Marine Novita Membidik Pasar Properti Milenial

Kamis, 27 Desember 2018 - 08:38 WIB
Marine Novita Membidik...
Marine Novita Membidik Pasar Properti Milenial
A A A
SEMAKIN banyaknya perbankan yang menyediakan perumahan adalah kesempatan emas yang harus diambil bagi mereka yang belum memiliki hunian sendiri, termasuk generasi milenial dengan penghasilan tetap.

Untuk saat ini para milenial masih memprioritaskan pada kegiatan traveling, gadget, dan komputer. Properti masih menjadi prioritas terakhir, padahal saat ini sudah banyak bank menyediakan pinjaman penyediaan perumahan.

Selain itu, jika dilihat dari segi penghasilan, seharusnya mereka mampu menghidupi biaya sendiri termasuk menabung dan berinvestasi. Untuk menyadarkan generasi milenial agar memperbaiki gaya hidup memang memerlukan usaha. Country Manager Rumah.com Marine Novita turut berbagi cerita dengan KORAN SINDO bagaimana membidik milenial supaya mendapatkan hunian idaman dengan cara pendekatan digital, update informasi, dan edukasi bagaimana pentingnya berinvestasi di dunia properti. Berikut petikan wawancaranya.

Apakah benar sekarang pasar properti cenderung ramai dilirik generasi milenial?
Memang benar jika sekarang ini generasi milenial menjadi target pasar properti di Indonesia. Berdasarkan survei rumah.com justru yang paling banyak mencari rumah itu sekarang usia mi lenial. Hitungannya itu sekitar 63% dalam keadaan ingin mencari rumah dalam enam bulan ke depan.

Sedangkan kalau dilihat dari kondisi keuangan pada dasarnya mereka ini punya uang untuk membeli rumah, tapi memang memiliki hunian sendiri masih belum menjadi prioritas bagi mereka. Mereka cenderung lebih suka traveling, fashion, kuliner, dan coffee shop yang instragamable.

Nah, supaya mereka tertarik membeli properti selain diyakinkan, juga perlu adanya edukasi, pendekatan digital, update informasi, dan bagaimana pentingnya berinvestasi untuk masa depan.

Kendala apa yang dihadapi milenial ketika ingin membeli properti?
Hasil suvei rumah.com kita mencoba 1.000 user termasuk milenial adalah proses pengajuan kredit. Mereka masih sedikit complicated. Kalau itu lebih dimudahkan lagi mereka lebih cepat mendapatkan rumah idaman mereka. Selain itu, ada beberapa hal consumer sulit mendapatkan rumah.

Mereka kebanyakan kesulitan di down payment (DP), tapi mulai tahun ini sudah ada kebijakan dari pemerintah, yaitu relaksasi loan to value (LTV). Itu cukup membantu consumer membeli properti. Dengan adanya relaksasi LTV, mereka juga terbantu dengan DP 0-5% sudah bisa mencicil rumah, tapi mereka masih susah dalam proses kreditnya.

Tidak hanya melihat relaksasi LTV, tapi juga support pemerintah lainnya, seperti pembangunan infrastruktur LRT/MRT itu cukup membuat mereka confidence lagi. Kemudian konsep tran sit oriented development (TOD) juga membantu si milenial membeli rumah.

Namun, proses untuk mendapatkan kredit ini masih perlu di-approve lagi. Pengurusan dokumen itu yang bagi mereka cenderung ribet. Kita dari rumah.com, kesulitan-kesulitan bisa kita bantu sampai proses kebank.

Kita juga bekerja sama dengan salah satu bank dengan harapan bisa lebih mudah mengajukan kredit. Tapi, tentu juga si bank itu harus kita ingatkan supaya cepat direspon. Kadang-kadang konsumer sudah apply hari ini, tapi baru direspon beberapa hari kemudian.

