Tahan Suku Bunga, BI Dinilai Tahan Amunisi untuk Tahun Depan
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate ke level 6%. Hal ini diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan yang digelar kemarin.
Ekonom Indef Bhima Yudisthira mengatakan langkah BI menahan bunga acuan sudah tepat, dalam mengantisipasi Fed rate atau suku bunga AS yang baru ditetapkan. Seperti diketahui The Fed alias Bank Sentral AS kembali menaikkan suku bunga untuk melengkapi empat kali sepanjang tahun 2018.
"Jadi BI masih punya ruang untuk menyesuaikan suku bunga tahun depan. Ibaratnya menghemat amunisi. Sementara untuk stabilisasi kurs rupiah masih ada cadangan devisa yang naik menjadi USD117 Miliar di November," ujar Bhima di Jakarta, Sabtu (22/12/2018)
"Soal fundamental ekonomi kuncinya ada di Current Account Deficit (CAD),"Meski bunga acuan ditahan kalau CAD melebar maka rupiah dalam jangka menengah akan melemah," sambungnya.
Lebih lanjut menurutnya, kesempatan yang harus diambil yakni mendorong daya tarik investasi di Indonesia. Apalagi, bunga acuan The Fed tahun depan diyakini tidak agresif. Maka dana asing akan mencari pasar yang prospek returnnya bagus.
"Nah indonesia jangan hanya andalkan portfolio. Peluang ini bisa naikan FDI seperti investasi di sektor manufaktur, pertambangan dan pertanian," tandasnya.
Ekonom Indef Bhima Yudisthira mengatakan langkah BI menahan bunga acuan sudah tepat, dalam mengantisipasi Fed rate atau suku bunga AS yang baru ditetapkan. Seperti diketahui The Fed alias Bank Sentral AS kembali menaikkan suku bunga untuk melengkapi empat kali sepanjang tahun 2018.
"Jadi BI masih punya ruang untuk menyesuaikan suku bunga tahun depan. Ibaratnya menghemat amunisi. Sementara untuk stabilisasi kurs rupiah masih ada cadangan devisa yang naik menjadi USD117 Miliar di November," ujar Bhima di Jakarta, Sabtu (22/12/2018)
"Soal fundamental ekonomi kuncinya ada di Current Account Deficit (CAD),"Meski bunga acuan ditahan kalau CAD melebar maka rupiah dalam jangka menengah akan melemah," sambungnya.
Lebih lanjut menurutnya, kesempatan yang harus diambil yakni mendorong daya tarik investasi di Indonesia. Apalagi, bunga acuan The Fed tahun depan diyakini tidak agresif. Maka dana asing akan mencari pasar yang prospek returnnya bagus.
"Nah indonesia jangan hanya andalkan portfolio. Peluang ini bisa naikan FDI seperti investasi di sektor manufaktur, pertambangan dan pertanian," tandasnya.
(akr)