Harga Minyak Dunia Perpanjang Tren Penguatan Dipimpin OPEC

Senin, 10 Desember 2018 - 11:16 WIB
Harga Minyak Dunia Perpanjang...
Harga Minyak Dunia Perpanjang Tren Penguatan Dipimpin OPEC
A A A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia memperpanjang tren penguatan pada perdagangan awal pekan, Senin (10/12/2018) untuk melanjutkan kenaikan pada Jumat, kemarin. Hal ini dipimpin oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) serta beberapa produsen non-afiliasi yang menyetujui pemotongan pasokan hingga 1,2 juta barel per hari (bpd) dari Januari.

Meskipun demikian seperti dilansir Reuters hari ini, perkiraan untuk tahun depan masih suram ketika masih dibayangi perlambatan ekonomi global. Terpantau harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional bertengger di posisi USD62,21 per barel pada pukul 02.18 GMT atau lebih tinggi 54 sen yang setara dengan 0,9% dari penutupan terakhir.

Sebelumnya harga melonjak pada hari Jumat (8/12) setelah OPEC dan beberapa produsen non-OPEC termasuk produsen kelas berat seperti Rusia telah mengumumkan, bahwa mereka bakal mengurangi pasokan sebanyak 1,2 juta bpd. Dengan rincian sebesar pengurangan 800.000 bpd yang direncanakan oleh anggota OPEC serta 400.000 bpd oleh negara-negara yang tidak berafiliasi dengan grup.

Sementara itu harga minyak mentah berjangka AS yakni West Texas Intermediate (WTI) berada di level USD52,63 per barel dengan peningkatan 2 sen setelah sedikit tertahan karena industri minyak AS yang sedang booming tidak mengambil bagian dalam pemotongan yang diumumkan. Pengurangan pasokan yang dipimpin OPEC akan dilakukan mulai Januari, diukur terhadap tingkat output Oktober 2018.

"Kesimpulan utama kami adalah bahwa harga minyak akan mendapatan dorongan positif untuk berada di sekitar level USD70 per barel pada 2019," kata para analis di Bernstein Energy, Senin.

Meskipun ada kesepakatan pemangkasan, namun diperkirakan pengurangan harga hanya USD6 per barel ketika Bernstein memprediksi bakal mengurangi permintaan minyak mentah dari 1,5 juta bpd sebelumnya menjadi 1,3 juta bpd untuk 2019. Bank AS Morgan Stanley mengatakan pemotongan itu "kemungkinan cukup untuk menyeimbangkan pasar di 1H19 dan mencegah banjir persediaan."

Ia menambahkan bahwa diharapkan "Brent bisa mencapai level USD67,5 per barel pada 2Q19, turun dari USD77,5 sebelumnya." Harga minyak sendiri telah menurun tajam sejak Oktober oleh tanda-tanda perlambatan ekonomi, dengan Brent kehilangan hampir 30% nilainya. Jepang, sebagai ekonomi terbesar ketiga dunia dan konsumen minyak No.4, pada hari Senin merevisi pertumbuhan PDB kuartal ketiga turun ke tingkat tahunan -2,5% atau lebih rendah dari perkiraan awal -1,2%.

Sementara itu, dua ekonomi terbesar dunia, Amerika Serikat dan China, terkunci dalam perang dagang yang mengancam bakal memperlambat pertumbuhan global dan memukul sentimen investor. Meskipun perkiraan mencuatnya perlambatan, permintaan fisik di lapangan tetap sehat.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1037 seconds (0.1#10.140)