Sri Mulyani: Saya Bukan Hobi Kumpulkan Pajak
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengaku heran dirinya disebut hobi mengumpulkan pajak. Padahal, hal itu dilakukan untuk meningkatkan pendapatan negara dalam menjalankan pembangunan infrastruktur yang bakal dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
"Pointnya adalah kita harus melihat struktur labour market kita, siapa yang bekerja untuk dapat apa dan untuk siapa. Bukan saya hobi mengumpulkan pajak, itu karena konstitusi meminta kita supaya negara hadir di berbagai hal. Negara hadir itu pasti ada ongkosnya," ujar Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (8/1/2019).
Lebih lanjut, terang dia menekankan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan terus menjaga kebijakan fiskal sesuai amanat APBN 2019 yang telah ditetapkan. Salah satunya meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia agar sesuai target yang diharapkan.
"Kami di Kemenkeu yang menjaga kebijakan fiskal, kita akan mencoba melihat masa depan sambil mengelola masa kini. Jadi kita tetap menjaga masa kini supaya tetap kredibel, untuk 2019 kita melihat trennya seperti ini," paparnya.
Mantan Direktur Bank Dunia itu mencontohkan bahwa ekonomi Indonesia semakin membaik dengan pertumbuhan ekonimi yang di atas 5%. Ditambah rupiah yang terus menguat diklaim menjadi bukti fundamental ekonomi Indonesia masih kokoh.
"Jadi yang bagus, karena kita sudah menyelesaikan infrastruktur. Maka daya tarik kita, inflasi rendah, depresiasi terjadi, Indonesia menjadi negara yang dilihat," jelas dia.
"Pointnya adalah kita harus melihat struktur labour market kita, siapa yang bekerja untuk dapat apa dan untuk siapa. Bukan saya hobi mengumpulkan pajak, itu karena konstitusi meminta kita supaya negara hadir di berbagai hal. Negara hadir itu pasti ada ongkosnya," ujar Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (8/1/2019).
Lebih lanjut, terang dia menekankan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan terus menjaga kebijakan fiskal sesuai amanat APBN 2019 yang telah ditetapkan. Salah satunya meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia agar sesuai target yang diharapkan.
"Kami di Kemenkeu yang menjaga kebijakan fiskal, kita akan mencoba melihat masa depan sambil mengelola masa kini. Jadi kita tetap menjaga masa kini supaya tetap kredibel, untuk 2019 kita melihat trennya seperti ini," paparnya.
Mantan Direktur Bank Dunia itu mencontohkan bahwa ekonomi Indonesia semakin membaik dengan pertumbuhan ekonimi yang di atas 5%. Ditambah rupiah yang terus menguat diklaim menjadi bukti fundamental ekonomi Indonesia masih kokoh.
"Jadi yang bagus, karena kita sudah menyelesaikan infrastruktur. Maka daya tarik kita, inflasi rendah, depresiasi terjadi, Indonesia menjadi negara yang dilihat," jelas dia.
(akr)