedet ini merupakan bukti mulai bergeraknya ekonomi masyarakat di subsektor peternakan, terlihat peternak bersemangat setelah beberapa waktu lalu terkena bencana gempa bumi," kata Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian (Kementan) Sugiono dalam siaran pers, Sabtu (8/12/2018).

Sugiono mengaku tidak mengira jika sapi yang lahir berkat Upaya Khusus Sapi Wajib Bunting (Upsus Siwab) di NTB mencapai 50.381 ekor atau 105,84 % dari target sebesar 47.600 ekor. "Ini capaian luar biasa, dan semangat peternak NTB untuk bangkit kembali dan beternak pascagempa patut kita apresiasi," ucap Sugiono.

Berdasarkan data ISIKHNAS, capaian kegiatan Upsus Siwab Provinsi NTB dari 1 Januari sampai dengan Desember tahun ini telah mencapai pelayanan IB sebesar 114.480 ekor atau 134,68% dari target 85.000 ekor.

Sugiono menceritakan bahwa Kementan sempat khawatir saat terjadi gempa di NTB, mengingat provinsi ini termasuk salah satu lumbung ternak nasional. Saat terjadi gempa di NTB menurutnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman langsung menginstruksikan ke dirjen PKH untuk melakukan aksi cepat peduli gempa di NTB.

"Tim kami waktu itu langsung turun ke lapangan secara bergantian untuk membantu penyelamatan ternak dan membantu puluhan Kelompok Tani Ternak (KTT) menangani ternaknya, serta menggalang dana bantuan dari beberapa stakeholder terkait," ucap Sugiono.

Sugiono menjelaskan, NTB merupakan provinsi yang mempunyai peran strategis dalam pembangunan peternakan. Berdasarkan data BPS Tahun 2017, populasi sapi potong di Propvinsi NTB sebanyak 1.193.249 ekor merupakan 4 provinsi terbesar di Indonesia.

Populasi kerbau sebanyak 119.265 ekor (3 provinsi terbesar), kambing sebanyak 678.769 ekor (9 provinsi terbesar), kuda sebanyak 49.559 ekor (2 provinsi terbesar) dan ayam buras sebanyak 8.385.236 ekor (10 provinsi terbesar).

Ia berpendapat, jika subsektor basis yang mempunyai keunggulan komparatif ini dikembangkan dan dikelola dengan baik, maka akan mampu menjadi pendorong dan menjadi pengerak roda perekonomian di NTB.

"Saya yakin jika semangat beternak ini terus dikembangkan, NTB akan mampu memenuhi kebutuhan pangan asal ternak (gizi) untuk masyarakatnya sendiri dan nantinya dapat berkembang sebagai daerah penyangga kebutuhan pangan asal ternak nasional.

"Untuk mendukung pembangunan peternakan di provinsi NTB, pada tahun 2018 Kementan telah meluncurkan paket-paket program Pro Peternak, antara lain Upsus Siwab, program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja) dan penambahan indukan impor," papar Sugiono.

Untuk mendukung peningkatan populasi sapi di Provinsi NTB, Ditjen PKH Kementan juga akan menambah indukan impor sebanyak 455 ekor. Selanjutnya Ia sebutkan bahwa untuk kegiatan Bekerja di NTB akan difasilitasi paket bantuan ayam sebanyak 658.650 ekor yang distribusikan kepada 13.173 rumah tangga miskin di Kabupaten Lombok Tengah.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7293 seconds (0.1#10.140)