Meneropong Industri Properti Bogor dalam Buku Wayan Anak Bali di Bisnis Properti
loading...

Peluncuran buku I Wayan Madik Kesuma, Anak Bali yang Melanglang di Bisnis Properti di Sentul, Bogor, Sabtu (15/2/2025). Foto/Dok. SINDOnews
A
A
A
BOGOR - Bogor sebagai kota tetangga Jakarta terus bertumbuh. Kawasan yang terdiri atas Kabupaten Bogor dan Kota Bogor itu kini dihuni tak kurang dari 6,7 juta jiwa. Praktis penduduknya pun membutuhkan hunian .
Dinamisnya pertumbuhan pasar properti di Bogor, Jawa Barat terekam dalam buku I Wayan Madik Kesuma, Anak Bali yang Melanglang di Bisnis Properti. “Kiprah Wayan menjadi bagian dari wajah bisnis properti di Bogor. Mulai dari satu proyek di Cibinong, Kabupaten Bogor pada 2013 hingga kini berbuah menjadi tiga proyek, menjadi salah satu rekam jejak denyut bisnis properti di Bogor yang terus menggeliat,” kata Edo Rusyanto, penulis buku dalam peluncuran buku di Sentul, Bogor, Sabtu (15/2/2025).
Buku yang ditulis Edo bersama jurnalis properti, Masykur Hardiansyah itu juga memotret bagaimana kondisi Bogor ketika dihantam pandemi Covid-19. “Saat pandemi, perusahaan Wayan melakukan inovasi berupa akad kredit dengan konsep drive thru yang mujarab menjaga penjualan rumah. Konsep tersebut tetap menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah kala itu,” lanjutnya.
Buku setebal 125 halaman dibalut dengan foto artistik itu juga merekam bagaimana permintaan hunian di Bogor yang terus moncer. Mulai dari segmen rumah sederhana hingga menengah atas. “Kami ada dua segmen, di Graha Laras Sentul untuk harga di atas Rp1 miliar, sedangkan di proyek Dramaga, Geriya Selaras dibanderol Rp400 jutaan,” tutur Wayan.
Pasar properti di Bogor saat pandemi hingga kini, tambah Wayan, tergolong cukup dinamis. Pasar membutuhkan kualitas yang baik dan nyaman, serta lingkungan perumahan yang sehat.
“Dalam setiap proyek yang kami kembangkan dari mulai proyek perdana kami di Cibinong (Graha Selaras Cibinong) pada 2013 dan hingga saat ini, PT Kesuma Agung Selaras selalu mengedepan unsur aman, nyaman dan menyenangkan. Dan ini memiliki tafsir yang luas. Sehingga dalam setiap pengembangan proyek baru atau produk baru kita selalu memberikan yang terbaik,” tuturnya.
Associate Director Research & Consultancy Department PT Leads Property Services Indonesia (Leads Property), Martin Samuel Hutapea mengatakan, kawasan Bogor dalam rentang 2019– 2024 terdapat sekitar 8,500 unit baru yang diluncurkan oleh para pengembang. Rumah tapak yang diluncurkan tersebut mencetak penjualan berkisar 93-94%.
“Harganya juga mengalami peningkatan. Secara rata- rata, tahun 2019 sebesar Rp800 jutaan, sekarang mencapai Rp1,3 miliar. Berarti meningkat sebesar 10% per tahun,” kata Martin di sela peluncuran buku.
Penyebabnya adalah sudah mulai bermunculan rumah-rumah di atas Rp1 miliar. Bukan sekadar lebar 5 meter tetapi sudah mencapai lebar 12 meter. Namun, pada umumnya, berada di lebar berkisar 5–8 meter. “Dan, rumah yang ditawarkan ada yang hingga 3 lantai yang bisa memuat 3–4 kamar dan itu laku,” ujarnya.
Di kawasan Sentul, tambah Martin, setidaknya ada sekitar 3.000 unit baru yang diluncurkan sejak pandemi tahun 2020 hingga saat ini. Tingkat penjualan di kawasan Sentul tergolong cukup tinggi, yakni berkisar 70-90%.
Dinamisnya pertumbuhan pasar properti di Bogor, Jawa Barat terekam dalam buku I Wayan Madik Kesuma, Anak Bali yang Melanglang di Bisnis Properti. “Kiprah Wayan menjadi bagian dari wajah bisnis properti di Bogor. Mulai dari satu proyek di Cibinong, Kabupaten Bogor pada 2013 hingga kini berbuah menjadi tiga proyek, menjadi salah satu rekam jejak denyut bisnis properti di Bogor yang terus menggeliat,” kata Edo Rusyanto, penulis buku dalam peluncuran buku di Sentul, Bogor, Sabtu (15/2/2025).
Buku yang ditulis Edo bersama jurnalis properti, Masykur Hardiansyah itu juga memotret bagaimana kondisi Bogor ketika dihantam pandemi Covid-19. “Saat pandemi, perusahaan Wayan melakukan inovasi berupa akad kredit dengan konsep drive thru yang mujarab menjaga penjualan rumah. Konsep tersebut tetap menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah kala itu,” lanjutnya.
Buku setebal 125 halaman dibalut dengan foto artistik itu juga merekam bagaimana permintaan hunian di Bogor yang terus moncer. Mulai dari segmen rumah sederhana hingga menengah atas. “Kami ada dua segmen, di Graha Laras Sentul untuk harga di atas Rp1 miliar, sedangkan di proyek Dramaga, Geriya Selaras dibanderol Rp400 jutaan,” tutur Wayan.
Pasar properti di Bogor saat pandemi hingga kini, tambah Wayan, tergolong cukup dinamis. Pasar membutuhkan kualitas yang baik dan nyaman, serta lingkungan perumahan yang sehat.
“Dalam setiap proyek yang kami kembangkan dari mulai proyek perdana kami di Cibinong (Graha Selaras Cibinong) pada 2013 dan hingga saat ini, PT Kesuma Agung Selaras selalu mengedepan unsur aman, nyaman dan menyenangkan. Dan ini memiliki tafsir yang luas. Sehingga dalam setiap pengembangan proyek baru atau produk baru kita selalu memberikan yang terbaik,” tuturnya.
Associate Director Research & Consultancy Department PT Leads Property Services Indonesia (Leads Property), Martin Samuel Hutapea mengatakan, kawasan Bogor dalam rentang 2019– 2024 terdapat sekitar 8,500 unit baru yang diluncurkan oleh para pengembang. Rumah tapak yang diluncurkan tersebut mencetak penjualan berkisar 93-94%.
“Harganya juga mengalami peningkatan. Secara rata- rata, tahun 2019 sebesar Rp800 jutaan, sekarang mencapai Rp1,3 miliar. Berarti meningkat sebesar 10% per tahun,” kata Martin di sela peluncuran buku.
Penyebabnya adalah sudah mulai bermunculan rumah-rumah di atas Rp1 miliar. Bukan sekadar lebar 5 meter tetapi sudah mencapai lebar 12 meter. Namun, pada umumnya, berada di lebar berkisar 5–8 meter. “Dan, rumah yang ditawarkan ada yang hingga 3 lantai yang bisa memuat 3–4 kamar dan itu laku,” ujarnya.
Di kawasan Sentul, tambah Martin, setidaknya ada sekitar 3.000 unit baru yang diluncurkan sejak pandemi tahun 2020 hingga saat ini. Tingkat penjualan di kawasan Sentul tergolong cukup tinggi, yakni berkisar 70-90%.
(poe)
Lihat Juga :