Jokowi Akui Defisit Neraca Transaksi Berjalan Masih Menjadi Masalah
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa masalah ekonomi Indonesia terletak pada neraca transaksi berjalan. Sehingga kebijakan 2019 difokuskan pada mempermudah kepastian investasi, terutama yang berorientasi ekspor.
(Baca Juga: Jokowi Dapat Bisikan Pertumbuhan Ekonomi 2018 Capai 5,17%Jokowi menjelaskan, tahun depan akan banyak nantinya pemerintah munculkan lagi kebijakan yang makin menyederhanakan perizinan. Selain itu, juga yang makin memberikan kepastian kepada investasi ke sektor usaha.
"Ke sektor riil terutama yang berorientasi pada ekspor karena kita masih miliki masalah di neraca transaksi berjalan dan neraca transaksi perdagangan. Sehingga, kita penuhi itu," ujar Jokowi saat menutup perdagangan bursa saham Indonesia 2018 di Jakarta, Jumat (28/12/2018).
Adanya relaksasi, lanjut Jokowi, dilihat nanti karena dari kebijakan yang pemerintah keluarkan tentu saja ada evaluasi. Baik itu koreksi maupun ada tambahan. "Kebijakan yang kita harapkan bisa mempercepat, terutama untuk investasi berorientasi ekspor atau investasi mengganti barang-barang atau substitusi impor," pungkasnya.
Sementara itu sebelumnya Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai bahwa defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) sejatinya merupakan penyakit ekonomi di Tanah Air yang telah terjadi sejak masa orde baru. Bahkan, di masa orde baru defisit CAD pernah meningkat cukup drastis.
"Sejak kita mencoba melihat bahwa penyakit ekonomi kita sejak orde baru itu adalah transaksi berjalannya. Kalau ekonominya agak cepat meningkat, dia defisitnya, atau terjadi goncangan di dunia, pasti defisitnya meningkat," jelas Menko Darmin.
(Baca Juga: Jokowi Dapat Bisikan Pertumbuhan Ekonomi 2018 Capai 5,17%Jokowi menjelaskan, tahun depan akan banyak nantinya pemerintah munculkan lagi kebijakan yang makin menyederhanakan perizinan. Selain itu, juga yang makin memberikan kepastian kepada investasi ke sektor usaha.
"Ke sektor riil terutama yang berorientasi pada ekspor karena kita masih miliki masalah di neraca transaksi berjalan dan neraca transaksi perdagangan. Sehingga, kita penuhi itu," ujar Jokowi saat menutup perdagangan bursa saham Indonesia 2018 di Jakarta, Jumat (28/12/2018).
Adanya relaksasi, lanjut Jokowi, dilihat nanti karena dari kebijakan yang pemerintah keluarkan tentu saja ada evaluasi. Baik itu koreksi maupun ada tambahan. "Kebijakan yang kita harapkan bisa mempercepat, terutama untuk investasi berorientasi ekspor atau investasi mengganti barang-barang atau substitusi impor," pungkasnya.
Sementara itu sebelumnya Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai bahwa defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) sejatinya merupakan penyakit ekonomi di Tanah Air yang telah terjadi sejak masa orde baru. Bahkan, di masa orde baru defisit CAD pernah meningkat cukup drastis.
"Sejak kita mencoba melihat bahwa penyakit ekonomi kita sejak orde baru itu adalah transaksi berjalannya. Kalau ekonominya agak cepat meningkat, dia defisitnya, atau terjadi goncangan di dunia, pasti defisitnya meningkat," jelas Menko Darmin.
(akr)