IHSG Akhir Pekan Ditutup Menghijau, Bursa Jepang Pimpin Kejatuhan Asia
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menghijau pada perdagangan akhir pekan, Jumat (21/12/2018) setelah bergerak naik turun sepanjang pekan ketiga Desember 2018. Hingga sesi sore, IHSG menguat tipis ke level 6.163,60 lewat tambahan 15,72 poin atau 0,26%.
Hingga sesi perdagangan siang, bursa saham Tanah Air masih terkapar di zona merah dengan penurunan tipis 0,32% atau 19.75 poin ke level 6.128,12 saat sesi pagi tadi dibuka jatuh 22,289 poin yang setara 0,362% menjadi 6.125,35. Sedangkan kemarin bursa saham Tanah Air berakhir kehilangan 28,22 poin atau 0,46% di posisi 6.147,88.
Sektor saham dalam negeri hingga perdagangan sore mayoritas bergerak mixed alias variatif. Sektor dengan kenaikan tertinggi yaitu konsumen yang menanjak 1,48% sedangkan pelemahan terdalam terjadi pada sektor perkebunan yang jatuh 0,78%.
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia sore ini tercatat sebesar Rp10,36 triliun dengan 16,12 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing minus Rp830,28 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp3,93 triliun dan aksi beli asing mencapai Rp3,10 triliun. Tercatat sebesar 206 saham menguat, 202 saham melemah dan 140 saham stagnan.
Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) naik Rp130 menjadi Rp4.080, PT Asahimas Flat Glass Tbk. (AMFG) bertambah Rp70 menjadi Rp3.550 dan PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) meningkat Rp50 ke posisi Rp2.300.
Selanjutnya saham-saham dengan pelemahan yakni PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk. (TAMU) turun Rp310 menjadi Rp3.620, PT Pollux Properti Indonesia Tbk. (POLL)menyusut Rp100 ke posisi Rp1.650 serta PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA) berkurang Rp80 menjadi Rp1.610.
Di sisi lain, kebanyakan bursa utama Asia hingga sesi sore perdagangan, Jumat berakhir lebih rendah dipimpin kejatuhan ekuitas Jepang. Tercatat indeks Nikkei Jepang turun 1,11% hingga ditutup pada level 20,166.19 untuk mengiringi kemerosotan indeks Topix mencapai 1,91% untuk mengakhir perdagangan pekan ini di posisi 1,488.19.
Bahkan dalam sesi perdagangan sebelumnya, Benchmark Nikkei 225 turun lebih dari 2,5%. Saham perbankan Jepang rontok di belakang keputusan Bank of Japan yang mempertahankan suku bunga tidak berubah.
Kebijakan tersebut diikuti ambruknya saham Mitsubishi UFJ Financial Group sebesar 2,22% sementara Sumitomo Mitsui Financial Group turun 2,21%. Bank-bank Jepang telah terbebani akibat kelonggaran kebijakan moneter yang diusung Bank Sentral hingga memiliki efek samping berdampak pada pendapatan pemberi pinjaman negara.
Sementara indeks Kospi, Korea Selatan menguat untuk berbalik pulih dari kerugian sebelumnya dan ditutup sedikit lebih tinggi pada level 2.061,49 dengan tambahan 0,07%. Tren pelemahan juga terlihat pada bursa utama Australia dengan ASX 200 kehilangan 0,69% menuju posisi 5.467,6 dengan sebagian besar sektor tergelincir.
Pasar saham daratan China juga tergelincir pada sesi perdagangan akhir pekan, dengan Komposit Shanghai menyusut mencapai 0,79% dan berada di level 2,516.25. Sedangkan komposit Shenzhen anjlok 0,959 persen untuk mengakhiri pekan ini menjadi 1.284,66 saat indeks Hang Seng membaik lewat kenaikan 0,51%.
Hingga sesi perdagangan siang, bursa saham Tanah Air masih terkapar di zona merah dengan penurunan tipis 0,32% atau 19.75 poin ke level 6.128,12 saat sesi pagi tadi dibuka jatuh 22,289 poin yang setara 0,362% menjadi 6.125,35. Sedangkan kemarin bursa saham Tanah Air berakhir kehilangan 28,22 poin atau 0,46% di posisi 6.147,88.
Sektor saham dalam negeri hingga perdagangan sore mayoritas bergerak mixed alias variatif. Sektor dengan kenaikan tertinggi yaitu konsumen yang menanjak 1,48% sedangkan pelemahan terdalam terjadi pada sektor perkebunan yang jatuh 0,78%.
Adapun nilai transaksi pada bursa Indonesia sore ini tercatat sebesar Rp10,36 triliun dengan 16,12 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing minus Rp830,28 miliar dengan aksi jual asing sebesar Rp3,93 triliun dan aksi beli asing mencapai Rp3,10 triliun. Tercatat sebesar 206 saham menguat, 202 saham melemah dan 140 saham stagnan.
Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) naik Rp130 menjadi Rp4.080, PT Asahimas Flat Glass Tbk. (AMFG) bertambah Rp70 menjadi Rp3.550 dan PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) meningkat Rp50 ke posisi Rp2.300.
Selanjutnya saham-saham dengan pelemahan yakni PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk. (TAMU) turun Rp310 menjadi Rp3.620, PT Pollux Properti Indonesia Tbk. (POLL)menyusut Rp100 ke posisi Rp1.650 serta PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA) berkurang Rp80 menjadi Rp1.610.
Di sisi lain, kebanyakan bursa utama Asia hingga sesi sore perdagangan, Jumat berakhir lebih rendah dipimpin kejatuhan ekuitas Jepang. Tercatat indeks Nikkei Jepang turun 1,11% hingga ditutup pada level 20,166.19 untuk mengiringi kemerosotan indeks Topix mencapai 1,91% untuk mengakhir perdagangan pekan ini di posisi 1,488.19.
Bahkan dalam sesi perdagangan sebelumnya, Benchmark Nikkei 225 turun lebih dari 2,5%. Saham perbankan Jepang rontok di belakang keputusan Bank of Japan yang mempertahankan suku bunga tidak berubah.
Kebijakan tersebut diikuti ambruknya saham Mitsubishi UFJ Financial Group sebesar 2,22% sementara Sumitomo Mitsui Financial Group turun 2,21%. Bank-bank Jepang telah terbebani akibat kelonggaran kebijakan moneter yang diusung Bank Sentral hingga memiliki efek samping berdampak pada pendapatan pemberi pinjaman negara.
Sementara indeks Kospi, Korea Selatan menguat untuk berbalik pulih dari kerugian sebelumnya dan ditutup sedikit lebih tinggi pada level 2.061,49 dengan tambahan 0,07%. Tren pelemahan juga terlihat pada bursa utama Australia dengan ASX 200 kehilangan 0,69% menuju posisi 5.467,6 dengan sebagian besar sektor tergelincir.
Pasar saham daratan China juga tergelincir pada sesi perdagangan akhir pekan, dengan Komposit Shanghai menyusut mencapai 0,79% dan berada di level 2,516.25. Sedangkan komposit Shenzhen anjlok 0,959 persen untuk mengakhiri pekan ini menjadi 1.284,66 saat indeks Hang Seng membaik lewat kenaikan 0,51%.
(akr)