Harga Minyak Mentah Dunia Memulai 2019 dengan Kenaikan

Rabu, 02 Januari 2019 - 09:17 WIB
Harga Minyak Mentah...
Harga Minyak Mentah Dunia Memulai 2019 dengan Kenaikan
A A A
SINGAPURA - Pasar minyak mentah dunia mengawali tahun baru 2019 di wilayah positif pada perdagangan, Rabu (2/1/2019) ketika para pelaku pasar bersiap menghadapi tahun dengan kemungkinan bergejolak. Kondisi ini terjadi di tengah melambungnya pasokan minyak mentah Amerika Serikat (AS), ditambah kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global.

Seperti dilansir Reuters, pagi ini terpantau harga minyak mentah berjangka Internasional, Brent diperdagangkan ke level USD54,31 per barel pada pukul 01.26 GMT, atau meningkat 51 sen atau 1% dibandingkan penutupan akhir tahun 2018. Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) menguat 44 sen yang setara 1% menjadi USD45,85 per barel.

Para pelaku pasar mengaku optimistis ke depannya, harga minyak mentah bakal terangkat seiring penguatan pasar saham. Meskipun secara keseluruhan sentimen pasar minyak relatif lemah. Harga minyak dunia pada 2018 berakhir dengan kerugian untuk pertama kalinya sejak 2015, pasca kuartal keempat dihantam gejolak untuk membuat pembeli meninggalkan pasar.

Hal tersebut lantaran peningkatan kekhawatiran bakal terjadinya banjir pasokan dan sinyal variatif terkait dengan sanksi baru AS terhadap Iran. "Harga minyak mencatat penurunan tahunan pertama mereka dalam tiga tahun di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi global. Serta kekhawatiran melimpahnya pasokan yang berkelanjutan," kata Adeel Minhas, seorang konsultan di Rivkin Securities Australia.

Sepanjang 2018, minyak mentah berjangka Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS merosot hampir 25% sedangkan Brent anjlok mendekati 20%. Prospek untuk 2019 yang penuh dengan ketidakpastian, kata para analis, termasuk kekhawatiran perdagangan AS dan China ditambah negosiasi Brexit, serta ketidakstabilan politik serta konflik di Timur Tengah.

Sebuah jajak pendapat yang digelar Reuters, menunjukkan harga minyak dunia diperkirakan bakal berada di bawah USD70 per barel pada 2019 karena surplus produksi, sebagian besar dari Amerika Serikat, dan melambatnya pertumbuhan ekonomi melemahkan upaya yang dipimpin oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk memotong pasokan dan menopang harga.

Di sisi produksi, semua mata akan tertuju pada peningkatan yang sedang berlangsung dalam output A.S serta disiplin kebijakan pengurangan pasokan yang dipimpin OPEC dan Rusia. Produksi minyak mentah AS terakhir kali dilaporkan pada rekor 11,7 juta barel per hari pada akhir Desember 2018 untuk menjadikan Amerika produsen minyak terbesar di dunia melewati Rusia dan Arab Saudi.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0773 seconds (0.1#10.140)