Dana Kurang, Tak Ada Salahnya Pakai Konsep Rumah Tumbuh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rumah tumbuh dalam dunia arsitektur diartikan sebagai rumah yang dibangun dengan proses bertahap. Sudah banyak orang yang tahu dan menerapkan prinsip rumah tumbuh, meski masih banyak yang belum mengakomodasinya.
Beberapa orang beranggapan bahwa membangun rumah secara bertahap itu ribet dan melelahkan. Alasannya, banyak dana terbuang dan rumah jadi kotor karena belum selesai sempurna. Akibatnya, banyak yang memaksakan diri agar dapat menyelesaikan rumah secara total dan sempurna. Padahal, memaksakan sesuatu sejatinya bukan solusi terbaik. (Baca: Tren Baru Hunian Digabung Tempat Usaha)
"Dengan rencana matang, rumah tumbuh akan banyak menolong dalam pengalokasian uang. Kebutuhan ruang yang dalam jangka panjang baru akan dipergunakan, bisa dibangun kemudian dan tidak harus diselesaikan sempurna saat ini juga," ungkap CEO perusahaan arsitek Delution Muhammad Egha.
Anda pun bisa menyimpan sebagian dana untuk keperluan lain yang lebih mendesak. Intinya, menurut Egha, tidak perlu terburu-buru dalam mengembangkan hunian. Namun, persiapkan itu dari sekarang dan selesaikan sesuai waktu dan kebutuhan.
Bila dilihat dari luas lahan yang dimiliki dapat dipilih dua macam jenis pembangunan rumah tumbuh, yaitu datar dan bertingkat. Jika Anda ingin membuat rumah tumbuh secara mendatar, perencanaan layout ruang memegang peran penting jika pilihannya mendatar. "Denah harus dibuat secara keseluruhan, walau yang dibangun hanya sebagian," tuturnya.
Perhatian kepada faktor pencahayaan dan sirkulasi udara juga tidak boleh diabaikan. Intinya, setiap ruangan harus memenuhi syarat kesehatan. Pemberian sirkulasi bisa melalui penempatan jendela besar di salah satu sisi atau ?menggunakan lubang angin pada bagian atas. (Baca juga: Ketika Musibah Datang sebagai Peringatan)
Sementara jika Anda menginginkan rumah tumbuh dengan metode bertingkat, konsep ini paling diaplikasikan terlebih untuk model hunian minimalis. "Yang menjadi catatan ketika memilih mengembangkan hunian bertingkat adalah bagaimana merencanakan layout setiap ruang dengan cermat sehingga ketika tahapan pembangunan rumah dilanjutkan tidak perlu lagi membongkar total bangunan lama," tegasnya.
Kekuatan struktur pun wajib direncanakan saat proses pembangunan pertama sehingga tidak diperlukan suntik-menyuntik struktur lagi, dengan penambahan kolom misalnya. Demikian dengan letak tangga, meski di pembangunan awal belum dihadirkan tangga, tetapi lokasinya sudah ditentukan sejak awal.
"Sehingga ketika membangun tahap berikutnya tidak perlu repot membongkar ruang yang ada demi hadirnya sebuah tangga," papar Egha.
Desain fasad bangunan lantai 1 pun harus diselaraskan dengan fasad lantai 2, meski waktu membangunnya tidak bersamaan. Gaya desain harus sama agar tidak ada perbedaan yang mencolok dan terkesan tidak menyatu. "Lalu bagaimana saat mau lanjut tinggal kerjakan enggak perlu bongkar ini itu," sebutnya. (Baca juga: Guardiola: Arsenal Harus Percaya Pada Arteta)
Egha mengatakan, konsep ini juga sempat digunakan pada saat pihaknya menggarap rumah The Twins di kawasan Cipulir, Jakarta Selatan. Rumah tersebut mendapatkan atensi dunia internasional, dan memenangkan salah satu penghargaan pada ajang Artichizer Awards.
