Tipe yang Ini Sederhana, Namun Tetap Terlihat Mewah

Rabu, 12 Desember 2018 - 10:50 WIB
Tipe yang Ini Sederhana, Namun Tetap Terlihat Mewah
Tipe yang Ini Sederhana, Namun Tetap Terlihat Mewah
A A A
ARSITEKTUR saat ini menjadi ajang pamer kehebatan, termasuk kemewahan harta dan materi yang dimilikinya, semakin mewah dan mahal arsitekturnya semakin bangga pemiliknya.

Dan memang kenyataannya kita selalu melihat demikian. Perubahan arsitektur yang cukup mencolok bisa Anda lihat di desa-desa pinggiran. Sudah bukan aneh lagi jika kita melihat dinding depan rumah di desa banyak menggunakan keramik yang mengkilap.

Tetapi bila masuk ke dalam rumahnya, barangkali malah kamar tidurnya hanya berpintu sehelai kain. Ini bukan karena sengaja, tapi memang karena dananya terpakai untuk keramik dinding depan rumahnya.

Apa yang terlihat dari luar oleh orang lain dianggap mewakili kebanggaan atau harga diri pemiliknya. Walaupun hal yang terlihat itu hanya kosmetik atau malah sekadar topeng, hal ini tidak hanya terjadi di desa, di kota besar saat ini pun banyak yang demikian.

“Kita menyebut hal itu adalah 'arsitektur seolah-olah', jadi apa yang ada di luar belum tentu sama indah dengan di dalamnya," tutur arsitek Adhi Nugraha.

Misalkan, banyak rumah sekarang yang menggunakan tempelan lempengan besar marmer impor dari negara nun jauh di sana menjadi andalan tampilan mewah yang dibanggakan. Padahal, tidak jarang kualitas ruang di dalamnya miskin dari pengalaman sensasi ruang.

"Atau malah amburadul. Tapi pemiliknya bangga dengan marmer impornya, sebagai simbol kemewahan. Begitulah penggambaran ëarsitek seolaholahí,” tambahnya.

Tidak semua material mahal akan memberikan kesan mewah. Arsitektur murah juga bisa terlihat mewah dan kaya.

Mewah bukan dalam arti mahal, mengkilap, dan sejenisnya, tetapi kemewahan dalam konteks keindahannya. Kemewahan arsitektur murah dinilai dari kualitas ruangnya.

Bayangkan sebuah ruang keluarga tidak luas, dengan material pembentuknya yang sederhana seperti lantai semen, dinding bata merah ekspos atau bilik bambu, dan sejenisnya. Itu adalah kemewahan dalam pengalaman hidup seharihari.

“Tidak semua arsitektur mahal memiliki kemewahan seperti itu. Ruang yang bergantung pada penghawaan buatan seperti AC sering kali tertutup dan terpisah dari lingkungan alami. Kita bisa membuat hal murah lainnya seperti memberi pencahayaan alami, ventilasi alami, keberlanjutan alam dengan menyediakan taman, penyatuan ruang, dan eksplorasi material lokal,” sebutnnya.

Ternyata dalam kemurahan juga terdapat potensi eksplorasi yang sebetulnya tidak terbatas untuk menciptakan keindahan dan kemewahan yang bermakna. “Kita juga seharusnya belajar soal kemewahan dalam kesederhanaan melalui warisan arsitektur tradisional Nusantara yang teramat kaya,” papar Adhi.

Lebih lanjut Adhi menambahkan, arsitektur tradisional Nusantara menjadi bukti evolusi arsitektur yang menghormati alam. Bukti pemanfaatan kekayaan alam, menyatu dengan alam, tanpa mematikan kesempatan alam untuk bergenerasi.

Nilai-nilai luhur warisan arsitektur Nusantara ini merupakan sumber inspirasi dan eksplorasi yang sangat luas bagi terciptanya arsitektur masa kini yang bernilai tinggi.

Indonesia merupakan negara yang memiliki warisan kekayaan budaya dan arsitektur paling besar di seluruh dunia. Sekarang, apakah kita sudah memelihara, mempelajari, menggali, dan mengembangkan warisan nenek moyang kita itu dengan selayaknya?

Arsitektur murah adalah salah satu cara dan pilihan tepat untuk melestarikan bumi. Bila setiap pemilik membangun rumah atau propertinya sedikit saja lebih murah dari kemampuannya, maka sudah cukup banyak penghematan yang bisa dikumpulkan.

Bila biasanya kita banyak menggunakan material impor, sekarang lebih banyak menggunakan material dalam negeri, maka cukup banyak polusi CO2 berkurang. Cukup banyak pula masyarakat kita yang mendapat nafkah bagi kehidupan keluarganya.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7035 seconds (0.1#10.140)