Budi Karya: Kerugian Akibat Kemacetan Rp100 Triliun per Tahun
A
A
A
TANGERANG - Dalam upaya mendukung pengembangan kawasan hunian berbasis Transit Oriented Development (TOD) yang terintegrasi dengan transportasi massal, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mendorong penambahan kapasitas kereta khususnya kereta Commuterline Jabodetabek untuk mempersingkat jarak kedatangan antar kereta (headway).
Program tersebut merupakan hasil dari sinergi BUMN yaitu Perum Perumnas, PT KAI, Hutama Karya dan Adhi Karya untuk membangun rumah susun di sejumlah stasiun di Tangerang Selatan, seperti Stasiun Rawa Buntu, Jurangmangu, dan Cisauk, Serpong, Tangerang Selatan.
"Kereta selama ini kan headway 5 menit dengan gerbongnya 10. Nanti akan kita upayakan dalam 1-2 tahun mendatang, headway jadi 2-3 menit, dan kita akan tambah menjadi 12 gerbong. Jadi menambah kapasitas kereta yang menuju BSD," ujar Budi Karya di Tangerang, Senin (10/12/2018).
Menhub berharap ke depan penambahan headway ini dapat menekan penggunaan kendaraan pribadi. "Dengan adanya TOD, kita bisa mereduksi perjalanan yang tidak perlu, jadi ini akan efisien sekali. Belum lagi kalau fungsi-fungsi komersial, pendidikan ada disekitar situ. Jadi secara advance, kita membuat satu angkutan transportasi massal, juga diikuti dengan permukiman," jelasnya.
Secara garis besar, TOD merupakan konsep pembangunan yang mengintegrasikan sistem transit tranportasi dan tata guna lahan untuk mengurangi mobilitas penduduk dan penggunaan kendaraan pribadi, sekaligus mendorong orang untuk beralih menggunakan kendaraan umum.
Menurut Menhub, kehadiran hunian berbasis TOD di 3 stasiun ini dapat menjadi solusi bagi masyarakat khususnya di Ibukota yang selalu menghadapi kemacetan lalu lintas.
"Kita tahu Jakarta macet. Banyak sekali kendaraan lalu lalang di Jakarta. Itu membuat pergerakan harian di Jabodetabek 47,5 juta perjalanannya tiap hari," ucap Menhub.
Akibat kemacetan lalu lintas, Budi Karya menyebut berdasarkan data dari Bappenas, terdapat kerugian sebanyak Rp67,5 triliun selama satu tahun. Bahkan Menhub menyebut kalkulasi kerugian yang dialami di wilayah Jabodetabek mencapai Rp100 triliun per tahun.
Total nilai investasi pembangunan hunian berbasis TOD ini mencapai Rp6 triliun. Perinciannya, hunian di Stasiun Jurang Mangu Rp2,1 triliun, hunian di Stasiun Cisauk Rp831 miliar, dan sisanya sekitar Rp3 triliun untuk hunian di Stasiun Rawa Buntu.
Dari dana tersebut, ditargetkan dapat membangun sebanyak 11.000 hunian, baik itu rusunami maupun anami (apartemen sederhana hak milik). Ditargetkan hunian di Rawa Buntu akan selesai pada 2020, Cisauk 2021, dan Jurangmangu tahun 2023.
Program tersebut merupakan hasil dari sinergi BUMN yaitu Perum Perumnas, PT KAI, Hutama Karya dan Adhi Karya untuk membangun rumah susun di sejumlah stasiun di Tangerang Selatan, seperti Stasiun Rawa Buntu, Jurangmangu, dan Cisauk, Serpong, Tangerang Selatan.
"Kereta selama ini kan headway 5 menit dengan gerbongnya 10. Nanti akan kita upayakan dalam 1-2 tahun mendatang, headway jadi 2-3 menit, dan kita akan tambah menjadi 12 gerbong. Jadi menambah kapasitas kereta yang menuju BSD," ujar Budi Karya di Tangerang, Senin (10/12/2018).
Menhub berharap ke depan penambahan headway ini dapat menekan penggunaan kendaraan pribadi. "Dengan adanya TOD, kita bisa mereduksi perjalanan yang tidak perlu, jadi ini akan efisien sekali. Belum lagi kalau fungsi-fungsi komersial, pendidikan ada disekitar situ. Jadi secara advance, kita membuat satu angkutan transportasi massal, juga diikuti dengan permukiman," jelasnya.
Secara garis besar, TOD merupakan konsep pembangunan yang mengintegrasikan sistem transit tranportasi dan tata guna lahan untuk mengurangi mobilitas penduduk dan penggunaan kendaraan pribadi, sekaligus mendorong orang untuk beralih menggunakan kendaraan umum.
Menurut Menhub, kehadiran hunian berbasis TOD di 3 stasiun ini dapat menjadi solusi bagi masyarakat khususnya di Ibukota yang selalu menghadapi kemacetan lalu lintas.
"Kita tahu Jakarta macet. Banyak sekali kendaraan lalu lalang di Jakarta. Itu membuat pergerakan harian di Jabodetabek 47,5 juta perjalanannya tiap hari," ucap Menhub.
Akibat kemacetan lalu lintas, Budi Karya menyebut berdasarkan data dari Bappenas, terdapat kerugian sebanyak Rp67,5 triliun selama satu tahun. Bahkan Menhub menyebut kalkulasi kerugian yang dialami di wilayah Jabodetabek mencapai Rp100 triliun per tahun.
Total nilai investasi pembangunan hunian berbasis TOD ini mencapai Rp6 triliun. Perinciannya, hunian di Stasiun Jurang Mangu Rp2,1 triliun, hunian di Stasiun Cisauk Rp831 miliar, dan sisanya sekitar Rp3 triliun untuk hunian di Stasiun Rawa Buntu.
Dari dana tersebut, ditargetkan dapat membangun sebanyak 11.000 hunian, baik itu rusunami maupun anami (apartemen sederhana hak milik). Ditargetkan hunian di Rawa Buntu akan selesai pada 2020, Cisauk 2021, dan Jurangmangu tahun 2023.
(ven)