Pada awalnya pemilik rumah hanya memiliki dana pas-pasan, yakni Rp150 juta untuk membangun rumah. Egha menyebutkan, uang sebesar itu tidak cukup, maka dari itu pihaknya menawarkan konsep rumah bertumbuh. "Maka kami tawarkanlah konsep rumah tumbuh. Awalnya, tahap pertama cuma bangun yang pendek. Kemudian tahap dua bangun satu lantai terus didak, tahap terakhir baru yang lantai dua pada bangunan satunya," papar Egha. (Aprilia S Andyna)
Beberapa orang beranggapan bahwa membangun rumah secara bertahap itu ribet dan melelahkan. Alasannya, banyak dana terbuang dan rumah jadi kotor karena belum selesai sempurna. Akibatnya, banyak yang memaksakan diri agar dapat menyelesaikan rumah secara total dan sempurna. Padahal, memaksakan sesuatu sejatinya bukan solusi terbaik. (Baca: Tren Baru Hunian Digabung Tempat Usaha)
"Dengan rencana matang, rumah tumbuh akan banyak menolong dalam pengalokasian uang. Kebutuhan ruang yang dalam jangka panjang baru akan dipergunakan, bisa dibangun kemudian dan tidak harus diselesaikan sempurna saat ini juga," ungkap CEO perusahaan arsitek Delution Muhammad Egha.
Anda pun bisa menyimpan sebagian dana untuk keperluan lain yang lebih mendesak. Intinya, menurut Egha, tidak perlu terburu-buru dalam mengembangkan hunian. Namun, persiapkan itu dari sekarang dan selesaikan sesuai waktu dan kebutuhan.
Bila dilihat dari luas lahan yang dimiliki dapat dipilih dua macam jenis pembangunan rumah tumbuh, yaitu datar dan bertingkat. Jika Anda ingin membuat rumah tumbuh secara mendatar, perencanaan layout ruang memegang peran penting jika pilihannya mendatar. "Denah harus dibuat secara keseluruhan, walau yang dibangun hanya sebagian," tuturnya.
Perhatian kepada faktor pencahayaan dan sirkulasi udara juga tidak boleh diabaikan. Intinya, setiap ruangan harus memenuhi syarat kesehatan. Pemberian sirkulasi bisa melalui penempatan jendela besar di salah satu sisi atau ?menggunakan lubang angin pada bagian atas. (Baca juga: Ketika Musibah Datang sebagai Peringatan)
Sementara jika Anda menginginkan rumah tumbuh dengan metode bertingkat, konsep ini paling diaplikasikan terlebih untuk model hunian minimalis. "Yang menjadi catatan ketika memilih mengembangkan hunian bertingkat adalah bagaimana merencanakan layout setiap ruang dengan cermat sehingga ketika tahapan pembangunan rumah dilanjutkan tidak perlu lagi membongkar total bangunan lama," tegasnya.
Kekuatan struktur pun wajib direncanakan saat proses pembangunan pertama sehingga tidak diperlukan suntik-menyuntik struktur lagi, dengan penambahan kolom misalnya. Demikian dengan letak tangga, meski di pembangunan awal belum dihadirkan tangga, tetapi lokasinya sudah ditentukan sejak awal.
"Sehingga ketika membangun tahap berikutnya tidak perlu repot membongkar ruang yang ada demi hadirnya sebuah tangga," papar Egha.
Desain fasad bangunan lantai 1 pun harus diselaraskan dengan fasad lantai 2, meski waktu membangunnya tidak bersamaan. Gaya desain harus sama agar tidak ada perbedaan yang mencolok dan terkesan tidak menyatu. "Lalu bagaimana saat mau lanjut tinggal kerjakan enggak perlu bongkar ini itu," sebutnya. (Baca juga: Guardiola: Arsenal Harus Percaya Pada Arteta)
Egha mengatakan, konsep ini juga sempat digunakan pada saat pihaknya menggarap rumah The Twins di kawasan Cipulir, Jakarta Selatan. Rumah tersebut mendapatkan atensi dunia internasional, dan memenangkan salah satu penghargaan pada ajang Artichizer Awards.
Pada awalnya pemilik rumah hanya memiliki dana pas-pasan, yakni Rp150 juta untuk membangun rumah. Egha menyebutkan, uang sebesar itu tidak cukup, maka dari itu pihaknya menawarkan konsep rumah bertumbuh. "Maka kami tawarkanlah konsep rumah tumbuh. Awalnya, tahap pertama cuma bangun yang pendek. Kemudian tahap dua bangun satu lantai terus didak, tahap terakhir baru yang lantai dua pada bangunan satunya," papar Egha. (Aprilia S Andyna)
(ysw)