Harga Minyak Dunia Turun Diterpa Kekhawatiran Ekonomi Global
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia tergelincir pada perdagangan, Senin (17/12/2018) di tengah kekhawatiran atas permintaan ketika melemahnya pertumbuhan negara-negara di dunia. Sementara itu pasar minyak mentah Amerika Serikat (AS) cenderung stabil, setelah aktivitas pengeboran AS turun ke level terendah dalam sekitar dua bulan.
Dilansir Reuters pagi ini, harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan Internasional diperdagangkan ke level USD60,16 per barel pada pukul 02.48 GMT, atau turun 12 sen yang setara 0,2% dibandingkan penutupan terakhir. Sedankan harga minyak mentah berjangka AS yakni West Texas Intermediate (WTI) berada di posisi USD51,33 per barel dengan peningkatan sebesar 13 sen atau 0,3%.
Output kilang minyak China pada November terpantau lebih rendah dari Oktober, untuk menunjukkan adanya pelonggaran permintaan minyak. Sementara output industri negara itu naik setidaknya dalam hampir tiga tahun karena ekonomi terus kehilangan momentum. Selanjutnya aktivitas bisnis Perancis jatuh tak terduga ke dalam kontraksi bulan ini, mundur pada laju tercepat dalam lebih dari empat tahun.
Sedangkan ekspansi sektor swasta Jerman melambat ke level terendah dalam empat tahun pada bulan Desember. Namun harga minyak mendapatkan dukungan setelah perusahaan jasa energi General Electric Co (GE.N) Baker Hughes mengatakan pada hari Jumat bahwa pengeboran AS memangkas empat rig minyak dalam seminggu hingga 14 Desember, untuk menarik jumlah total ke posisi terendah sejak pertengahan Oktober di 873.
Namun, jumlah rig AS saat ini yang berfungsi sebagai indikator awal output masa depan, lebih tinggi dari setahun yang lalu ketika 747 rig tercatat aktif. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutu yang dipimpin Rusia telah sepakat untuk mengurangi pasokan dari Januari, dalam sebuah langkah yang akan ditinjau kembali pada pertemuan di bulan April.
Dilansir Reuters pagi ini, harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan Internasional diperdagangkan ke level USD60,16 per barel pada pukul 02.48 GMT, atau turun 12 sen yang setara 0,2% dibandingkan penutupan terakhir. Sedankan harga minyak mentah berjangka AS yakni West Texas Intermediate (WTI) berada di posisi USD51,33 per barel dengan peningkatan sebesar 13 sen atau 0,3%.
Output kilang minyak China pada November terpantau lebih rendah dari Oktober, untuk menunjukkan adanya pelonggaran permintaan minyak. Sementara output industri negara itu naik setidaknya dalam hampir tiga tahun karena ekonomi terus kehilangan momentum. Selanjutnya aktivitas bisnis Perancis jatuh tak terduga ke dalam kontraksi bulan ini, mundur pada laju tercepat dalam lebih dari empat tahun.
Sedangkan ekspansi sektor swasta Jerman melambat ke level terendah dalam empat tahun pada bulan Desember. Namun harga minyak mendapatkan dukungan setelah perusahaan jasa energi General Electric Co (GE.N) Baker Hughes mengatakan pada hari Jumat bahwa pengeboran AS memangkas empat rig minyak dalam seminggu hingga 14 Desember, untuk menarik jumlah total ke posisi terendah sejak pertengahan Oktober di 873.
Namun, jumlah rig AS saat ini yang berfungsi sebagai indikator awal output masa depan, lebih tinggi dari setahun yang lalu ketika 747 rig tercatat aktif. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutu yang dipimpin Rusia telah sepakat untuk mengurangi pasokan dari Januari, dalam sebuah langkah yang akan ditinjau kembali pada pertemuan di bulan April.
(akr)