Tahun Ini, Tingkat Hunian di Jakarta Diramal Turun 2%
A
A
A
JAKARTA - Tingkat hunian di Jakarta tahun ini diproyeksikan stagnan atau bahkan turun jika dibandingkan tahun 2018. Hal itu disebabkan sejumlah isu domestik maupun eksternal yang mempengaruhi minat konsumen untuk membeli rumah di Jakarta.
Senior Associate Research Division Colliers International Ferry Salanto menyebutkan, tingkat hunian di Jakarta diperkirakan turun 2%. Dari dalam negeri, kebijakan pemerintah menaikkan suku bunga akibat imbasnya kondisi ekonomi global menjadi salah satu penyebab enggannya konsumen membeli atau menyewa properti.
"Tingkat hunian turun di 2% di Jakarta dan Jabodetabek pada tahun 2019 akibat kebijakan pemerintah yang belum menggairahkan konsumen, jadi mereka masih wait and see, padahal di tahun 2018 itu pertumbuhan tingkat hunian di Jakarta hanya 6%," ujar Ferry di Jakarta, Rabu (9/1/2019).
Sementara, tambah dia, harga sewa diperkirakan naik 1-2% di beberapa daerah. Hal ini dikarenakan beberapa daerah yang memiliki banyak permintaan namun tidak mendukung suplainya. "Di tahun ini harga bisa fluktuatif," katanya.
Secara umum, kata dia, saat ini pasar properti Jakarta sekarang menunggu momentum untuk pulih. Ferry memperkirakan setidaknya beberapa bulan setelah pemilu.
Dia menambahkan, sejumlah perusahaan teknologi finansial saat ini juga sudah mulai memperluas bisnis dan membutuhkan ruang kerja baru yang lebih besar. "Jadi tahun ini dipenuhi dengan berbagai sentimen dan faktor nonteknis," tandasnya.
Senior Associate Research Division Colliers International Ferry Salanto menyebutkan, tingkat hunian di Jakarta diperkirakan turun 2%. Dari dalam negeri, kebijakan pemerintah menaikkan suku bunga akibat imbasnya kondisi ekonomi global menjadi salah satu penyebab enggannya konsumen membeli atau menyewa properti.
"Tingkat hunian turun di 2% di Jakarta dan Jabodetabek pada tahun 2019 akibat kebijakan pemerintah yang belum menggairahkan konsumen, jadi mereka masih wait and see, padahal di tahun 2018 itu pertumbuhan tingkat hunian di Jakarta hanya 6%," ujar Ferry di Jakarta, Rabu (9/1/2019).
Sementara, tambah dia, harga sewa diperkirakan naik 1-2% di beberapa daerah. Hal ini dikarenakan beberapa daerah yang memiliki banyak permintaan namun tidak mendukung suplainya. "Di tahun ini harga bisa fluktuatif," katanya.
Secara umum, kata dia, saat ini pasar properti Jakarta sekarang menunggu momentum untuk pulih. Ferry memperkirakan setidaknya beberapa bulan setelah pemilu.
Dia menambahkan, sejumlah perusahaan teknologi finansial saat ini juga sudah mulai memperluas bisnis dan membutuhkan ruang kerja baru yang lebih besar. "Jadi tahun ini dipenuhi dengan berbagai sentimen dan faktor nonteknis," tandasnya.
(fjo)