IHSG Sesi Pagi Turun 11,450 Poin, Pasar Saham China Ambruk
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal perdagangan, Jumat (14/12/2018) dibuka lebih rendah untuk mengiringi penurunan sebagian besar pasar saham di wilayah Asia yang dipimpin ambruknya bursa saham China. Pagi ini, IHSG turun 11,450 poin atau setara 0,185% menjadi 6.166,27.
Pergerakan negatif bursa saham Tanah Air pada akhir pekan, sedikit terkoreksi dibandingkan dengan kemarin yang melesat. Pada sesi penutupan perdagangan, Kamis (13/12) tercatat IHSG melesat 1,02% atau 62,14 poin menuju level 6.177,72.
Penurunan IHSG pagi ini dipicu antara lain oleh kejatuhan harga saham emiten berkapitalisasi pasar di atas Rp300 triliun, yaitu Bank Mandiri Tbk (BMRI), Unilever Indonesia Tbk (UNVR), Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), Astra International Tbk (ASII) dan Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Hingga pukul 09.18 WIB, harga saham BMRI turun 1,62% jadi Rp7.575 per unit. Adapun harga saham UNVR turun 0,17% ke Rp44.350, BBRI turun 0,54% jadi Rp3.660, ASII turun 0,30% ke Rp8.425, dan BBCA turun 0,19% jadi Rp25.775 per saham.
Di sisi lain pasar saham China mengawali perdagangan akhir pekan dengan lebih rendah, setelah ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut melaporkan data ekonomi yang meleset dari ekspektasi. Terpantau indeks Hang Seng di Hong Kong turun sebesar 1,55% pasca China melaporkan bahwa produksi industri pada November tumbuh 5,4% secara YoY (year of year).
Raihan tersebut lebih rendah dari proyeksi Reuters yakni 5,9%. Selanjuta pada pasar saham daratan China, tercatat Komposit Shanghai melemah mencapai 0,54% untuk mengiringi tergelincirnya Komposit Shenzhen sebesar 0,71%. Usai China merilis data ekonomi, indeks patokan Australia yakni ASX 200 juga lebih rendah 1,08% dengan pasar saham Asia lainnya juga berada dalam jalur negatif.
Laju indeks Kospi, Korea Selatan juga berada dalam zona merah usai tergelincir 1,40%. Sementara indeks Nikkei Jepang merosot mencapai 1,99% saat indeks Topix turun 1,45%. Bank of Japan merilis survei yang diawasi ketat sebelum pasar saham Jepang dibuka pada hari Jumat. Survei Tankan menunjukkan kepercayaan di antara pabrikan besar Jepang tetap stabil pada bulan Desember dibandingkan dengan tiga bulan lalu.
Pergerakan negatif bursa saham Tanah Air pada akhir pekan, sedikit terkoreksi dibandingkan dengan kemarin yang melesat. Pada sesi penutupan perdagangan, Kamis (13/12) tercatat IHSG melesat 1,02% atau 62,14 poin menuju level 6.177,72.
Penurunan IHSG pagi ini dipicu antara lain oleh kejatuhan harga saham emiten berkapitalisasi pasar di atas Rp300 triliun, yaitu Bank Mandiri Tbk (BMRI), Unilever Indonesia Tbk (UNVR), Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), Astra International Tbk (ASII) dan Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Hingga pukul 09.18 WIB, harga saham BMRI turun 1,62% jadi Rp7.575 per unit. Adapun harga saham UNVR turun 0,17% ke Rp44.350, BBRI turun 0,54% jadi Rp3.660, ASII turun 0,30% ke Rp8.425, dan BBCA turun 0,19% jadi Rp25.775 per saham.
Di sisi lain pasar saham China mengawali perdagangan akhir pekan dengan lebih rendah, setelah ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut melaporkan data ekonomi yang meleset dari ekspektasi. Terpantau indeks Hang Seng di Hong Kong turun sebesar 1,55% pasca China melaporkan bahwa produksi industri pada November tumbuh 5,4% secara YoY (year of year).
Raihan tersebut lebih rendah dari proyeksi Reuters yakni 5,9%. Selanjuta pada pasar saham daratan China, tercatat Komposit Shanghai melemah mencapai 0,54% untuk mengiringi tergelincirnya Komposit Shenzhen sebesar 0,71%. Usai China merilis data ekonomi, indeks patokan Australia yakni ASX 200 juga lebih rendah 1,08% dengan pasar saham Asia lainnya juga berada dalam jalur negatif.
Laju indeks Kospi, Korea Selatan juga berada dalam zona merah usai tergelincir 1,40%. Sementara indeks Nikkei Jepang merosot mencapai 1,99% saat indeks Topix turun 1,45%. Bank of Japan merilis survei yang diawasi ketat sebelum pasar saham Jepang dibuka pada hari Jumat. Survei Tankan menunjukkan kepercayaan di antara pabrikan besar Jepang tetap stabil pada bulan Desember dibandingkan dengan tiga bulan lalu.
(akr)