Pengguna Tol Solo-Ngawi Diprediksi Naik 60% Saat Natal dan Tahun Baru
A
A
A
SOLO - Jalan Tol Solo-Ngawi diprediksi mengalami kenaikan jumlah kendaraan hingga 60% saat libur Natal dan Tahun Baru 2019. Kenaikan bakal signifikan mengingat jalan tol dari Jakarta hingga Surabaya bakal terhubung seluruhnya sebelum akhir tahun.
Direktur Utama PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN), David Wijayatno, mengatakan ruas tol Salatiga-Solo kini telah siap dioperasikan setelah menjalani uji layak fungsi. Sehingga ruas tol itu tinggal menunggu sertifikat, dan diperkirakan mulai dioperasikan pada 20-21 Desember mendatang.
Pihaknya masih menunggu kepastian dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait waktu peresmiannya. "Namun sebelum liburan Natal sudah dioperasikan," kata David Wijayatno di Solo, Jawa Tengah, Rabu (12/12/2018).
Setelah diresmikan, ruas tol Salatiga-Solo akan beroperasi penuh 24 jam. Jelang libur Natal dan Tahun Baru nanti, Jalan Tol Jakarta-Surabaya sudah terhubung seluruhnya. Khusus ruas Semarang-Surabaya, lima operator tol sudah terintegrasi sistem transaksinya. Sehingga, tidak perlu ada gerbang tol di tengah tengah perjalanan. Mengenai kenaikan kendaraan saat libur Natal dan Tahun baru, diprediksi mencapai 60%.
Ketika hari hari biasa, kendaraan yang melintas di tol Solo-Ngawi berkisar antara 7.000 hingga 9.000 kendaraan per hari. Pihaknya juga telah melakukan berbagai antisipasi terkait kepadatan arus lalulintas saat libur akhir tahun. Diantaranya menyiapkan ambulans, kendaraan derek dan patroli jalan.
Selain itu, kios kios BBM di rest area juga akan disiapkan mengingat SPBU kini masih dalam proses pembangunan. Pihaknya menghimbau agar pengguna jalan mematuhi seluruh peraturan lalulintas.
Dari beberapa kejadian kecelakaan di ruas tol Solo-Ngawi, sebagian besar akibat mengantuk dan over speed. Seperti ruas Kartasura-Karanganyar, kecepatan maksimal hanya 80 km/jam. Sedangkan Karanganyar-Ngawi maksimal 100 km/jam.
Batas maksimal kecepatan itu sering kali dilanggar oleh pengguna jalan. Penyebab lainnya adalah mengantuk. Ruas Solo-Ngawi dinilai merupakan titik lelah perjalanan. "Jika lelah dan mengantuk, kami menghimbau segera istirahat. Setiap 20 kilometer ada rest area," pungkasnya.
Direktur Utama PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN), David Wijayatno, mengatakan ruas tol Salatiga-Solo kini telah siap dioperasikan setelah menjalani uji layak fungsi. Sehingga ruas tol itu tinggal menunggu sertifikat, dan diperkirakan mulai dioperasikan pada 20-21 Desember mendatang.
Pihaknya masih menunggu kepastian dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait waktu peresmiannya. "Namun sebelum liburan Natal sudah dioperasikan," kata David Wijayatno di Solo, Jawa Tengah, Rabu (12/12/2018).
Setelah diresmikan, ruas tol Salatiga-Solo akan beroperasi penuh 24 jam. Jelang libur Natal dan Tahun Baru nanti, Jalan Tol Jakarta-Surabaya sudah terhubung seluruhnya. Khusus ruas Semarang-Surabaya, lima operator tol sudah terintegrasi sistem transaksinya. Sehingga, tidak perlu ada gerbang tol di tengah tengah perjalanan. Mengenai kenaikan kendaraan saat libur Natal dan Tahun baru, diprediksi mencapai 60%.
Ketika hari hari biasa, kendaraan yang melintas di tol Solo-Ngawi berkisar antara 7.000 hingga 9.000 kendaraan per hari. Pihaknya juga telah melakukan berbagai antisipasi terkait kepadatan arus lalulintas saat libur akhir tahun. Diantaranya menyiapkan ambulans, kendaraan derek dan patroli jalan.
Selain itu, kios kios BBM di rest area juga akan disiapkan mengingat SPBU kini masih dalam proses pembangunan. Pihaknya menghimbau agar pengguna jalan mematuhi seluruh peraturan lalulintas.
Dari beberapa kejadian kecelakaan di ruas tol Solo-Ngawi, sebagian besar akibat mengantuk dan over speed. Seperti ruas Kartasura-Karanganyar, kecepatan maksimal hanya 80 km/jam. Sedangkan Karanganyar-Ngawi maksimal 100 km/jam.
Batas maksimal kecepatan itu sering kali dilanggar oleh pengguna jalan. Penyebab lainnya adalah mengantuk. Ruas Solo-Ngawi dinilai merupakan titik lelah perjalanan. "Jika lelah dan mengantuk, kami menghimbau segera istirahat. Setiap 20 kilometer ada rest area," pungkasnya.
(ven)