Rumah dengan harga berapa yang banyak dicari milenial?
Jadi, berdasarkan outlook rumah.com, tahun depan rumah yang masih banyak dicari di bawah Rp750 juta. Faktor terpenting mereka membeli ru mah adalah akses publik transportasinya. Makanya, sekarang banyak developer mempertimbangkan transit oriented karena itu memudahkan mereka. Mereka dengan harga Rp750 juta itu tidak masalah tinggal di Tangerang atau Bekasi ketika tersedia public transportation. Itu kebanyakan permintaan consumer.

Bagaimana membangun kepercayaan para milenial untuk membeli hunian?
Kita ini sudah ada 400.000 listing dan kita punya visiter lebih dari 5 juta orang. Dengan membangun kepercayaan ini tentu perlu dibangun fitur-fitur dan prog ram-program menarik dari rumah.com dengan tujuan mempermudah consumer.

Fitur kita sediakan area insider, property tips, dan di agen kita terus dikasih edukasi, karena ketika ada consumer ingin membeli rumah kemudian ada informasi yang kurang tepat, mereka akan kecewa. Nah, salah satunya agen kita edukasi bagaimana supaya listing kamu itu berkualitas. Supaya kamu dapat banyak konsumen tentu harus dikasih informasi yang menarik dan benar.

Bagaimana kira-kira kinerja pertumbuhan bisnis properti tahun depan jika dikaitkan dengan pencarian properti kaum milenial?
Jadi, kita punya rumah.com property index. Tahun depan itu diperkirakan tum buh 4-6% Itu dihitung dari sisi pricing index -nya. Kemudian jika di hitung dari sisi pasokannya diperkirakan tumbuh 10-15% year on year.

Sementara dari sisi permintaan pasar, sentimen tahun ini masih positif meskipun rupiah mengalami pelemahan. Untuk tahun depan saya rasa masih stabil walaupun di tahun politik. Banyak yang kita akan lakukan, baik dari sisi inisiatif bisnis, konsumer, agen, dan developer. Tahun depan ini kita akan fokus terhadap pasar milenial.

Di Indonesia rumah.com beroperasi di mana saja?
Kami beroperasi di DKI Jakarta dan Surabaya. Selain di DKI Jakarta, memang market di Surabaya besar. Untuk karyawan sendiri kita punya 70 orang karyawan tetap dan 10-15 karyawan outsourcing .

Prinsip kepemimpinan seperti apa yang diterapkan untuk mengembangkan rumah.com?
Secara kebetulan di rumah.com, leader-nya dijalankan oleh para perempuan termasuk saya. Kebetulan juga karyawan di rumah.com sebagian besar merupakan generasi milenial. Jadi, prinsip saya perusahaan yang suk ses itu pasti dijalankan oleh orang-orang sukses.

Tugas pimpinan itu memastikan seluruh karyawan itu sukses dengan memberikan contoh sehingga menginspirasi. Kalau saya lebih mengayomi mengajak mereka berkomunikasi saling dilibatkan untuk menyusun strategi dan menyusun rencana sehingga ikut dalam eksekusi.

Dengan karyawan milenial ini, kita harus bisa melihat dua arah. Misalnya tidak hanya menyuruh saja, tapi juga kita ajak komunikasi bareng sehingga mereka antusias sehingga sukses bisa kita raih bersama-sama.

Apa yang dilakukan untuk membangun komunikasi dengan bawahan?
Harus sering mengobrol dan bertukar pendapat. Dengan cara begitu, maka tahu bagaimana kondisi nyatanya. Dengan begitu, karyawan bisa menyuarakan apa yang dirasakan. Mungkin ada hal-hal kurang atau tidak sesuai bisa di sampaikan.

Bagaimana cara membuat karyawan milenial Anda lebih kreatif?
Saya menyadari bahwa era sudah berubah. Dulu berangkat pagi pulang sore. Nah, sekarang kita menyesuaikan kebutuhan zaman. Di rumah.com sendiri punya kebebasan dalam meng atur waktu kerja. (Nanang Wijayanto)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0731 seconds (0.1#10.140)